ARTICLE AD BOX
Kubah hijau di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi menjadi tanda di bawahnya terdapat makam Rasulullah saw dan dua sahabat mulia, Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
KincaiMedia, JAKARTA -- Allah SWT telah menentukan rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Seseorang tidak bakal meninggal bumi sampai Allah menyempurnakan rezeki nan telah ditentukan-Nya untuk orang tersebut. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Dan sungguh ar-Ruhul Amin (Malaikat Jibril) telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak bakal meninggal satu jiwa sampai Dia (Allah) menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rezeki."
Para sahabat Nabi begitu menghayati pesan Rasulullah SAW itu. Mereka condong berfokus pada peningkatan kebaikan saleh daripada mengejar kekayaan duniawi. Seorang sahabat nan bertindak demikian adalah Umar bin Khattab.
Sebelum terpilih menjadi khalifah, sosok bergelar al-Faruq itu biasa mencari penghasilan sehari-hari dari berdagang. Begitu didaulat menjadi pemimpin orang-orang berakidah (amirul mukminin), sumber nafkahnya adalah penghasilan dari kas negara.
Bagaimanapun, style hidup sang khalifah tetaplah seperti dahulu. Penuh kesederhanaan. Rumahnya seperti kebanyakan masyarakat Madinah dari kalangan biasa. Bahkan, baju nan dikenakan Umar sering kali terdapat tambalan-tambalan.
Selang beberapa waktu, sekelompok sahabat senior seperti Ali, Utsman, dan Thalhah mendiskusikan untuk meningkatkan penghasilan Umar. Namun, tak seorang pun nan berani mengusulkan itu kepada sang amirul mukminin. Akhirnya, mereka pergi menemui Hafshah, putri Umar dan juga seorang ummul mukminin.
Hafshah lantas pergi menemui Umar. Segera setelah mendengarkan usulan tersebut, dia naik pitam dan membentak. ''Siapa nan telah mengusulkan usulan jahat ini!?"
Putrinya itu tak bersuara tak menjawab. Umar lantas berbincang lagi, "Seandainya saya mengetahui siapa pengusul itu, niscaya saya bakal memukulnya dengan keras sekali hingga babak belur!"