ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Seorang ibu mengandung mengeluh sakit perut dalam perjalanan menggunakan pesawat dari Dakar menuju Brussels. Ternyata itu bukan sakit perut biasa, seorang pramugari menyadari bahwa penumpang wanita tersebut segera melahirkan. Inilah cerita pramugari nan membantu proses persalinan di pesawat.
Seorang bayi wanita lahir dalam penerbangan Brussels Airlines SN202 dari Dakar ke Brussels. Menurut maskapai Brussels Airlines, proses persalinan ini dibantu seorang pramugari dan dua penumpang.
Ceritanya ini bermulai ketika seorang ibu, nan tak disebutkan identitasnya, mendatangi awak kabin tak lama setelah dimulainya penerbangan, nan biasanya menyantap waktu sekitar enam jam. Sang ibu mengeluh sakit perut. Namun, pramugari segera menyadari bahwa ibu mengandung tersebut bakal melahirkan.
Pramugari kemudian menemukan seorang perawat dan master di dalam pesawat. Menurut cerita perawat, ibu mengandung mengeluh sudah sakit perut sejak lepas landas. Mereka kemudian menyadari bahwa ketubannya pecah dan bakal melahirkan
"Perempuan itu mengandung 32 minggu dan telah mengalami sakit parah di perutnya sejak lepas landas," kata perawat berumur 22 tahun itu, menurut surat buletin Belgia Brussels Morning dilansir dari Bluewin Ch.
"Hal pertama nan saya pikirkan adalah, 'Aduh! apakah dia bakal melahirkan di pesawat?'"
Tanpa lama, dapur pesawat disulap menjadi ruang bersalin. Untungnya, pramugari, perawat, dan master bertindak cepat: Pilot pun memutar kembali pesawat. Hanya beberapa menit kemudian, bayi mini nan dijuluki Fanta itu di ketinggian 11 kilometer.
"Untungnya, semuanya melangkah lancar. Sang ibu betul-betul hebat. Dia melahirkan di lantai pesawat dan tanpa obat penghilang rasa sakit," kata perawat. Padahal dia baru saja lulus ujian dua minggu sebelumnya.
Maskapai penerbangan itu kemudian menampilkan foto pramugari dengan wajah bekerlapan sembari menggendong bayi baru lahir di samping sang ibu sebelum mendarat di Dakar.
"Selamat datang di dunia, Si Kecil Fanta! Kami berambisi dapat menyambutmu lagi suatu hari nanti," katanya.
Batas usia kehamilan naik pesawat
Ibu mengandung sebelum naik pesawat perlu memahami beberapa maskapai penerbangan mempunyai patokan pemisah usia kehamilan nan boleh naik pesawat.
Selain dari maskapai, banyak master menyarankan ibu mengandung tidak naik pesawat di usia kehamilan lebih dari 36 minggu. Banyak master nan mengkhawatirkan kemungkinan terjadi kontraksi saat di pesawat.
Dokter mahir Obstetri dan Ginekologi, dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG, mengatakan bahwa syarat utama ibu mengandung melangkah jalur udara adalah usia kehamilan tidak lebih dari 34 minggu. Secara khusus, ibu mengandung juga sebaiknya tidak berada di pesawat lebih dari empat jam.
"Kalau pesawat itu tidak lebih dari empat jam dan di usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Naik pesawat tidak ada pengaruh ke janin, nan ditakutkan terjadi kontraksi. Ini kan juga sudah ada pemisah usia ibu mengandung boleh naik pesawat dari maskapai." kata Adila kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), sebagian besar maskapai penerbangan komersial memperbolehkan ibu mengandung untuk naik pesawat hingga usia kehamilan 36 minggu.
Beberapa maskapai membatasi ibu mengandung untuk melakukan penerbangan internasional di awal kehamilan, dan beberapa lainnya mengharuskan ibu mengandung menyertakan surat dari dokter.
Kondisi ibu mengandung nan tidak dianjurkan naik pesawat
Maskapai memang mempunyai patokan mengenai usia kehamilan nan diperbolehkan naik pesawat. Namun, tidak semua ibu mengandung nan memenuhi syarat usia kehamilan boleh naik pesawat. Beberapa kondisi membikin ibu mengandung tidak dianjurkan naik pesawat.
Misalnya saja ibu mengandung nan mempunyai kondisi medis nan dapat diperburuk oleh penerbangan namalain nan memerlukan perawatan darurat.
Melansir dari beberapa sumber, berikut beberapa kondisi ibu mengandung nan tidak dianjurkan naik pesawat:
- Memiliki riwayat keguguran.
- Riwayat perdarahan vagina selama kehamilan.
- Pernah namalain sedang mengalami anemia berat.
- Tekanan darah tinggi.
- Diabetes nan tidak terkontrol dengan baik.
- Riwayat preeklamsia dan glukosuria gestasional.
- Riwayat masalah pembekuan darah.
- Berisiko mengalami persalinan prematur.
- Mengalami masalah plasenta, seperti plasenta previa namalain solusio plasenta.
- Serviks nan tidak kompeten (incompetent cervix).
- Iritabilitas uterus (UI), adalah kondisi nan menyebabkan Bunda sering kontraksi.
- Mengalami mual dan muntah parah namalain diare.
- Hamil kembar namalain lebih dari satu janin
Sebaiknya ibu mengandung berkonsultasi dulu ke master sebelum memesan tiket pesawat. Pastikan juga mendapat persetujuan dari master untuk naik pesawat, serta meminta saran untuk melakukan perjalanan nan kondusif dan nyaman.
Namun, nan tidak kalah pentingnya hubungi juga maskapai penerbangan untuk mengetahui pemisah usia kehamilan nan boleh naik pesawat.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)