Kisah Fanny Kondoh 2 Kali Gagal Bayi Tabung Hingga Tahu Hamil Setelah Suami Meninggal

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Fanny Kondoh adalah istri dari mendiang Hajime Kondoh, adalah Presiden Direktur Marugame Udon di Indonesia. Saat ini, Fanny tengah mengandung anak pertamanya, Bunda.

Di kembali kisah senang kehamilannya, terselip cerita sedih ketika Fanny mengetahui buletin tersebut setelah sang suami meninggal bumi lantaran kanker. Fanny mengandung melalui program bayi tabung dan menjalani proses transfer embrio sebelum sang suami meninggal dunia.

Perjalanan Fanny dan mendiang suami untuk mendapatkan anak

Fanny resmi menikah dengan Hajime Kondoh pada tahun 2017. Dua tahun menikah, keduanya silam menjalani program bayi tabung untuk mendapatkan momongan. Namun, Fanny mesti merasakan sedih lantaran dua kali kandas transfer embrio.

"Nikah 2017 lenyap nikah kok belum punya anak, akhirnya saya bayi tabung itu tahun 2019. Dua kali embrio transfer, sempat mengandung terus keguguran," ungkapnya, dikutip dari YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo. HaiBunda sudah meminta izin untuk mengutip konten ini.

Fanny sempat merasa kandas menjadi istri lantaran tidak bisa memberikan keturunan. Namun, sang suami tak mau menyalahkannya. Suami Fanny malah sempat menyarankan untuk mengambil bayi. Namun lantaran satu dan lain hal, Fanny dan mendiang suami tak melanjutkan rencana adopsi.

Fanny diketahui menderita sindrom polikistik ovarium (PCOS), sehingga susah untuk hamil. Ia pun memilih bayi tabung lantaran langkah ini dianggap tepat untuk membantunya mendapatkan anak.

"Aku terkena PCOS, sel telur saya kecil-kecil, tapi menstruasi saya lancar. Jadi mau berasosiasi (intim) seperti apa pun tidak bakal mengandung lantaran telur kecil-kecil. Makanya pilih bayi tabung," ungkap wanita berjulukan original Sherly Fanny ini.

Setelah dua kali kandas bayi tabung, Fanny lantas memutuskan untuk pindah klinik fertilitas. Di klinik nan baru, master menemukan bahwa Fanny juga mengalami pengentalan darah. Kondisi tersebut menyebabkan janin dalam kandungannya tak bisa memperkuat setelah dilakukan transfer embrio, Bunda.

Fanny KondohFanny Kondoh/ Foto: YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo

Fanny putuskan transfer embrio untuk penuhi permintaan suami

Fanny sempat tak melanjutkan transfer embrio nan ketiga lantaran sang suami didiagnosis kanker. Saat itu, master juga memvonis suami Fanny hanya mempunyai sisa waktu enam bulan lantaran kanker sudah menyebar ke tubuhnya.

Setelah mengetahui perihal tersebut, suami Fanny berupaya membujuk istrinya untuk melakukan transfer embrio. Mendiang Hajime Kondoh rupanya mau sang istri mengandung agar sang anak nan lahir kelak dapat melindungi ibundanya.

"Selama enam bulan itu dia selalu bilang, 'Sayang, ayolah embrio transfer'. Waktu itu belum (embrio transfer), saya mikir tetap muda 29 tahun, suami kanker, punya anak, sanggup enggak? Aku takut. Aku bilang ke dia (suami), 'Aku takut, gimana saya membesarkan anak ini tanpa kamu? Nafkahnya bagaimana?'," ungkap Fanny.

"Suami saya tetap mohon-mohon ke saya tiap bulan, sampai saya akhirnya luluh. Aku pikirnya, ya sudah transfer saja embrionya, enggak usah pressure ini kudu hamil, nan krusial melakukan apa nan dia minta. Siapa tahu jika hamil, ada rasa mau berharap hidup lebih, mungkin bisa sembuh."

Fanny pun berkejar-kejaran dengan waktu untuk melakukan transfer embrio. Sebab, dia hanya bisa melakukan prosedur ini sebelum suaminya wafat.

"Aku tanya ke dokter, jika suami meninggal bisa embrio transfer enggak? Kata master enggak bisa. Kalau suami meninggal namalain pisah enggak boleh, lantaran kudu dua-duanya berdampingan suami istri, itu patokan negara. Makanya saya ngejar-ngejar waktu, dokternya mengusahakan saya banget," ungkapnya.

Di bulan pertama, transfer embrio tidak bisa dilakukan lantaran rahim Fanny belum siap. Di bulan kedua, transfer pun dilakukan oleh dokter.

"Di bulan pertama dia (dokter) bilang rahim saya tidak capable untuk embrio transfer, akhirnya bulan depan diusahakan banget. Dokternya pun pas trensfer embrio tuh bilang, 'Bismillah semoga Anda gantiin papamu ya, jagain mama'," kata Fanny.

Fanny mengetahui kehamilan setelah suami meninggal

Fanny mengetahui kehamilannya setelah sang suami meninggal dunia, Bunda. Namun, sebelum meninggal, suami Fanny seolah-olah sudah mengetahui buletin baik ini. Mendiang Hajime Kondoh apalagi sudah menyiapkan nama untuk calon anaknya.

"Ketika dia sakaratul maut, itu dari pagi, tensinya turun terus, dia pegang perut saya dan bilang, 'Ya Allah, lindungilah anak dan istriku, saya enggak apa-apa jika pergi, tapi lindungi istri dan anak aku'. Padahal itu baru seminggu embrio transfer kan, belum tahu mengandung namalain enggak. Tapi dia tahu jika ini bakal mengandung dan dia sudah menyiapkan nama nan pakai kanji," ujar Fanny.

"Jadi Senin embrio transfer, Selasa suami saya rawat inap, Selasa depannya dia wafat."

Kepergian sang suami membikin Fanny syok. Ia pun enggan makan hingga berat badannya turun sampai 10 kilogram (kg).

Akibat kondisi kesehatan nan terus menurun, Fanny dilarikan ke rumah sakit. Dari situ, dia inisiatif untuk melakukan tes darah beta hCG. Fanny mau memastikan kehamilannya agar bisa memulihkan kesehatannya, Bunda.

"Aku percaya saya enggak mengandung lantaran berat sudah turun 10 kilo, muntah-muntah terus lantaran syok. Sehari setelahnya saya masuk UGD lantaran GERD. Tapi saya ada feeling, akhirnya saya cek beta hCG," ungkap Fenny.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar beta hCG dalan tubuh Fanny tinggi, nan artinya sudah terjadi kehamilan. Namun, untuk memastikannya lagi, Fanny menunggu seminggu untuk cek ke klinik bayi tabung.

"Besoknya (setelah cek hCG), saya mencoba makan, minum, menunggu seminggu dan saya diminta cek darah," ujarnya.

Fanny pun dinyatakan mengandung oleh dokter. Saat ini, usia kehamilan Fanny sudah masuk trimester ketiga dan kondisi janinnya dalam keadaan sehat.

Fanny tak mau berkecil hati meski menjalani kehamilan tanpa suami. Ia mau anaknya kelak juga tak merasa kekurangan kasih sayang lantaran tak mempunyai ayah.

"Kazuki jangan berkecil hati jika Anda terlahir yatim. Rasulullah lahir di bumi ini juga yatim, tapi Allah jaga. Nabi Isya juga lahir tanpa seorang ayah, Allah pelihara. Kamu jangan resah tangki kasih sayang Anda kurang lantaran ayah sudah enggak ada, tapi ayah itu selalu jagain kita dan papamu orang nan baik. Mama adalah istri nan sangat dicintai, ibu adalah istri nan senang jadi insyaallah ibu bisa jadi ibu nan senang untuk kamu. Jangan takut kekurangan, Allah berdampingan kita, Allah jaga Anda nak," kata Fanny.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027