ARTICLE AD BOX
Bunda tetap ingat dengan sosok penulis cilik Muhammad DeLiang Al-Farabi? Belum lama ini, dirinya mengungkap bahwa karyanya sukses masuk ke Top 15 Amazon.
DeLiang merupakan bocah berumur 13 tahun nan sukses menerbitkan lebih dari 40 titel buku. Buku-buku nan dibuat oleh DeLiang ini pun dibuat dengan ilustrasi dan menggunakan Bahasa Inggris.
Beberapa waktu lalu, sang Ayah, Ario Muhammad, membagikan rangkuman beragam aktivitas nan dilakukan oleh sang putra. Salah satunya adalah mengisi seminar dan membagikan pengalamannya dalam menulis novel.
Karya DeLiang masuk Top 15 dan Top 50 Amazon
Sang Ayah mengungkapkan ketika sang putra tetap berumur delapan tahun, DeLiang pernah mengisi seminar di sekolah Polandia. Di sini, sang putra membagikan pengalamannya menulis novel hingga tembus Top 15 dan Top 50 Amazon.
"Saat mengisi webinar dari Trenggalek untuk siswa SD-SMP di Polandia. Masih unyu, (masih delapan tahun)," tulis Ario seperti dikutip dari akun IG @ario_muhammad87.
"Berbagi pengalaman menulis novel hingga tembus Top 15 dan Top 50 Amazon UK-USA kategori Comedy and Fantasy," sambungnya.
Novel nan sukses masuk kategori Top 15 Amazon adalah Quirky Friends dan Weird Family, Bunda. Sementara novelnya nan berjudul Rigel The Last Guardian pernah masuk top 50 Amazon Book Amerika dan Inggris.
Di usia 10 tahun, DeLiang juga pernah mengisi seminar untuk guru-guru di salah satu SD di Surabaya. Karena DeLiang melakukan presentasi menggunakan Bahasa Inggris, sang Ayah pun bekerja sebagai penerjemah.
Tidak hanya itu, DeLiang pun sempat mengisi seminar-seminar ternama lainnya. Sebut saja TedX di Surakarta, Kahforward, dan seminar di sekolah internasional di Bandung ketika berumur 12 tahun. Ia juga pernah mendapat penghargaan WIPO National Award Schoolchildren 2024.
Lantas, gimana langkah kedua orang tua DeLiang mendidiknya sehingga dia tumbuh menjadi anak nan pandai dan berprestasi?
Cara mendidik DeLiang sang penulis cilik
DeLiang Si Penulis Cilik/Foto: Instagram: @ario_muhammad87
Beberapa waktu lalu, HaiBunda sempat mewawancarai DeLiang berdampingan sang Ayah, Ario Muhammad, secara eksklusif. DeLiang menyebut bahwa kemampuannya dalam menulis ini didorong oleh sang Ayah. Ketika itu, Ayahnya memberikan sebuah kitab sebagai tempat DeLiang menuliskan beragam macam hal.
"Sebenarnya saya didorong oleh Ayahku. Dia memberiku sebuah silver diary dan memintaku untuk menulis cerita pendek namalain apapun. Kemudian saya mulai tertarik untuk menulis beberapa cerita," katanya dalam Bahasa Inggris.
Sementara itu, Ario mengatakan dirinya percaya bahwa menulis di sebuah diary adalah salah satu langkah untuk anak mengungkapkan perasaannya. Dengan begitu, dia dan sang istri membiasakan anak-anaknya untuk menulis emosi dalam sebuah buku.
Ketika itu, Ario memandang DeLiang menceritakan apa saja nan dia lakukan dalam sehari. Namun, dia mengungkapkannya dalam sebuah cerita.
"Jadi ketika dia suka membaca, akhirnya kami membiasakan dia untuk menulis emosinya di buku. Dia bilangnya silver notebook, bukunya sampai sekarang kita tetap simpan, tulisan-tulisan lamanya. Jadi di situ biasanya dia menceritakan kesehariannya ngapain," jelasnya.
"Tapi kadang-kadang lantaran dia cowok, mungkin bukan kayak tipikal wanita nan suka menulis kisah mereka, akhirnya apa nan dia rasakan hari itu terkadang dia membikin beberapa cerita," tambah Ario.
Demikian kisah DeLiang si penulis cilik, Bunda. Semoga bisa memberikan inspirasi, ya.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Jangan lupa saksikan juga video cerita DeLiang penulis 30 kitab berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(mua/fir)
Loading...