3 Jenis Pemeriksaan Kesehatan Bayi Baru Lahir, Bunda Perlu Tahu

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Tidak hanya orang dewasa, bayi nan baru lahir juga perlu melakukan cek kesehatan, Bunda. Kementerian Kesehatan RI pun mempunyai program nan dinamakan Skrining Bayi Baru Lahir (SBBL).

Menilik dari akun IG resmi Kemenkes, @ayosehat.kemkes, pemeriksaan kesehatan bayi ini menggunakan sampel darah nan diambil dari tumit Si Kecil. Meski begitu, Bunda tidak perlu resah lantaran pemeriksaannya sudah dijamin kondusif dan nyaman.

"Caranya? Cuma pakai sampel darah mini dari tumit bayi. Enggak perlu takut ya Bun, semua aman, nyaman, dan super krusial buat masa depan buah hati," tulis Kemenkes, dikutip pada Jumat (17/1/2025).

Tujuan pemeriksaan kesehatan bayi baru lahir

Dikutip dari laman Mediclinic, master mahir anak di Mediclinic George, Dr. Heidi Ackermann, pemeriksaan kesehatan pada bayi umumnya dilakukan untuk memberikan perhatian unik pada pertumbuhan Si Kecil Tidak hanya itu, anak juga bakal melakukan pengukuran berat badan, panjang badan, hingga lingkar kepala.

"Selama kunjungan ini, dilakukan pemeriksaan corak dan master namalain perawat memberikan perhatian unik pada pertumbuhan anak mulai dari berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan tonggak perkembangan," jelasnya.

Tidak hanya itu, selama pemeriksaan, Bunda dan Ayah juga berkesempatan untuk meminta saran maupun nasihat dari master seputar kesehatan Si Kecil.

"Orang tua juga mempunyai kesempatan ini untuk meminta nasihat dan master namalain perawat dapat mendidik orang tua tentang vaksinasi, keselamatan anak, pencapaian nan diharapkan di masa depan, dan sebagainya," ungkap Dr. Heidi.

Lantas, jenis cek kesehatan apa saja nan bisa diberikan pada bayi baru lahir? 

Cek kesehatan bayi baru lahir

child hand squeezes adult finger, holding mother's hand.  The concept of empathy, trust, care and tenderness of motherhood. blurred background

Ilustrasi Cek Kesehatan Bayi Baru Lahir/Foto: Getty Images/iStockphoto/ledynimfa

Dikutip dari akun IG Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa jenis cek kesehatan bayi baru lahir nan bisa Bunda berikan pada Si Kecil. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)

SHK merupakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah bayi mengalami gangguan pembentukan hormon tiroid bawaan namalain tidak, Bunda. Hipotiroid kongenital sendiri merupakan keadaan menurun namalain tidak berfungsinya kelenjar tiroid nan didapat sejak bayi lahir.

Mengutip dari situs resmi ayosehat.kemkes.go.id, kelenjar tiroid ini terletak pada leher bagian depan nan berfaedah untuk menghasilkan hormon tiroid. Hormon ini membantu metabolisme tubuh, pertumbuhan, dan perkembangan sistem saraf pusat.

Jika kelenjar tiroid tidak bisa memproduksi hormon tiroid dengan baik, maka Si Kecil bakal terjadi kondisi hipotiroid.

2. Skrining Hiperplasia Adrenal Kongenital (S-HAK)

Pemeriksaan S-HAK dilakukan untuk mengetahui apakah bayi baru lahir mengalami gangguan pembentukan hormon kortisol bawaan namalain tidak. Skrining ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan genetik pada kelenjar adrenal nan bisa memengaruhi produksi hormon kortisol, aldosteron, dan androgen.

Menilik dari ayosehat.kemkes.go.id, akibat pada anak bakal bervariasi berjuntai pada tipe, tingkat keparahan, waktu diagnosis, dan pengobatan nan diberikan. Jika tidak segera dilakukan skrining dan terlambat diagnosis, akibat nan terlihat adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan akibat kematian
  • Gangguan pertumbuhan
  • Permasalahan mental emosional, psikososial, dan identitas gender
  • Sering keluar masuk rumah sakit akibat kekurangan kadar gula darah di bawah normal
  • Gangguan pubertas berupa pubertas awal nan berakibat pada pertumbuhan lebih sigap tetapi menjadi pendek pada saat akhir pertumbuhan
  • Infertilitas pada anak wanita dan laki-laki (akibat adanya tumor jinak di testis)

3. Skrining Glucose-6 Phosphate Dehydrogenase (G6PD)

Skrining nan satu ini bermaksud untuk mengetahui apakah bayi kekurangan enzim nan melindungi sel darah merah namalain tidak, Bunda. Enzim ini krusial untuk menjaga sel darah merah agar tetap sehat.

Jika kekurangan enzim ini, sel darah merah mudah pecah ketika terpapar dengan aspek tertentu. Misalnya saja seperti obat-obatan tertentu, kacang-kacangan, dan jangkitan akibat suatu virus namalain bakteri.

Apabila terlambat dideteksi, bayi bakal mengalami defisiensi G6PD dan berisiko hemolisis (pemecahan sel darah merah). Kondisi ini mengakibatkan anemia berat, kandas ginjal, namalain apalagi bisa menakut-nakuti jiwa.

Pada bayi nan baru lahir, mereka bakal mengalami peningkatan kadar bilirubin (bayi kuning) nan berat sehingga menyebabkan kerusakan otak nan selanjutnya dapat mengganggu perkembangan.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa intip juga video tanda biru pada bayi baru lahir berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(mua/fir)

Loading...

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027