Makin Banyak Perempuan Pilih Aplikasi Ketimbang Kontrasepsi Untuk Tunda Kehamilan, Alasannya..

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Penggunaan aplikasi kesuburan untuk merencanakan kehamilan namalain menunda kehamilan semakin populer, terutama di kalangan wanita muda. Fenomena ini semakin meningkat, dengan banyak wanita memilih aplikasi daripada menggunakan perangkat kontrasepsi tradisional seperti pil KB namalain kondom. 

Aplikasi pencarian kesuburan adalah pilihan relatif baru nan digunakan beberapa orang. Aplikasi ini menggunakan pengukuran seperti suhu tubuh untuk memprediksi ovulasi sehingga pengguna tahu kapan dia kemungkinan besar bisa mengandung setiap bulan namalain siklus menstruasi dan dapat menghindari hubungan seksual namalain menggunakan kondom pada hari-hari tersebut.

Mengutip laman BBC, Dr. Paula Baraitser kepala medis dari penyedia jasa kesehatan seksual cuma-cuma mengatakan beberapa pasien nan dia temui beranjak ke aplikasi setelah kesulitan dengan pengobatan hormonal seperti pil. Menurutnya, minum pil hormon dapat mengubah tubuh dan setiap orang mempunyai respons nan sangat berbeda, baik positif maupun negatif. 

"Sebagai contoh, estrogen sering mengurangi jerawat dan metode hormonal kombinasi, seperti pil kombinasi, plester, namalain cincin, membantu mengontrol perdarahan. Di sisi lain, beberapa orang mungkin mengalami perubahan suasana hati namalain perubahan libido mereka." kata Dr. Paula Baraitser kepala medis dari penyedia jasa kesehatan seksual cuma-cuma dikutip dari laman BBC. 

Dr. Baraitser mengatakan bahwa proses ini bisa berupa percobaan dan kesalahan, berpindah-pindah antara metode sampai menemukan nan cocok.

Alasan pakai aplikasi pencari kesuburan

Berikut ini rangkuman pengalaman beberapa wanita nan memilih menggunakan aplikasi daripada perangkat kontrasepsi untuk tunda kehamilan.

1. Kesejahteraan mental meningkat

Georgia, berumur 25 tahun dan berasal dari Bristol, mengaku telah menggunakan aplikasi pencarian kesuburan selama tujuh bulan terakhir. Dia mengatakan kesejahteraan mentalnya meningkat secara signifikan setelah berhujung menggunakan pil, nan telah dia konsumsi selama sekitar satu dekade.

"Mood saya jadi sering tidak baik dan kadang kehilangan kendali. Setelah memutuskan untuk berhujung menggunakan pil, saya merasakan perbedaan besar dalam skill untuk mengatur emosi, gimana emosi saya tentang hidup dan tentang diri sendiri," kata Georgia.

Selain itu, Georgia juga sudah mencoba menggunakan kontrasepsi IUD tembaga, tetapi mengalami perdarahan berat nan membuatnya ragu untuk melanjutkan. Di samping itu, dia mengalami perubahan hormon tubuhnya sehingga memutuskan untuk tidak memakai IUD tembaga. 

"Saya sudah mengalami periode nan berat, jadi beranjak ke sesuatu nan bisa memperburuknya terasa salah. Saya sadar bahwa dalam waktu nan lama saya telah mengubah hormon tubuh saya. Itu sangat mengganggu dan saya tidak mau melanjutkannya".

2. Pilihan nan lebih baik untuk perempuan

Freya, nan berumur 26 tahun, berhujung menggunakan kontrasepsi hormonal untuk memandang apakah perihal itu dapat membantu kesehatan mentalnya. Dan Freya bakal menggunakan kondom setelah memandang aplikasi jika dia berisiko mengandung jika berasosiasi badan. 

"Saya telah menggunakannya sejak berumur 15 tahun, jadi saya tidak betul-betul mengetahui diri sendiri tanpa itu. Saya memilih untuk menggunakan kondom pada saat aplikasi mengatakan saya bakal berisiko hamil," tuturnya.

Selain itu, dia mengatakan pengalaman ini membuatnya enggan menggunakan kontrasepsi alami lagi lantaran risikonya terasa terlalu banyak.

Hal nan perlu dipertimbangkan saat pakai aplikasi

Tren penggunaan aplikasi untuk merencanakan kehamilan namalain menunda kehamilan menunjukkan peningkatan nan signifikan di kalangan perempuan, tapi ada beberapa perihal nan perlu dipertimbangkan:

  1. Ada banyak aplikasi, tetapi hanya satu aplikasi kesuburan nan berlisensi untuk penggunaan kontrasepsi di Inggris.
  2. Pelacak periode tidak sama dan belum dirancang untuk memprediksi kapan Bunda ovulasi namalain masuk masa subur.
  3. Jika Bunda mempunyai siklus nan sangat tidak teratur, aplikasi mungkin bakal lebih susah memprediksi kesuburan.
  4. Bunda kudu mengikuti petunjuk aplikasi dengan betul agar dapat seakurat mungkin.
  5. Jika memantau suhu tubuh, Bunda perlu mendapat suhu nan betul-betul tepat.

Saran untuk penggunaan aplikasi pencari kesuburan

Dr. Baraitser menjelaskan setelah ovulasi, suhu tubuh bakal naik tetapi hanya sedikit sekali. Oleh lantaran itu, Dr. Baraitser menyarankan saat menggunakan aplikasi, Bunda kudu mengukur suhu tubuh kapan pun aplikasi memberi tahu.  Tapi jika Bunda sibuk bekerja di malam hari dan sibuk mengurus anak, mungkin aplikasi ini susah dilakukan untuk mengetahui masa subur Bunda. 

"Setiap hari kudu melakukannya sebelum keluar dari tempat tidur di pagi hari dan sebelum makan namalain minum apapun. Jika  Bunda mempunyai kehidupan nan sibuk, bekerja malam, namalain mempunyai anak kecil, ini mungkin susah dilakukan," tutur Dr. Baraitser. 

Dr. Baraitser mengatakan teknologi baru nan memantau suhu secara terus-menerus seperti suhu pergelangan tangan nan diukur oleh arloji pandai dapat membantu memberi tahu kapan sebaiknya berasosiasi seks dan kapan tidak. 

"Anda nan kudu mengingat dan bertindak berasas saran tersebut," tuturnya. 

Itulah argumen semakin banyak wanita lebih memilih menggunakan aplikasi daripada perangkat kontraseopsi untuk tunda kehamilan ya Bun.  Meski kondusif tapi Bunda kudu memperhatikan perihal nan perlu diperhatikan dan saran-saran saat menggunakan aplikasi ya Bunda. 

Semoga informasinya bermanfaat. 

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027