ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Tahukah Bunda, ada perihal menarik disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025. Ia mengemukakan buahpikiran untuk memperkenalkan edukasi pasar modal, termasuk jual-beli saham, kepada siswa sekolah dasar (SD).
Adapun pendapat mengenai literasi finansial ini, memicu beragam tanggapan dari masyarakat. Bagaimana tanggapan Bunda dan Ayah mengenai perihal ini?
Langkah ini dianggap progresif dalam upaya meningkatkan pemahaman finansial pada generasi muda, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang kesiapan anak-anak SD untuk memahami konsep finansial nan kompleks.
Perkembangan kognitif dan skill anak dalam memahami literasi keuangan
Menurut teori perkembangan kognitif Jean Piaget, anak-anak usia sekolah dasar berada dalam tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun). Dalam tahap ini, anak-anak mulai bisa memahami konsep logis tetapi tetap memerlukan objek konkret untuk berpikir. Konsep abstrak, seperti saham, nilai pasar, namalain akibat keuangan, mungkin susah mereka pahami tanpa pendekatan menggunakan perangkat bantu visual serta afinitas konkret.
Kemudian pada anak-anak usia sekolah menengah berada dalam tahap operasional umum (12 tahun ke atas), sehingga mereka mulai bisa memahami konsep absurd dan berpikir logis tanpa support objek konkret. Konsep seperti risiko, diversifikasi, dan investasi lebih mudah dipahami pada usia ini.
Council for Economic Education (CEE) di Amerika Serikat merekomendasikan pengenalan literasi finansial sejak usia SD dengan konsentrasi pada skill dasar seperti menabung, membedakan kebutuhan dan keinginan, serta memahami nilai uang, agar anak mempunyai pondasi kuat tentang finansial dasar.
Sementara konsep edukasi pasar modal, lebih ideal untuk diperkenalkan pada anak nan berada di akhir tingkat SMP hingga SMA. Studi dari Journal of Consumer Affairs menunjukkan bahwa pengenalan konsep investasi pada masa remaja menghasilkan pemahaman nan lebih baik tentang pengelolaan akibat di masa dewasa.
Dampak positif mengenalkan literasi finansial pada anak SD
Mengenalkan literasi finansial pada anak sejak usia sekolah dasar merupakan langkah strategis dalam membentuk generasi nan bisa mengelola finansial dengan bijak. Beberapa akibat positif dari pengenalan ini antara lain:
Membangun kebiasaan finansial nan baik
Anak-anak nan diperkenalkan pada literasi finansial sejak awal condong mengembangkan kebiasaan menabung dan pengelolaan duit nan baik di masa dewasa.
Meningkatkan pemahaman ekonomi
Anak-anak belajar memahami gimana penggunaan duit dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pengelolaan pengeluaran, dan pentingnya perencanaan keuangan.
Mengurangi akibat finansial di masa depan
Anak-anak nan mempunyai dasar literasi finansial nan kuat lebih bisa menghindari keputusan finansial nan buruk, seperti utang konsumtif namalain investasi spekulatif. Sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Dampak negatif mengenalkan literasi finansial terlalu dini
Ada beberapa potensi akibat negatif dari mengenalkan literasi finansial terlalu dini, terutama jika materi disampaikan terlalu rumit. Pertama, anak-anak dapat merasa bingung, kewalahan, namalain apalagi kehilangan minat lantaran mempelajari materi nan absurd dan tidak sesuai perkembangan kognitifnya.
Kedua, terdapat akibat mentalitas spekulatif, anak bisa mempunyai kebiasaan jelek seperti mengambil keputusan impulsif namalain berpikir bahwa investasi selalu menghasilkan untung instan. Ketiga, jika tidak dikontrol dengan baik, pengenalan finansial sejak awal dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memengaruhi pola pikir anak terhadap produk finansial tertentu dengan tujuan komersial.
Guna meminimalisir akibat negatif, konsep pengajaran perlu memprioritaskan konsep dasar seperti tanggung jawab dan etika, serta memastikan materi nan disampaikan berjenjang dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
Rekomendasi materi pelajaran literasi finansial pada anak SD
Penelitian dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mendukung bahwa pendidikan finansial bertahap, dimulai dari konsep sederhana menuju nan lebih kompleks adalah pendekatan terbaik untuk anak-anak.
Pendidikan literasi finansial untuk anak SD dapat disesuaikan berasas tingkat kelas, seperti berikut:
Kelas 1 hingga kelas 3 SD
Fokus pada pengenalan dasar uang, termasuk pengenalan pada mata duit rupiah berbentuk koin dan duit kertas, konsep menabung, dan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Aktivitas dapat mencakup permainan "jual-beli" di toko maupun pasar untuk memahami nilai duit dan pentingnya menabung.
Kelas 4 hingga kelas 6 SD
Mulai mengenalkan perencanaan anggaran sederhana, seperti mengalokasikan duit saku untuk tabungan dan kebutuhan. Anak-anak juga dapat belajar tentang langkah menetapkan tujuan finansial jangka pendek melalui permainan simulasi seperti "menabung untuk membeli mainan".
Selain itu pengenalan literasi finansial dapat dilakukan melalui pembelajaran langsung namalain field trip dengan melakukan kunjungan ke beragam tempat, misalnya:
- Melakukan kunjungan ke Museum Bank Indonesia untuk mengenal mata duit Rupiah dan beragam mata duit asing lainnya. Anak-anak juga dapat memandang secara langsung sejarah duit menjadi perangkat tukar serta perkembangan dari mata duit antik menjadi corak nan lebih modern.
- Melakukan kunjungan ke pasar swalayan juga bisa menjadi aktivitas edukatif, di mana anak-anak dapat belajar mengidentifikasi produk dan memandang kode saham dari perusahaan nan banyak dikenal di Indonesia. Selain mengidentifikasi produk, di pasar swalayan anak-anak dapat ditambahkan aktivitas untuk menghitung nilai dan kembalian dari duit nan mereka gunakan untuk membeli suatu produk.
- Melakukan kunjungan ke Bursa Efek Jakarta dapat menjadi bagian dari kurikulum, memungkinkan siswa untuk memandang langsung gimana proses pasar modal bekerja. Aktivitas tambahan seperti simulasi pembelian saham dari perusahaan-perusahaan terkenal dapat dilakukan untuk memberikan pemahaman nan lebih mendalam.
Pengenalan literasi finansial di negara lain
Indonesia dapat melakukan program untuk edukasi pasar modal, dengan mencontoh dari beberapa negara, sebagai berikut:
Jepang
Program literasi finansial dirancang oleh Bank of Japan dan Japan Securities Dealers Association. Program ini diperkenalkan secara bertahap, dimulai dari siswa SMP melalui simulasi investasi dan permainan saham sederhana. Selain itu, mereka diajarkan tentang pentingnya tata kelola perusahaan dan etika dalam investasi untuk memastikan pemahaman holistik tentang pasar modal.
Australia
Program literasi finansial nasional, seperti MoneySmart, dirancang oleh Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC). Program ini mengajarkan dasar-dasar investasi kepada siswa usia 11-12 tahun melalui modul pembelajaran nan mencakup simulasi investasi sederhana, pengelolaan risiko, dan pengambilan keputusan keuangan. Program ini juga melibatkan orang tua untuk memperkuat pembelajaran di rumah.
Dukungan orang tua dalam penerapan literasi keuangan
Peran orang tua dinilai krusial dalam memperkuat pengetahuan anak mengenai keuangan. Berikut adalah beberapa perihal konkret nan dapat dilakukan orang tua untuk mendukung literasi finansial anak:
- Membuatkan akun rekening tabungan untuk anak
Orang tua dapat membantu anak memahami konsep menabung dengan membuka rekening unik anak di bank. Rekening ini memungkinkan anak belajar tentang proses menabung, memandang pertumbuhan saldo, dan memahami kegunaan menyimpan duit di bank.
Contoh Praktik: Orang tua mendampingi anak saat menyetor duit ke bank dan menunjukkan kitab tabungan untuk memandang saldo bertambah.
- Mengajarkan duit elektronik namalain digital
Anak dapat diajarkan tentang duit elektronik, seperti e-wallet, dan gimana menggunakannya secara bijak. Orang tua bisa menjelaskan bahwa duit elektronik mempermudah transaksi, tetapi tetap kudu dikelola dengan hati-hati.
Contoh Praktik: Orang tua memberikan saldo pada e-wallet anak untuk membeli sesuatu nan sederhana, seperti makanan ringan, sembari mendiskusikan pentingnya mencatat pengeluaran.
- Melibatkan anak dalam aktivitas finansial sehari-hari
Orang tua dapat melibatkan anak dalam pengelolaan finansial rumah tangga nan sederhana, seperti membikin daftar shopping namalain menentukan anggaran untuk jajan.
Contoh Praktik: Saat berbelanja di pasar swalayan, orang tua membujuk anak membandingkan nilai peralatan dan memilih produk nan lebih ekonomis.
- Mendorong kebiasaan mencatat pengeluaran dan pemasukan
Orang tua dapat mengajarkan anak langkah mencatat duit nan diterima dan dikeluarkan menggunakan kitab mini namalain aplikasi sederhana. Hal ini membantu anak memahami pola finansial mereka sendiri.
Contoh Praktik: Anak diberi kitab catatan untuk menulis duit saku nan diterima dan mencatat apa saja nan dibelanjakan.
Demikian ulasan mengenai akibat positif dan negatif mengajarkan literasi finansial sejak awal pada anak. Bunda dan Ayah dapat mendukung pengenalan soal finansial pada anak agar mempunyai pemahaman pengaturan finansial nan bijak saat dewasa.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)