ARTICLE AD BOX
KincaiMedia – Pemerintah Amerika Serikat saat ini menjadi sorotan lantaran tetap menyimpan Bitcoin (BTC) dalam jumlah besar, meskipun mempunyai izin untuk menjualnya. Kepemilikan Bitcoin ini menjadi perbincangan hangat, terutama setelah muncul kekhawatiran bahwa tindakan pemerintah mungkin memicu gejolak di pasar kripto.
Melansir dari finbold.com, Bitcoin nan dimiliki pemerintah ini sebagian besar berasal dari penyitaan di pasar terlarangan Silk Road. Menurut info dari Arkham Intelligence, pemerintah AS saat ini mempunyai 198.109 BTC dengan nilai luar biasa sebesar US$ 19,21 miliar. Angka ini menjadikan pemerintah salah satu pemegang Bitcoin terbesar di dunia.
Namun, rumor penjualan Bitcoin pemerintah muncul ketika beberapa laporan menunjukkan adanya aktivitas jual. Meski demikian, banyak info nan tidak konsisten, sehingga memunculkan dugaan bahwa aktivitas tersebut hanyalah kesalahan teknis. Setelah diteliti lebih lanjut, rupanya tidak ada penjualan signifikan nan dilakukan pemerintah sejauh ini.
Mengapa Pemerintah AS Memilih Menyimpan Bitcoin?
Salah satu perihal nan menarik, adalah pemerintah Amerika Serikat mempunyai Bitcoin lebih sedikit dibandingkan perusahaan seperti MicroStrategy milik Michael Saylor, nan menguasai sekitar 450.000 BTC.
Baca Juga: Comeback Trump Picu Reli Kripto: 4 Token Ini Perlu Dilihat
Namun, berbeda dengan perusahaan nan aktif membeli dan memperdagangkan Bitcoin, Pemerintah AS condong memilih untuk menyimpan aset ini, namalain dikenal dengan istilah ‘HODL’.
Meski FBI dan Departemem Kehakiman (DoJ) mempunyai izin untuk menjual Bitcoin nan disita, mereka tampaknya tetap berhati-hati. Padahal, nilai Bitcoin sedang naik tajam. Hingga 15 Januari, nilai BTC mencapai US$ 96.663, setelah sempat turun di bawah US$ 90.000 beberapa hari sebelumnya. Hal ini menunjukkan pemulihan signifikan sejak Desember.
Dampak Politik
Langkah Pemerintah Amerika untuk mempertahankan Bitcoin ini tampaknya sejalan dengan visi Presiden Terpilih Donald Trump. Selama kampanye pemilihannya, Trump menyatakan bahwa Bitcoin nan disita bakal disimpan sebagai bagian dari persediaan strategis nasional.
Kebijakan ini memicu obrolan hangat di kalangan penanammodal dan trader kripto. Para pendukung mata duit digital percaya bahwa Bitcoin bisa menjadi aset krusial lantaran nilainya nan terus meningkat, sementara para kritikus mengingatkan resiko volatilitas dan tantangan regulasi.
Keputusan untuk tidak menjual terbukti menguntungkan sejauh ini. Nilai Bitcoin nan disita meningkat dari US$ 6,4 miliar pada November menjadi US$ 6,7 miliar pada pertengahan Januari. Bahkan, pada puncaknya di tanggal 17 Desember, nilainya sempat mencapai US$ 7,4 miliar.
Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website KincaiMedia ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di KincaiMedia bukan nasihat investasi namalain saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. KincaiMedia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.