ARTICLE AD BOX
KincaiMedia – Laporan mengenai info tenaga kerja Amerika nan bakal dirilis pada hari Jumat menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Hal ini disampaikan oleh seorang penasihat finansial terkenal berjulukan Kurt S. Altrichter di media sosial X, Rabu (8/1/2024).
Dalam unggahan terbarunya, dia menyatakan bahwa hasil nan dilaporkan dapat menentukan arah kebijakan The Fed dan pergerakan pasar di tahun 2025. Mendekati ‘adegan panas’ ini, ada kekhawatiran bahwa The Fed bakal menghentikan pemotongan suku bunga. Laporan kali ini diprediksi bakal berakibat besar pada saham, obligasi, komoditas dan mata duit kripto.
“Dalam rapat FOMC bulan Desember lalu, The Fed memberi sinyal bahwasanya pemotongan suku kembang bisa berhujung pada 2025. Namun, info ekonomi nan lebih kuat dari perkiraan sejak saat itu memunculkan kekhawatiran bahwa The Fed mungkin menghentikan pemotongan lebih cepat,” ungkap Altrichter.
Ia membeberkan bahwa ketidakpastian ini telah memberikan tekanan pada pasar saham, khususnya indeks S&P 500 (SPX), nan turun dari puncaknya di bulan Desember.
“Pemangkasan suku kembang selama 2024 memainkan peran besar dalam reli pasar. Jika The Fed memutuskan untuk berhujung memotong suku bunga, pasar bakal menghadapi tantangan baru, terutama bagi penanammodal ekuitas,” ujarnya.
Baca Juga: Tiga Biang Keladi Penyebab Anjloknya Pasar Kripto Baru-Baru Ini
Tiga Skenario nan Mungkin Terjadi
Dalam perihal ini, Altrichter membeberkan tiga skenario, masing-masing dengan akibat nan berbeda bagi pasar. Pertama, jika info menunjukkan pertumbuhan tenaga kerja nan sangat kuat, misalnya penambahan lebih dari 200.000 lapangan kerja dan tingkat pengangguran di bawah 4,1 persen, maka pasar saham dan mata uang digital condong melemah.
“Selain itu, obligasi bisa naik hingga 5 persen, sementara dolar AS menguat dan emas mengalami penurunan. Skenario ini disebut ‘telalu panas’, lantaran dapat memperburuk tekanan pada pasar,” kata Altrichter.
Kedua, adalah ‘panas nan pas’, seperti penambahan 50.000 hingga 200.000 lapangan kerja dengan tingkat pengangguran 4,1 persen hingga 4,3 persen, pasar kemungkinan bakal merespon dengan reli moderat. Saham teknologi dan sektor finansial diperkirakan memimpin penguatan, sementara emas juga dapat naik lantaran pelemahan dolar AS.
Ketiga adalah skenario ‘kurang panas’, misalkan penambahan kurang dari 50.000 lapangan kerja dan tingkat pengangguran di atas 4,3 persen. Kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi bakal meningkat. Meskipun awalnya pasar mungkin reli lantaran angan bakal kelanjutan dari pemotongan suku bunga, tekanan terhadap sektor-sektor siklikal seperti industri dan material dapat muncul. Sementara sektor melindungi seperti utilitas menjadi penopang utama.
Apa nan Harus Diwaspadai?
Resiko terbesar bagi pasar adalah jika laporan menunjukkan hasil ‘terlalu panas’, nan dapat mendorong imbal hasil obligasi ke 5 persen. Ini bakal memperbesar tekanan pada saham dan memperburuk tindakan jual.
“Sebaliknya, skenario ‘Goldilocks’ namalain ‘Panas nan Pas’, dengan penambahan pekerjaan sekitar 100.000 – 125.000, bakal menjadi hasil terbaik. Pasalnya, hasil ini dapat meredakan kekhawatiran penghentian pemotongan suku kembang dan membuka kesempatan bagi pasar untuk reli,” pungkas Altrichter.
Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website KincaiMedia ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di KincaiMedia bukan nasihat investasi namalain saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. KincaiMedia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.