ARTICLE AD BOX
KincaiMedia– Pada malam 1 Rajab, umat Muslim dianjurkan untuk membaca angan Sayyidina Ali, nan dikutip dalam Kitab al-Ghunyah, karya Syekh Abdul Qadir Al-Jilani. Doa malam 1 Rajab ini mengandung harapan, perlindungan, dan kesejahteraan, baik duniawi maupun ukhrawi.
Sejatinya, angan ini mengawali bulan suci Rajab dengan melibatkan Allah melalui shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, nan disimbolkan sebagai “lampu hikmah” dan “sumber perlindungan.”
Dalam angan tersebut, terdapat permohonan untuk dijauhkan dari segala keburukan dan kelalaian, serta agar setiap keputusan nan diambil tidak berhujung dengan penyesalan. Ucapan ini mencerminkan kesadaran bakal kelemahan manusia nan sering terjerat dalam dosa dan kesalahan.
Pun, dalam angan ini juga berisi permohonan nan lebih spesifik, seperti kemudahan hidup, kesehatan, dan rasa syukur. Permohonan untuk “kelapangan dan kedamaian, keamanan dan kesehatan” menunjukkan pentingnya keseimbangan antara kebutuhan spiritual dan material.
Selain itu, angan ini mencakup angan untuk diberikan kesabaran, kejujuran, dan ketakwaan, nan merupakan fondasi utama dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim. Penggunaan kalimat nan penuh kasih seperti “jangan jadikan berdampingan kemudahan itu kesulitan” adalah bukti dari angan nan besar kepada rahmat dan kebijaksanaan Allah nan tak terbatas.
.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ، وَمَوَالِي النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ، وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ، وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ؛ فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، الْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ، وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ وَعَلَى أَوْلِيَائِكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَاعْمُمْ بِذٰلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ، مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
Allāhumma ṣalli ‘alā Muḥammad wa ālihi maṣābīḥil-ḥikmah, wa mawāli ni‘mah, wa ma‘ādinil-‘iṣmah, wa‘ṣimnī bihim min kulli sū’, wa lā ta’khudhnī ‘alā ghirrah, wa lā ‘alā ghaflah, wa lā taj‘al ‘awāqiba amrī ḥasrah wa nadāmah, wa arḍa ‘annī; fa inna maghfirataka liẓ-ẓālimīn, wa anā minaẓ-ẓālimīn. Allāhumma aghfir lī mā lā yaḍurruka, wa a‘ṭinī mā lā yanfa‘uka, fa innaka al-wāsi‘atu raḥmatuhu, al-badī‘atu ḥikmatuhu, fa a‘ṭinī as-sa‘ata wa ad-da‘ata, wal-amna waṣ-ṣiḥḥata, wa ash-shukra wal-mu‘āfāta wat-taqwā, wa afrighiṣ-ṣabra waṣ-ṣidqa ‘alayya wa ‘alā awliyā’ika, wa a‘ṭinī al-yusra, wa lā taj‘al ma‘ahu al-‘usra, wa‘ummim bi dhālika mahir wa waladī wa ikhwanī fīka, wa man waladanī, minal-muslimīna wal-muslimāt wal-mu’minīna wal-mu’mināt.
Artinya; Terjemahan ke Bahasa Indonesia:
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, adalah pelita-pelita hikmah, pemegang nikmat, dan sumber-sumber penjagaan. Lindungilah saya dengan keberkahan mereka dari segala keburukan. Janganlah Engkau mencabut nyawaku secara tiba-tiba tanpa persiapan namalain dalam keadaan lalai. Jangan pula jadikan akhir urusanku penuh dengan penyesalan dan kerugian. Ridhailah aku, lantaran sesungguhnya ampunan-Mu meliputi orang-orang nan zalim, dan saya termasuk dari golongan orang-orang nan zalim.
Ya Allah, ampunilah saya atas dosa-dosa nan tidak memudaratkan-Mu, dan berikanlah kepadaku karunia nan tidak memberikan kegunaan kepada-Mu, lantaran sesungguhnya Engkau Maha Luas rahmat-Mu, Maha Sempurna kebijaksanaan-Mu. Limpahkanlah kepadaku keluasan rezeki, ketenangan, keamanan, kesehatan, rasa syukur, perlindungan, serta ketakwaan. Curahkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku dan kepada para wali-Mu.
Berikanlah kemudahan kepadaku dan jangan Engkau sertakan kesulitan bersamanya. Berikanlah pula keberkahan ini kepada keluargaku, anak-anakku, saudara-saudaraku nan mencintai-Mu, serta orang-orang nan telah melahirkanku dari kalangan muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat.
Dengan mengamalkan angan Sayyidina Ali ini, seorang Muslim diingatkan bakal pentingnya memasuki bulan Rajab dengan hati nan bersih, penuh harapan, dan semangat untuk mendekatkan diri kepada Allah, membuka jalan menuju keberkahan dalam menyambut bulan suci Ramadhan.