ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Keterampilan sosial menjadi salah satu perihal krusial perlu dimiliki anak. Ternyata, Si Kecil nan mempunyai skill sosial baik dapat dilihat dari ciri-ciri orang tuanya.
Dilansir dari laman Kid Sense, skill sosial adalah skill nan digunakan sehari-hari untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi ini mencakup komunikasi verbal dan non-verbal seperti ucapan, mobilitas tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh.
Ketika anak mempunyai skill sosial nan kuat, mereka bakal memahami aturan-aturan baik tertulis maupun tersirat dengan orang lain.
Keterampilan sosial sangat krusial lantaran memungkinkan seorang anak untuk mempunyai dan mempertahankan hubungan positif dengan orang lain. Banyak dari skill ini nan digunakan dalam menjalin serta mempertahankan persahabatan.
Tidak hanya itu, anak nan bisa berkomunikasi dengan baik tentunya bakal menangani emosi secara efektif dan membangun hubungan nan sehat. Mereka dapat mempelajari skill ini dengan langkah memandang langsung dari kedua orang tuanya.
Spesialis Kehidupan Anak Bersertifikat dan Konselor Profesional Klinis Berlisensi, Kelsey Mora, mengungkap ada beberapa karakter orang tua nan anaknya bakal mempunyai skill sosial nan bagus.
Ciri orang tua nan anaknya mempunyai skill sosial baik
Berikut ciri-ciri orang tua nan anaknya mempunyai skill sosial baik berasas pernyataan dari Kalsey seperti dikutip dari laman CNBC Make It:
1. Melakukan obrolan nan jujur dan sesuai perkembangan anak
Daripada melindungi anak-anaknya dari topik-topik susah seperti penyakit, kematian, namalain perubahan besar dalam hidup, para orang tua nan anaknya mempunyai skill sosial baik bakal membangun hubungan saling percaya. Mereka bakal berbincang dengan Si Kecil dan mendekati percakapan susah dengan keterbukaan, kejujuran, serta kasih sayang.
"Mereka menggunakan bahasa nan sederhana dan jelas serta mengundang pertanyaan, mengajari anak-anak bahwa tidak apa-apa membicarakan topik nan tidak nyaman dan mencari dukungan," katanya.
Orang tua nan menciptakan lingkungan rumah di mana anak-anak merasa kondusif untuk mengekspresikan pikiran dan emosinya bakal membesarkan anak-anak nan mudah berkomunikasi dan memihak diri.
2. Membantu anak menyebut dan memproses emosi nan besar
Orang tua nan mempunyai anak dengan skill sosial baik bakal merasa nyaman menyebut dan menunjukkan emosi mereka sendiri di depan anak-anaknya. Hal ini termasuk kegembiraan dan keceriaan di masa-masa sulit.
"Ketika anak-anak merasa frustrasi, sedih, namalain kewalahan, mereka tidak mengabaikan emosi ini namalain mengatakan hal-hal seperti, 'Jangan menangis', 'Ini bukan masalah besar', namalain 'Kamu baik-baik saja'. Sebaliknya, mereka bakal memvalidasi pengalaman anak," kata Kelsey.
Kebiasaan ini bakal mengajarkan anak-anak bahwa semua emosi bakal membantu mereka belajar dan mempraktikkan strategi mengatasi emosi. Selain itu, anak menjadi merasa kondusif dalam mengekspresikan diri.
Ketika berantem namalain tantangan muncul, para orang tua tidak memaksakan permintaan maaf secara cepat. Sebaliknya, mereka bakal membimbing anak-anak untuk mempertimbangkan emosi orang lain dan mengusulkan beragam pertanyaan seperti berikut ini:
- "Menurutmu, gimana emosi temanku tentang apa nan baru saja terjadi?"
- "Apakah adikmu tampak baik-baik saja saat ini?"
- "Menurutmu, apa nan bisa membantu mereka merasa lebih baik?"
Hal ini bakal membantu anak-anak mengembangkan skill mengambil perspektif, memberi mereka pemahaman nan lebih baik tentang apa nan berada dalam kendali mereka. Pada akhirnya, anak bakal merasa lebih baik sehingga permintaan maaf lebih berfaedah dan hubungannya semakin kuat.
4. Mendorong pemecahan masalah dan penetapan batasan
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Zinkevych
Daripada langsung mengambil tindakan untuk menyelesaikan berantem namalain meredakan ketidaknyamanan, para orang tua justru memberdayakan anak-anak mereka untuk menghadapi tantangan sendiri.
Kelsey mengungkap alih-alih mendiktekan solusi, orang tua bakal mempertanyakan hal-hal berikut ini:
- "Menurutmu, apa nan bisa kami coba untuk menjadikan ini lebih baik?"
- "Apakah Anda mau beberapa ide? Atau Anda mau mencoba sesuatu terlebih dahulu?"
Orang tua membantu anak-anak mengenali kapan mereka perlu menetapkan batasan. Hal ini juga bakal mengajari mereka untuk mengungkapkan pemisah dengan jelas dan penuh hormat.
"Dengan menggabungkan pemecahan masalah dan penetapan batasan, orang tua membantu anak-anak mereka mengembangkan kepercayaan diri untuk memihak diri dan mengatasi tantangan sosial," ujar Kelsey.
5. Mempersiapkan dan membiarkan anak berlatih
Alih-alih mendorong anak-anak ke dalam hubungan baru dan berambisi mereka bakal memahaminya, orang tua bakal menyiapkan anak-anak mereka untuk sukses dengan persiapan. Bunda dan Ayah bakal mempersiapkan anak dan memberi mereka kesempatan untuk berlatih.
6. Gunakan permainan untuk belajar skill sosial dan emosional
Bermain bukan hanya tentang bersenang-senang, Bunda. Orang tua bakal membesarkan anak-anaknya secara sosial dan emosional melalui permainan.
Dengan bermain, anak bakal belajar langkah alami memproses emosi, mengatasi tantangan, dan membangun hubungan. Di sini, mereka juga bakal mengatasi situasi maupun emosi nan sulit.
Memprioritaskan waktu bermain nan tidak terstruktur agar anak-anak merasa terhubung dan membangun kreativitas, kerja sama, dan kepercayaan diri mereka. Tidak hanya itu, momen menyenangkan ini juga membikin anak bersiap menghadapi pengalaman baru dan mengajarkan batasan, empati, serta komunikasi.
"Dengan menghargai permainan, orang tua membangun hubungan dan kepercayaan. Dan pada saat nan sama, membantu anak-anak mereka mengembangkan skill sosial dan emosional nan sangat krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Dan ini bakal berfaedah bagi mereka seumur hidup," ujar Kelsey.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)