Ketahui Kondisi Fibrilasi Atrium Pada Jantung, Benarkah Berisiko Stroke?

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Kesehatan jantung sangat krusial untuk diperhatikan, Bunda. Seiring dengan bertambahnya usia, semakin banyak penyakit nan bisa menyerang jantung, misalnya saja seperti fibrilasi atrium (FA).

Fibrilasi atrium sendiri merupakan kelainan nan irama di serambi jantung namalain atrium. Artinya, degub jantung nan awalnya berdebar secara reguler menjadi irreguler.

"Kita lihat di EKG (elektogram) jarak degub satu ke degub lain itu beda-beda bentuknya. Di mana di serambi itu bisa denyutnya sampai seratus kali per menit," ungkap Consultan Cardiologist Interventional Cardiologist, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, SpJP(K), FIHA., FAsCC, dalam aktivitas Konferensi Pers Heartology Cardiovasclar Hospital, Rabu (8/1/2025).

"Tapi pastinya sering merasakan ada keluhan seperti berdebar namalain tidak nyaman namalain hanya capek," sambungnya.

Kasus fibrilasi atrium di Indonesia

Dalam kesempatan nan sama, dr. Dicky menyebut bahwa nomor kasus fibrilasi atrium di Indonesia tetap cukup banyak. Meski begitu, info nan didapatkan saat ini tetap belum maksimal.

"Di Indonesia, walaupun ini datanya kurang lengkap, ya sekitar nan kuning (cukup tinggi). Kurang komplit dalam artian apa? Pendeteksiannya tetap belum maksimal namalain optimal," paparnya.

"Sebagai contoh, di Eropa dan di Amerika kita bisa lihat prevalensinya tinggi lantaran mungkin deteksinya nan jauh lebih menyeluruh untuk populasinya," tambahnya.

Kasus fibrilasi atrium ini juga sangat berasosiasi dengan aspek usia, Bunda. Semakin tua seseorang disebut akan semakin berisiko.

Tidak hanya itu, dr. Dicky juga mengatakan kondisi ini turut dipengaruhi oleh genetik serta ras tertentu. Ia juga menyebut kondisi FA lebih tinggi terjadi pada laki-laki.

"Jadi saat ini akibat laki-laki terkena FA lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan perempuan. Usia, etnisitas, seks, dan genetik, ini adalah perihal nan enggak bisa kita ubah, itu sudah bawaan dan tidak bisa diganti," jelasnya.

Dokter Dicky menyebut, kondisi fibrilasi atrium juga berisiko lebih tinggi menyebabkan stroke, Bunda.

Hubungan fibrilasi atrium dengan stroke

Ilustrasi Fibrilasi Atrium

Ilustrasi Fibrilasi Atrium/Foto: iStock

Dalam aktivitas nan sama, dr. Dicky mengungkapkan bahwa akibat paling berat dari fibrilasi atrium adalah terjadinya stroke. Hal ini terjadi lantaran darah nan yang membeku mengalir ke otak.

"Atrium namalain serambi kan harusnya memompa, tetapi saat terjadi fibrilasi atrium, dia hanya bergetar saja. Saat dia hanya bergetar ya bilik ini (serabi satunya) tetap bakal memompa tetapi irreguler. Tapi bilik namalain serambi (satunya) hanya bakal bergetar. Artinya darah di dalam atrium ini tidak mengalir normal lagi. Apa nan terjadi jika darah tidak mengalir dengan baik? Pembekuan," paparnya.

"Pembukuan darah ini akhirnya bisa lepas dan mengikuti aliran darah. Apa nan paling dekat jika jantung memompa? Itu nan paling dekat adalah otak, menyumbat, akhirnya menjadi stroke. Sehingga pasien dengan ini mempunyai akibat lima kali lebih tinggi untuk terjadi stroke," sambung dr. Dicky.

Fibrilasi atrium sendiri tidak menyebabkan kematian secara langsung, Bunda. Namun, kondisinya tetap perlu diperhatikan terlebih jika menyebabkan stroke.

"FA sendiri tidak bikin meninggal secara langsung. Tapi jika sampai stroke, stroke pada FA itu berbeda dengan stroke lantaran usia. Tapi dia lantaran pembekuan darah, itu ukurannya biasanya cukup besar sehingga pembuluh darah otaknya langsung tersumbat nan cukup besar. Artinya stroke-nya itu besar, jadi itu nan sangat dikhawatirkan," jelasnya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa saksikan lagi video pencegahan stroke di usia muda berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(mua/fir)

Loading...

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027