ARTICLE AD BOX
Belum lama ini, aktris sekaligus penyanyi Korea, IU, mengungkapkan bahwa dia mempunyai Sindrom Skeeter. Hal tersebut dia sampaikan dalam sebuah video bincang-bincang berdampingan Yoo In na nan diunggah di kanal YouTube aktris itu.
Artis berumur 31 tahun ini mengaku terganggu secara corak dan emosi dengan adanya sindrom tersebut. Penjelasan IU tentang Sindrom Skeeter nan dialaminya pun mengundang simpati dari publik.
Lalu apa sebenarnya Sindrom Skeeter itu? dan apa nan dirasakan IU nan mempunyai Sindrom Skeeter? Yuk, Bunda, simak info selengkapnya.
Apa itu Sindrom Skeeter?
Sindrom Skeeter adalah reaksi alergi nan parah terhadap gigitan nyamuk, lebih tepatnya alergi terhadap protein dalam air liur nyamuk.
Melansir laman Cleveland Clinic, Sindrom Skeeter ditandai dengan adanya area pembengkakan nan luas, perubahan warna namalain tekstur kulit, melepuh, gatal, nyeri, apalagi disertai demam.
Meskipun merupakan kasus langka, Sindrom Skeeter dapat terjadi pada siapa saja, utamanya pada anak-anak, orang dewasa nan digigit oleh jenis nyamuk nan belum pernah mereka temui sebelumnya, dan seseorang nan sistem kekebalan tubuhnya terganggu.
Artis Korea IU ungkap dirinya mempunyai Sindrom Skeeter
Dalam aktivitas bincang-bincang berdampingan Yoo In na, IU menjelaskan perincian Sindrom Skeeter nan dialaminya. "Sindrom ini menyebabkan kulit melepuh dan sangat sakit sehingga saya kudu minum obat pereda nyeri. Ini seperti alergi nyamuk." ucap IU, dilansir Korea Joongang Daily.
IU juga bercerita bahwa nyamuk selalu menggigit area wajahnya dan meninggalkan jejak luka. Bahkan, area nan pernah digigit nyamuk saat dia mini pun tampak seperti kulit rusak.
Luka tersebut juga mengeras dan tidak terasa sakit sedikitpun meski IU tusuk dengan jarum. Saking parahnya, artis berjulukan original Lee Ji Eun ini mengaku bahwa dia kudu meminum antibiotik lantaran Sindrom Skeeter.
Dikutip dari laman webmd, Sindrom Skeeter dapat dicegah dengan beberapa cara. Misalnya, mengelola area nan menampung air nan berpotensi menjadi sarang nyamuk dan dapat memicu gigitan nyamuk.
Selain itu, penggunaan obat nyamuk juga bisa dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk. Namun, penggunaan obat nyamuk perlu dilakukan sesuai petunjuk untuk memastikan obat nyamuk digunakan secara aman.
Kemudian, menggunakan busana panjang dan tebal dapat meminimalkan gigitan nyamuk. Penting juga untuk merawat barang-barang dengan larutan insektisida nan dapat membunuh nyamuk seperti Permethrin.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)