Isra Miraj, Perjalanan Satu Malam Yang Menakjubkan

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, MAKKAH --Perjalanan Isra dan Miraj adalah mukjizat Nabi Muhammad ﷺ nan terjadi dalam satu malam saja. Perjalanan ajaib ini ditandai sebagai tonggak krusial dalam almanak Islam.

Dilansir dari laman MuslimSg, Perjalanan al-Isra dan al-Miraj terdiri dari perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis (Yerusalem), nan dikenal dengan al-Isra, dan kenaikan dari Baitul Maqdis ke Surga, nan dikenal dengan al-Miraj.

Perjalanan ajaib ini diyakini sebagai perjalanan jasmani dan rohani nan Rasulullah ﷺ pernah alami, dan tak terbayangkan pada masanya. Meskipun tidak ada kesepakatan bulat antara para sarjana dan sejarawan Muslim tentang tanggal pasti peristiwa ini terjadi, diyakini secara luas bahwa peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab, lebih dari setahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad ﷺ ke Madinah.

Isra dan Miraj mempunyai makna nan sangat krusial dalam kehidupan orang beriman. Saat itu berfaedah sebagai tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta\'ala dan keagungan-Nya. Peristiwa tersebut dikenal sebagai peristiwa nan ajaib lantaran sekaligus meneguhkan kenabian Rasulullah ﷺ di luar pemahaman manusia. Itu merupakan periode di mana perjalanan dari Makkah ke Yerusalem biasanya menyantap waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan.

Kenyataannya, tidak ada manusia lain nan terbukti telah pergi jauh dan melampaui alam semesta nan dikenal. Bagi Rasulullah ﷺ melakukan perjalanan dari Makkah ke Yerusalem dalam satu malam dan ke Surga, serta kemudian kembali dalam satu malam adalah di luar pemahaman manusia. Karena itu menjadi ujian keagamaan bagi para pengikut Rasulullah ﷺ dan tampilan kekuasaan Allah dan keagungan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan perjalanan ini dalam ayat Alquran berikut:

سُبحانَ الَّذي أَسرىٰ بِعَبدِهِ لَيلًا مِنَ المَسجِدِ الحَرامِ إِلَى المَسجِدِ الأَقصَى الَّذي بارَكنا حَولَهُ لِنُرِيَهُ مِن آياتِنا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّميعُ البَصيرُ

\"Mahasuci (Allah), nan telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa nan telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS Al-Isra ayat 1)

Penting untuk memahami keadaan dan latar belakang nan menyebabkan terjadinya Isra dan Mi’raj. Episode tersebut terjadi pada saat Nabi Muhammad ﷺ dihadapkan pada ujian dan kesengsaraan. Emosinya diuji dengan meninggalnya dua orang nan paling dicintai dalam hidupnya. Itu adalah tahun nan dikenal sebagai ‘Am al-Huzun atau Tahun Kesedihan.

Pamannya, Abu Thalib nan merupakan pendukung dan walinya nan gigih ketika dia tetap muda, telah meninggal dunia. Istri tercintanya, Khadijah radhiyallahu anha nan menjadi tumpuan hidupnya, penghibur mata dan hatinya, juga telah pergi di tahun nan sama.

Nabi Muhammad ﷺ terus mengabdi kepada Rabb dengan melayani umat manusia dan tekun dalam menyampaikan pesan Kebenaran. Ditolak oleh suku Quraisy, Rasulullah ﷺ pergi ke luar Makkah ke Kota Taif dengan angan nan mendalam agar orang-orang di sana lebih terbuka untuk mendengarkan dan menyambut pesannya.

Namun, dia tidak hanya ditolak oleh orang-orang Ta\'if tetapi dia juga dihina dan diserang. Batu dilemparkan ke arahnya nan membuatnya terluka. Disakiti secara corak dan ditolak secara emosional, seorang malaikat dikirim ke Rasulullah ﷺ menanyakan apakah dia mau Orang Ta'if dihancurkan lantaran tindakan kekerasan mereka terhadap Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.

Sebagai Nabi Pengasih dan Penyayang, Rasulullah ﷺ mengampuni mereka. Dia bermohon tidak hanya untuk mereka tetapi juga untuk generasi Ta'if nan bakal datang agar berada di antara mereka nan bakal menerima risalah-Nya dan berada di antara orang-orang nan beriman.

Dengan latar belakang inilah Rasulullah ﷺ dikaruniai oleh nan Maha Penyayang dengan karunia unik untuk melakukan perjalanan ajaib ini. Itu adalah hikmah bagi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam nan sedang menghadapi kesulitan berat dan telah melalui ujian dan tantangan. Sejujurnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak meninggalkan hamba-Nya, apalagi kekasih-Nya, Rasulullah.

sumber : Dok Republika

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027