Masuk Islam Usai Mencekik Nabi

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- Pada suatu ketika, Nabi Muhammad SAW terpaksa berutang untuk memenuhi beberapa keperluannya. Rasulullah SAW berutang kepada seorang Yahudi di Madinah. Namanya, Zaid bin San'ah.

Sebagian masyarakat mengenal Zaid tidak hanya sebagai pedagang, tetapi juga mahir kitab. Dia master Taurat, sehingga banget dihormati kaum Yahudi di Madinah. Walaupun mengetahui buletin kenabian Rasulullah SAW, sebagaimana dinubuatkan Taurat dan Injil, Zaid enggan menyatakan Islam.

Maka begitu Rasulullah SAW berutang kepadanya, Zaid melayaninya sebagai orang biasa. Keduanya lantas menyepakati tenggat waktu pembayaran.

Hari demi hari berlalu. Nabi SAW suatu waktu memimpin majelis pengetahuan di Masjid Nabawi. Rumah ibadah itu penuh sesak oleh para sahabat nan dengan penuh perhatian menyimak pidato Rasulullah SAW.

Tiba-tiba, datanglah Zaid bin San'ah melalui pintu masjid. Dia lantas meminta celah, agar bisa sampai ke shaf terdepan. Banyak kaum Muslimin di sana belum mengetahui siapa laki-laki nan tampaknya sedang terburu-buru itu.

Bukannya langsung duduk, Zaid nan sekarang sudah di shaf terdepan justru berdiri tepat di belakang Rasulullah SAW. Dia silam menarik kain serban Nabi SAW nan melingkar di lehernya, sehingga beliau seketika tercekik.

Seluruh sahabat otomatis berdiri, seperti hendak menyerang laki-laki asing ini. Umar bin Khaththab nan berada dekat sekali dengan Nabi SAW berkata, "Wahai Rasulullah SAW, izinkanlah saya untuk memenggal kepala orang ini!" Umar menatap Zaid dengan wajah merah padam, menahan murka.

Nabi SAW memberi isyarat dengan tangannya agar Umar dan seluruh hadirin tenang. Masih dalam keadaan tercekik, beliau lantas menoleh ke arah Zaid.

"Wahai Yahudi, ada apa?" kata beliau--tanpa mengungkapkan nama Zaid bin San'ah.

"Kau berutang padaku, Muhammad! Dan saya tahu, kalian ini orang Quraisy sangat suka menunda-nunda pembayaran utang," kata nan ditanya.

"Bukankah belum tiba saatnya (tenggat waktu pembayaran)?" tanya Nabi SAW lagi.

"Saya tidak peduli. Bayar utangmu sekarang juga!" seru Zaid lagi, sembari melepas serban Nabi SAW.

Maka Rasulullah SAW beranjak kepada Umar dan berkata, "Wahai Umar, ambilkan dari Baitul Maal sebanyak 20 sha' (sekira 40 kg) kurma untuk bayar utangku kepada Yahudi ini dan sebanyak 20 sha' kurma lagi."

"Wahai Rasulullah, 20 sha' itu untuk utang engkau. Tetapi, 20 sha' lagi untuk apa?" tanya Umar.

"Itu sebagai jawaban lantaran engkau telah menakut-nakuti dia," jawab Nabi SAW.

Singkat cerita, Umar pun keluar dari masjid dan melangkah menuju Baitul Maal (kas negara). Dia diikuti oleh Zaid dari belakang.

Sepanjang perjalanan, Umar mencoba meredam kekesalan. Bagaimana mungkin seorang Yahudi bisa dengan pongahnya mencekik Rasulullah SAW tepat di depannya? Ingin betul Umar melampiaskan amarahnya ke orang nan sedang melangkah di belakangnya itu.

Bagaimanapun, ketaatan Umar kepada Nabi SAW jauh lebih besar. Sampailah Umar dan Zaid di Baitul Maal. Sahabat bergelar al-Faruq itu lantas menyiapkan dua karung. Masing-masing bakal diisi 20 sha kurma.

Karung pertama nan tuntas diisi lantas diberikannya kepada laki-laki Yahudi itu. Sementara Umar sedang mengisi karung kedua, sang pencekik Nabi SAW tadi mencegahnya.

"Wahai Umar. Tahanlah. Jangan kau masukkan kurma ke karung itu," katanya.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027