Diabetes Bisa Sebabkan Tuli Mendadak, Waspada Bun!

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Pernahkah Bunda mendengar bahwa glukosuria bisa menyebabkan gangguan pendengaran hingga tuli? Mari telaah mengenai glukosuria nan bisa menyebabkan tuli mendadak jika tidak dikendalikan dengan baik.

Pengendalian kadar gula darah nan jelek tidak hanya memengaruhi organ seperti mata dan ginjal, tapi juga dapat berakibat permanen pada kegunaan pendengaran. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa penderita glukosuria berisiko kehilangan pendengaran dua kali dibandingkan dengan mereka nan tidak menderita kondisi tersebut.

Menurut info American Diabetes Association, sekitar 37 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan diabetes. Di antara mereka, sekitar 34,5 juta juga mengalami gangguan pendengaran.

Bagi Bunda nan mempunyai pradiabetes, akibat kehilangan pendengaran meningkat hingga 30 persen dibandingkan dengan seseorang nan punya kadar gula darah normal. Hal ini lantaran glukosuria bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. 

Lalu apa hubungannya glukosuria dengan tuli? Berikut penjelasan mengenai masalah gangguan pendengaran nan bisa dipicu lantaran diabetes.

Diabetes bisa sebabkan tuli

Pada telinga, arteri utama menuju telinga bagian dalam dan kapiler mini di dalam telinga sangat rentan terhadap kerusakan akibat kadar gula darah nan tidak terkontrol. Jika terjadi kerusakan pada area ini, kegunaan telinga bagian dalam dapat menurun secara signifikan.

Mengutip Francisan Health, ada dua area, arteri utama ke telinga bagian dalam dan kapiler mini di telinga bagian dalam, nan jika rusak, seluruh kegunaan telinga bagian dalam pada akhirnya bakal menurun.

Kerusakan pendengaran bukan satu-satunya akibat nan dapat terjadi akibat pengendalian glukosuria nan buruk. Penderita glukosuria juga lebih rentan terhadap jangkitan telinga.

Aliran darah nan jelek pada penderita glukosuria bisa membikin mereka lebih mudah terkena jangkitan telinga. Jika jangkitan ini tidak ditangani dengan baik, Bunda mungkin memerlukan perawatan nan lebih agresif, termasuk operasi.

Selain itu, aspek genetik dan lingkungan seperti paparan kebisingan dan penyakit aterosklerotik juga dapat memperburuk kondisi tersebut. Namun glukosuria sering kali menjadi aspek nan diabaikan dalam kaitannya dengan gangguan pendengaran.

Kata penelitian mengenai glukosuria dan tuli

Penelitian menunjukkan bahwa kehilangan pendengaran dua kali lebih umum terjadi pada penderita glukosuria dibandingkan dengan mereka nan tidak mengidapnya. Risiko ini juga meningkat pada penderita pradiabetes.

Untuk mengurangi akibat tersebut, krusial bagi penderita glukosuria untuk mengikuti rencana perawatan nan dianjurkan oleh dokter. Hal ini mencakup pemantauan kadar A1C, tekanan darah, dan kolesterol.

Kehilangan pendengaran sering kali terjadi secara bertahap. Gejalanya meliputi kesulitan mendengar percakapan, merasa bahwa orang lain berbincang dengan tidak jelas, hingga sering meminta mengulang ucapan mereka. Diabetes biasanya menyebabkan penurunan pendengaran nan lambat dan umumnya tidak dapat dipulihkan.

Tanda-tanda gangguan pendengaran

Gangguan pendengaran dapat terjadi secara perlahan sehingga susah untuk diperhatikan. Sering kali, kawan dan personil family bakal menyadari gangguan pendengaran nan Bunda alami sebelum diri sendiri menyadarinya.

Tanda-tanda gangguan pendengaran, meliputi:

  • Sering meminta orang lain untuk mengulang ucapan mereka.
  • Kesulitan mengikuti percakapan dengan lebih dari satu orang.
  • Mengira orang lain bergumam.
  • Masalah mendengar di tempat nan bising, seperti restoran nan ramai.
  • Masalah mendengar anak mini dan orang lain dengan bunyi pelan.
  • Meningkatkan volume TV namalain radio terlalu keras untuk orang lain nan ada di sekitar.
  • Masalah dengan telinga bagian dalam juga dapat memengaruhi keseimbangan Bunda.

Cara mengatasi gangguan pendengaran lantaran diabetes

Meskipun kehilangan pendengaran tidak dapat dipulihkan, ada langkah-langkah nan bisa Bunda ambil agar tidak tuli. Berikut langkah mengatasi gangguan pendengaran lantaran diabetes.

1. Perhatikan ABC

A: A1C. Tes darah sederhana ini memberi tahu Bunda kadar glukosa darah rata-rata selama 2 hingga 3 bulan terakhir.
B: Blood (tekanan darah). Tekanan hipertensi membikin jantung Bunda bekerja lebih keras dari nan seharusnya. Tekanan darah kudu di bawah 130/80. 
C: Cholesterol. Angka kolesterol memberi tahu Bunda tentang jumlah lemak dalam darah. Umumnya semakin rendah LDL dan semakin tinggi HDL, semakin rendah akibat penyakit jantung.

2. Gunakan pelindung telinga

Selain itu, menggunakan pelindung telinga saat Bunda terpapar kebisingan desibel tinggi. Ini bakal mengurangi akibat masalah pendengaran nan disebabkan oleh lingkungan.

3. Cara lain nan bisa dicoba

  • Hindari penyebab lain dari kehilangan pendengaran, termasuk bunyi keras.
  • Memeriksakan pendengaran secara rutin, terutama setelah pemeriksaan diabetes.
  • Memastikan obat nan digunakan tidak mempunyai pengaruh samping nan merusak pendengaran.

Gangguan pendengaran bisa memengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Oleh lantaran itu, krusial bagi Bunda penderita glukosuria untuk memasukkan pemeriksaan telinga ke dalam agenda perawatan rutin.

Dengan pengelolaan glukosuria nan baik, tidak hanya pendengaran nan terlindungi tapi Bunda juga bakal mempunyai kualitas hidup nan lebih baik.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027