ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Anak sulung sering kali dipandang sebagai sosok nan lebih dewasa dan bertanggung jawab, termasuk diharuskan menjadi panutan bagi adik-adiknya. Tak terkecuali anak sulung perempuan. Pernahkah Bunda mendengar tentang eldest daughter syndrome?
Istilah ini merujuk pada tekanan dan tuntutan nan dialami oleh anak wanita pertama, nan tanpa sadar kerap dituntut untuk berdomisili lebih besar.
Eldest daughter syndrome menggambarkan akibat psikologis dari angan tinggi nan diberikan oleh orang tua dan masyarakat terhadap anak sulung perempuan.
Apa itu eldest daughter syndrome?
Meskipun tidak ada makna medis resmi untuk sindrom ini, banyak penelitian dan observasi menunjukkan bahwa anak sulung wanita seringkali mengalami emosi nan lebih berat, seperti rasa tanggung jawab nan berlebihan, stres, dan kesulitan untuk mencari identitas diri.
"Eldest daughter syndrome merujuk pada karakter anak wanita pertama. Ada beberapa atribut positif, tetapi juga beberapa pengalaman negatif nan mungkin dihadapi individu-individu ini," ungkap psikolog Kate Eshleman, PsyD, seperti dikutip dari Cleveland Clinic.
Mereka mungkin tumbuh besar dengan keharusan membantu mengurus adik-adik, mempunyai tugas namalain tanggung jawab di rumah, namalain apalagi mungkin menjadi pelampiasan emosi bagi salah satu namalain kedua orang tua.
Termasuk misalnya mempunyai tugas memasak makanan untuk keluarga, mengantar adik-adik ke aktivitas sepulang sekolah, namalain mungkin mendengarkan pertengkaran orang tua di rumah.
"Sindrom anak sulung wanita sebenarnya memang bukanlah pemeriksaan resmi. Istilah ini lebih sering digunakan sebagai istilah sehari-hari," imbuh Eshleman.
Studi ilmiah tentang eldest daughter syndrome
Sindrom ini telah mendapat perhatian besar di media sosial dalam beberapa tahun terakhir, tetapi para peneliti juga telah menemukan bukti kuat nan mendukung kecenderungan ini.
Dalam satu studi longitudinal selama 15 tahun nan dipublikasikan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology oleh para peneliti University of California-Los Angeles, ditemukan bahwa anak sulung wanita tumbuh lebih sigap dan lebih mungkin mengalami pubertas adrenal.
Pubertas adrenal melibatkan perubahan seperti pertumbuhan rambut tubuh dan aspek-aspek tertentu dari pematangan kognitif tanpa aspek-aspek pubertas lainnya, seperti perkembangan tetek dan menstruasi.
Dikutip dari Very Well Mind, studi tersebut menemukan bahwa pubertas adrenal lebih umum terjadi pada anak sulung wanita nan ibunya mengalami tingkat stres prenatal tinggi.
Tanda dan karakter anak wanita pertama
Menjadi anak wanita tertua dalam family dapat menimbulkan stres emosional tambahan. Penelitian telah menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dikaitkan dengan beragam akibat negatif, termasuk meningkatnya kecemasan, depresi, gangguan makan, dan gangguan kepribadian.
Berikut beberapa tanda dan karakter anak dengan eldest daughter syndrome:
1. Perfeksionisme
Penelitian menunjukkan bahwa anak sulung condong mempunyai perkembangan kognitif nan lebih maju, nan dapat membantu mereka menjadi lebih siap untuk jenjang akademik. Hal ini dapat menguntungkan, tetapi juga dapat berkontribusi pada ekspektasi dan perfeksionisme nan tinggi.
Anak wanita tertua mungkin mengalami tekanan nan sangat besar untuk memenuhi ekspektasi tinggi orang tua dan personil family lainnya. Hal ini bisa menjadi pacuan mencapai prestasi nan tinggi, tetapi juga dapat berkontribusi pada tingkat perfeksionisme nan tinggi dan berujung pada kesejahteraan mental.
2. Sering resah berlebihan
Kecenderungan perfeksionisme juga kerap membikin anak sulung wanita jadi sering resah dan mudah stres. Ini lantaran mereka kerap mencoba memenuhi banyak peran, mengambil terlalu banyak tugas, dan berupaya memenuhi ekspektasi semua orang.
3. Sulit mengenal identitas diri
Anak wanita mungkin juga merasa kesulitan untuk menciptakan identitas di luar peran nan diberikan oleh keluarga. Hal ini dapat menyulitkan mereka untuk mengidentifikasi dan mengejar tujuan pribadi nan terpisah dari ekspektasi orang tua.
4. Kurang percaya diri
Harapan nan tinggi dan perfeksionisme sering kali membikin anak wanita tertua merasa bahwa apa pun nan mereka lakukan tidak cukup baik. Anak jadi merasa tidak percaya diri dan enggan untuk bersosialisasi dengan orang banyak.
5. Merasa kurang dukungan
Anak sulung wanita juga kerap mempunyai karakter susah memecahkan masalah, lantaran merasa kurang support dari lingkungan sekitar. Ini juga lantaran mereka selalu merasa kudu kuat dan mandiri, sehingga kesulitan untuk meminta support saat membutuhkannya.
6. Selalu mengutamakan kepentingan orang lain
Anak sulung wanita juga mungkin merasa perlu selalu menyenangkan orang lain. Bahkan kadang sampai tidak merasa cukup baik untuk memenuhi standar lingkungan sekitar.
"Ada kemungkinan peran ini dapat memengaruhi hubungan di masa depan dan kepribadian secara keseluruhan. Ada beberapa dugaan bahwa ada peningkatan tingkat gangguan kepribadian pada anak wanita tertua," imbuh Eshleman.
7. Merasa kudu selalu bertanggung jawab
Anak wanita tertua mungkin merasa mempunyai beban tanggung jawab nan berat. Ia mungkin mengerjakan lebih banyak pekerjaan rumah tangga daripada saudara-saudaranya. Akibatnya anak jadi kurang santuy dan jadi merasa kudu selalu bertanggung jawab terhadap kebahagiaan orang lain.
Cara menghadapi sindrom anak sulung perempuan
Anak sulung wanita nan mengalami eldest daughter syndrome kerap memikul banyak beban emosional dan tanggung jawab sejak usia muda. Sebagai orang tua, krusial untuk memahami kondisi ini dan memberikan support nan tepat ya, Bunda.
Berikut beberapa tips menghadapi anak dengan eldest daughter syndrome:
1. Menghargai emosi mereka
Langkah pertama nan sangat krusial adalah mengenali tanda-tanda bahwa anak mengalami sindrom ini. Misalnya, anak jadi terlihat sering tertekan, resah namalain tidak cukup baik lantaran beban tanggung jawab nan mereka tanggung.
Sebagai orang tua, cobalah untuk lebih sensitif terhadap emosi anak, dengarkan dengan penuh perhatian saat anak berbicara, dan hindari meremehkan emosi nan sedang dialami.
2. Mendorong komunikasi terbuka
Mengajak anak sulung untuk berbincang terbuka mengenai emosi mereka dapat mengurangi tekanan nan mereka rasakan. Ciptakan waktu dan ruang nan kondusif bagi anak untuk mengungkapkan emosi tanpa rasa takut dihukum.
3. Memberikan tanggung jawab nan seimbang
Meskipun anak sulung sering diberikan peran nan lebih besar dalam keluarga, orang tua perlu memastikan bahwa pembagian tanggung jawab di rumah adalah adil. Jangan memberi anak sulung terlalu banyak tugas namalain membebankan mereka dengan tanggung jawab nan semestinya dibagi berdampingan kerabat lainnya.
4. Tidak memberi ekspektasi terlalu tinggi
Anak sulung wanita dengan sindrom ini sering kali merasa kudu sempurna dalam segala hal. Oleh lantaran itu, krusial untuk mengajarkan anak bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan mereka tidak perlu takut gagal.
5. Perhatikan kesehatan mental anak
Kesehatan mental anak sulung dengan eldest daughter syndrome kerap bermasalah lantaran tekanan dan stres nan terus-menerus. Jangan lupa untuk selalu memantau dan pastikan anak mendapatkan perhatian nan dibutuhkan, termasuk dari segi emosional.
Demikian ulasan tentang tanda dan langkah menghadapi anak dengan eldest daughter syndrome. Ingat, sebisa mungkin krusial untuk mengurangi tekanan dan ekspektasi nan terlalu tinggi ya, Bunda.
Dengan komunikasi nan tepat, anak sulung wanita dapat belajar untuk menyeimbangkan tanggung jawab dan kebahagiaan pribadi demi masa depan nan lebih terkendali.
(fir/fir)