ARTICLE AD BOX
Apakah anak tiba-tiba sering terbangun di tengah malam meski sudah mempunyai agenda tidur nan rutin? Bisa jadi mereka mengalami regresi tidur, Bunda.
Regresi tidur merupakan suatu periode waktu di mana tiba-tiba bayi nan tertidur nyenyak mengalami kesulitan untuk kembali tenang. Selain itu, ketika terbangun, umumnya mereka bakal rewel di tengah malam.
Saat bayi mulai membentuk ritme tubuhnya, agenda nan mereka ikuti mungkin tiba-tiba bakal berubah. Mereka mungkin beranjak dari tidur lebih lama di malam hari menjadi bangun di setiap beberapa jam.
"Sangat umum jika bayi mengalami pasang surut dalam kemampuannya untuk tidur nyenyak," ujar Dokter Spesialis Anak, Heidi Szugye, DO, IBCLC, dikutip dari laman Cleveland Clinic.
Sejak usia dini, bayi menghabiskan lebih banyak waktu di kasur untuk tidur nyenyak. Seiring bertambahnya usia, pola tidur mereka mulai berubah melalui fase tidur nyenyak dan ringan mirip seperti nan dilakukan oleh orang dewasa.
Menyesuaikan diri dengan fase tidur nan lebih ringan bisa membikin bayi lebih mungkin untuk terbangun sebentar, sehingga menyebabkan adanya kemunduran sementara namalain regresi.
Kapan regresi tidur terjadi?
Waktu terjadinya regresi tidur berbeda-beda pada setiap anak, Bunda. Meski begitu, sering kali dilaporkan kondisi ini terjadi sekitar usia empat bulan.
Regresi lainnya bisa terjadi berbarengan dengan lonjakan pertumbuhan dan tonggak perkembangan sepanjang tahun pertama Si Kecil. Namun, riset belum menunjukkan regresi terjadi pada usia tertentu.
"Ini (regresi tidur) berbeda untuk setiap anak," papar dr. Szugye.
Regresi pun biasanya melangkah sekitar satu namalain dua minggu sebelum akhirnya anak kembali ke rutinitas awalnya. Lantas, seperti apa tanda anak mengalami regresi tidur?
Tanda anak mengalami regresi tidur
Ilustrasi Regresi Tidur/Foto: iStock
Ada beberapa tanda anak mengalami regresi tidur nan perlu Bunda perhatikan. Berikut ini deretannya seperti dikutip dari laman What To Expect dan Medical News Today:
- Lebih sering terbangun di malam hari
- Anak susah tertidur di waktu tidur
- Meningkatnya kerewelan
- Anak mudah tersinggung
- Tiba-tiba mengalami resistensi terhadap tidur siang
- Tidur siang lebih singkat
- Perubahan rutinitas tidur siang
- Tidur dengan gelisah
- Sulit untuk tidur kembali
Bisakah regresi tidur dicegah?
Menilik dari laman What To Expect, tidak ada langkah nan bisa dilakukan untuk mencegah regresi tidur. Hal ini lantaran kondisi tersebut merupakan bagian normal dari masa bayi dan balita.
Sementara itu, mengikuti rutinitas sebelum tidur dan agenda tidur dapat membantu mengurangi kemungkinan masalah tidur. Jika bersabar, Bunda dan Ayah pasti bisa melalui fase ini.
Meskipun regresi tidur bakal berhujung dengan sendirinya setelah beberapa waktu, jangan ragu untuk menghubungi master jika Bunda mempunyai kekhawatiran namalain pertanyaan seputar waktu tidur anak.
Jika bayi tidak bisa tidur lantaran sakit, itu tandanya Bunda kudu segera menghubungi master anak. Sakit nan dimaksud ini termasuk mereka demam tinggi di usia enam bulan namalain lebih, keluarnya cairan dari hidung, batuk, pembengkakan kelenjar, namalain sakit telinga.
Cara mengatasi regresi tidur
Dilansir dari Medical News Today, ada beberapa perihal nan bisa Bunda lakukan untuk mengatasi regresi tidur pada anak. Berikut ini Bubun bantu bagikan ulasannya:
- Menetapkan rutinitas tidur untuk bayi
- Mempertahankan agenda bangun untuk membantu mengatasi rasa lelah
- Menciptakan lingkungan nan sejuk dan gelap untuk tidur
- Menunggu sebelum menanggapi tangisan anak
- Membiarkan anak tertidur di tempat tidur daripada di tempat lain untuk membangun rutinitas
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Jangan lupa saksikan juga video tanda anak kurang tidur berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(mua/fir)
Loading...