Hukum Puasa Setengah Hari Bagi Ibu Menyusui Dalam Islam

Jakarta -

Ibu menyusui juga tak sabar mengikuti ritme puasa Ramadhan. Tetapi, sering kali busui merasa lemas lantaran proses menyusui terus menerus. Lantas, gimana norma puasa separuh hari bagi ibu menyusui dalam Islam?

Euforia Ramadhan dengan segala ganjaran pahala berlipat dari beragam ibadah nan dilakukan membikin semua umat Muslim bersuka cita menyambut momen tersebut. Tak terkecuali para ibu menyusui nan tetap aktif mengASIhi anak-anaknya. Momen ini pun tetap mengundang mereka untuk ikut serta menjalankan ibadah puasa.

Seperti diketahui, puasa Ramadhan hukumnya wajib ya, Bunda, bagi semua umat muslim. Hal ini pun juga bertindak bagi para Bunda nan sedang menyusui.

Meski demikian, ibu nan menyusui Si Kecil memang mendapatkan kelonggaran dari tanggungjawab tersebut. Allah SWT memberikan kelonggaran bagi para ibu menyusui untuk tidak bertanggung jawab puasa, apalagi hingga satu bulan penuh.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW nan dikutip dari kitab Majelis Ramadhan karya Muhammad Shalih Al-Utsaimin:

إنَّ اللهَ وَضَعَ عَنِ المُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلَاةِ وَالصَّومَ عَنِ المُسافِرِ وَعَنِ المُرضِعِ وَعَنِ الْحُبلى

Artinya: "Sesungguhnya Allah telah menggugurkan separuh sholat bagi musafir serta mencabut tanggungjawab puasa bagi musafir, wanita menyusui, dan wanita hamil." (HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Walaupun diberikan kelonggaran, bagi Bunda nan sedang menyusui dan tetap berambisi ikut serta berpuasa, perihal ini tidaklah dilarang ya, Bunda. Hal ini dikarenakan norma berpuasa nan beranjak dari nan wajib menjadi dibebaskan, memandang gimana kondisi kesehatan Bunda dan bayi nan dikandung.

Mazhab-mazhab terbesar nan dianut oleh umat Islam juga beranggapan tentang apakah boleh bagi seorang ibu menyusui berpuasa separuh hari ataupun penuh selama Ramadhan nanti.

Menurut para ustadz Islam juga norma ibu menyusui bahwasanya adalah boleh dilakukan ataupun tidak. Hal ini semua berasas kemauan serta kondisi kesehatan nan dimilikinya serta janin nan dikandung.

Bolehkah ibu menyusui puasa separuh hari?

Bagi anak-anak nan baru belajar berpuasa, biasanya mereka memulainya dengan puasa separuh hari ya, Bunda. Tetapi, apakah formula ini bisa bertindak untuk para ibu menyusui nan mau ikut serta puasa Ramadhan ya, Bun?

Dari sabda Rasulullah SAW nan menjelaskan pencabutan norma wajib puasa, perihal itu hanya bertindak pada orang dewasa nan sedang sakit, bermusafir, serta mengandung namalain menyusui. Sehingga, orang dewasa nan tidak termasuk dalam kategori tersebut, haram hukumnya bagi mereka untuk berpuasa separuh hari maupun satu hari penuh.

Dengan kondisi sehat tanpa adanya penyakit nan diderita namalain kondisi nan menyulitkan untuk berpuasa, maka dia termasuk dalam kategori muslim nan wajib sekali menunaikan puasa secara penuh. 

Hal ini berbanding terbalik dengan anak-anak nan belum melewati masa baligh-nya. Anak-anak di sekitar umur tersebut, memang diperbolehkan berpuasa separuh hari dengan andaian untuk belajar berpuasa sedari dini. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Muhadzzab:

  وَأَمَّا الصَّبِيُّ فَلَا تَجِبُ عَلَيْهِ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ: عَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَبْلُغَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يُفِيْقَ). وَيُؤْمَرُ بِفِعْلِهِ لِسَبْعِ سِنِيْنَ إِذَا أَطَاقَ الصَّوْمَ وَيُضْرَبُ عَلَى تَرْكِهِ لِعَشْرٍ قِيَاساً عَنِ الصَّلاَة 

Artinya, “Adapun anak kecil, maka tidak wajib baginya berpuasa, lantaran ada sabda Nabi SAW, ‘Kewajiban diangkat dari tiga orang, adalah anak mini hingga dia balig, orang nan tidur hingga bangun, orang gila sampai dia sadar.’ Anak mini berumur tujuh tahun diperintahkan untuk berpuasa seumpama dia kuat, dan anak nan sudah berumur sepuluh tahun dipukul jika meninggalkan puasa, diqiyaskan dengan shalat,” (Lihat Abu Ishaq Ibrahim Asy-Syairazy, Al-Muhadzzab fî Fiqhis Syafi’i, [Beirut, Darul Kutub Ilmiyyah], juz I, laman 325).

Adakah pengaruh ibu menyusui puasa terhadap produksi ASI?

Kekhawatiran bahwa produksi ASI terganggu lantaran waktu makan nan berubah pada waktu berbuka dan sahur kerap menghantui para ibu menyusui. Sehingga, banyak dari ibu menyusui memutuskan untuk tidak berpuasa terlebih dulu demi pasokan ASI nan aman.

Lantas, apakah ada pengaruhnya jika ibu menyusui berpuasa terhadap produksi ASI mereka ya, Bun?

Merujuk pada kitab 35 Manfaat Puasa Bagi Manusia oleh Pena Kreativa, bagi ibu menyusui dengan usia bayi kurang dari enam bulan, sebaiknya tidak berpuasa dulu untuk mencegah adanya dehidrasi dan kekurangan energi. Di samping itu, untuk ibu menyusui dengan bayi berumur lebih dari 6 bulan, maka dia diperbolehkan untuk berpuasa, dengan syarat adanya makanan pendamping ASI untuk bayinya.

Mengenai apakah ada akibat pada kandungan gizi ASI bagi busui nan tetap berpuasa, dijelaskan dari sumber kitab nan sama bahwa ada ada sejumlah intelektual di Sudan melakukan penelitian terhadap 20 orang ibu menyusui. Hal ini dilakukan untuk meneliti kandungan gizi pada ASI nan diambil sampelnya dari para ibu menyusui tersebut. Sampel tersebut berupa ASI nan diperoleh selama berpuasa dua minggu.

Umumnya, ASI mengandung jumlah protein, lemak, karbohidrat, dan mineral nan seimbang. Nah, dari meneliti sampel tersebut, diketahui bahwa selama puasa, terjadi perubahan kandungan gizi dalam ASI. Kadar laktosa, protein, sodium, kalium, kalsium, dan fosfat mengalami penurunan jumlah. Di sisi lain, untuk kadar air dan unsur besi tetap di jumlah nan sama dengan ASI tanpa berpuasa. 

Walaupun terjadi perubahan jumlah di beberapa unsur gizi, dihitung sebagai perihal nan tidak memberikan pengaruh jelek signifikan pada tumbuh kembang bayi nan dikandung. Jumlah unsur gizi nan terpenuhi dari kandungan ASI tersebut dapat digantikan dengan Bunda mengonsumsi protein berbobot tinggi di waktu sahur dan berbuka.

Simak tips puasa untuk ibu menyusui

Bagi ibu menyusui nan hendak ikut berpuasa di bulan Ramadhan, sebaiknya memang mempersiapkan diri dengan asupan terbaik saat berbuka dan sahur. Sehingga, nutrisi untuk bayi tetap terpenuhi dengan baik ya, Bunda. Berikut ini beberapa tips puasa untuk ibu menyusui nan bisa dilakukan:

1. Berjaga untuk selalu dalam kondisi hidrasi

Jumlah asupan air nan tercukupi jumlahnya merupakan kunci krusial agar tubuh terjaga dari dehidrasi. Ibu mengandung perlu mengonsumsi air mineral dengan baik, sehingga kebutuhan air dalam tubuh bakal terpenuhi sepanjang aktivitas puasa.

2. Makan dengan baik

Yang dimaksud makan dengan baik adalah dengan memperhatikan makanan dan minuman apa saja nan masuk dalam tubuh. Memperhitungkan kandungan nutrisi dan gizi nan seimbang untuk kebaikan diri dan bayi nan dikandung. Sehingga, usahakanlah untuk tidak melewatkan waktu sahur, lantaran itu adalah waktu untuk menimbun daya dalam beraktivitas di siang hari menjelang buka puasa.

3. Buka puasa tepat waktu

Seperti dengan sunnah Rasulullah SAW, sebaiknya Bunda sebagai seorang ibu nan menyusui, berbuka puasalah secara tepat waktu. Selain itu, perihal ini juga membantu mengembalikan segera daya nan lenyap di waktu sebelumnya,

4. Memerah ASI

Memerah ASI merupakan satu langkah untuk membantu aktivitas menyusui pada Si Kecil, Bun. Hal ini disebabkan jumlah ASI nan terkadang suka tak keluar dengan jumlah nan diinginkan, baik kurang ataupun lebih.

Sehingga saat ada di waktu ASI keluar dengan jumlah nan besar, sebaiknya diperah dan disimpan di suhu dingin. ASI tersebut digunakan untuk berjaga-jaga, jika ASI di kemudian hari tidak keluar dengan jumlah nan dibutuhkan.

Oh iya, Bunda, ada baiknya berkonsultasi dengan master terlebih dulu sebelum memutuskan untuk berpuasa saat menyusui. Hal ini untuk memastikan bahwa kondisi Bunda memang kondusif untuk ikut berpuasa Ramadhan nanti.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)