3 Alasan Ini Jadi Potensi Chainlink Bangkit Dari Keterpurukan

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia – Harga Chainlink (LINK) turun drastis dari US$ 17,4, sebesar 43 persen dari puncaknya di bulan Desember 2024. Penurunan ini sejalan dengan tren nan terjadi di pasar altcoin, di mana banyak mata duit mata duit digital lainnya juga mengalami koreksi dalam beberapa bulan terakhir.

Meski begitu, ada beberapa argumen kuat nan membikin para analis optimis bahwa nilai LINK bisa kembali naik dalam waktu dekat. Melansir dari crypto.news, berikut tiga aspek utama nan mendukung potensi pemulihan Chainlink.

1. Investor Masih HODL LINK

Salah satu tanda positif nan bisa menjadi sinyal pemulihan adalah penurunan jumlah LINK nan disimpan di bursa. Menurut info dari CoinGlass, saldo LINK di bursa mata duit digital turun menjadi 138,8 juta koin, level terendah sejak September 2023. Angka ini turun dari 160 juta koin pada Desember.

Penurunan saldo di bursa menunjukkan bahwa banyak penanammodal lebih memilih menyimpan LINK mereka di dompet pribadi daripada menjualnya. Biasanya, saldo LINK di bursa meningkat ketika penanammodal bersiap untuk menjual aset mereka. Sebaliknya, jika saldo menurun, itu berfaedah penanammodal percaya pada potensi kenaikan nilai dan memilih untuk menyimpannya dalam jangka panjang.

Kepercayaan ini juga dipengaruhi oleh spekulasi mengenai potensi persetujuan ETF Chainlink oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika. Jika ETF ini disetujui, maka bakal ada lebih banyak biaya investasi nan masuk.

2. Chainlink Tetap Kuat di Industri Blockchain

Selain aspek investor, Chainlink tetap menjadi pemain utama dalam ekosistem blockchain. Jaringan ini mempunyai peran krusial dalam beragam sektor, terutama dalam DeFi dan RWA.

Baca Juga: Investor Ketar-Ketir, Pi Coin Ambruk 60 Persen Pasca Rilis di Mainnet

Beberapa kelebihan utama Chainlink nan membuatnya tetap relevan yakni:

  • Jaringan oracle terbesar: Saat ini, Chainlink mengamankan lebih dair US$ 35 miliar dalam Total Value Secured (TVS), jauh lebih besar dibanding pesaing seperti Chronicle, Pyth dan RedStone.
  • Teknologi lintas blockchain nan canggih: Melalui Cross-Chain Interoperability Protocol (CCIP), Chainlink memungkinkan transfer aset antara beragam blockchain dengan lebih mudah dan aman.
  • Peran krusial dalam tokenisasi aset bumi nyata (RWA): Dengan semakin banyak aset bumi nyata nan mulai dipindahkan ke blockchain. Chainlink berada di posisi nan tepat untuk memanfaatkan pertumbuhan industri ini.

Karena Chainlink mempunyai peran nan sangat besar dalam industri blockchain, ada kemungkinan nilai LINK bisa kembali nai ketika adopsinya makin meluas.

3. Analisis Teknikal

Dari segi teknikal, sketsa nilai LINK menunjukkan pola nan bisa menjadi sinyal pembalikan tren menuju kenaikan. Meskipun nilai sempat turun drastis, LINK tetap memperkuat di atas EMA 100-minggu, nan merupakan level support kuat dalam jangka panjang.

Selain itu, para analis menemukan bahwa nilai LINK membentuk pola Megaphone, pola sketsa nan ditandai dengan garis tren nan makin melebar. Secara historis, pola ini sering kali menjadi tanda bakal adanya kenaikan besar.

Jika skenario bullish ini terjadi, nilai LINK bisa naik ke level:

  • US$ 30 (harga tertinggi November 2024).
  • US$ 35 (level retracement Fibonacci 61,8 persen).

Namun, jika nilai LINK turun di bawah pola megaphone ini, maka skenario bullish bisa batal dan nilai bisa turun lebih dalam.

Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website KincaiMedia ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di KincaiMedia bukan nasihat investasi namalain saran trading.

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. KincaiMedia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027