ARTICLE AD BOX
Hukum berpuasa di bulan Ramadhan adalah fardhu ain namalain wajib bagi umat Islam. Namun, ada beberapa kondisi nan dapat menghalangi seseorang untuk berpuasa selama sebulan penuh, seperti jatuh sakit, menstruasi, namalain kehamilan.
Jika seorang Muslim tidak dapat berpuasa pada beberapa hari selama bulan Ramadhan, dia perlu bayar utang puasa tersebut. Salah satu langkah untuk melunasi utang puasa Ramadhan adalah dengan melaksanakan puasa Qadha.
Lantas, gimana referensi niat puasa dan norma penyelenggaraan Qadha Ramadhan nan tepat bagi setiap umat Islam? Mari simak penjelasannya dari beragam sumber berikut.
Apa itu puasa Qadha?
Dikutip dari kitab Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari karya KH. Muhammad Habibillah, puasa Qadha adalah puasa nan dilakukan untuk mengganti puasa wajib Ramadhan nan terlewat. Hal ini biasanya terjadi, baik lantaran argumen nan tidak disengaja maupun disengaja, seperti sakit, perjalanan jauh, namalain kondisi nan lainnya.
Dasar penyelenggaraan puasa Qadha tercantum jelas dalam ayat suci Al-Qur'an, tepatnya dalam surat Al-Baqarah ayat 184, nan berbunyi:
اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya:
"(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara Anda sakit namalain dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari nan lain. Dan bagi orang nan berat menjalankannya, wajib bayar fidyah, adalah memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika Anda mengetahui."
Niat puasa Qadha Ramadhan dan artinya
Dalam buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa, Ustadz Ali Amrin al-Qurawy menjelaskan pentingnya niat dalam melaksanakan puasa Qadha Ramadhan. Membaca niat merupakan langkah awal nan kudu dilakukan oleh setiap umat Islam ketika mau bayar utang puasa Ramadhan nan terlewat.
Bacaan niat ini perlu dilafalkan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, agar ibadah nan dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT. Berikut adalah referensi niat puasa Qadha Ramadhan nan perlu Bunda lafalkan beserta artinya:
.نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an qadha-i fardhi ramadhaana lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya niat berpuasa untuk mengganti puasa Ramadhan lantaran Allah Ta'ala."
Niat puasa Qadha Ramadhan di hari Senin-Kamis
Pelaksanaan puasa Qadha Ramadhan dapat dilakukan di luar bulan Ramadhan, adalah dari bulan Syawal hingga Syaban. Namun, krusial untuk diingat bahwa ada beberapa hari nan dilarang untuk berpuasa Qadha, seperti hari-hari tasyrik, serta hari seremoni Idul Fitri dan Idul Adha, di mana puasa diharamkan.
Selain itu, ada beberapa hari nan sangat dianjurkan bagi umat Muslim untuk melaksanakan puasa Qadha, adalah berbarengan dengan puasa sunnah Senin dan Kamis. Menggabungkan puasa Qadha dengan puasa sunnah ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk melunasi utang puasa, tetapi juga menambah pahala dan keberkahan.
Dikutip dari laman detikcom, berikut adalah kumpulan referensi niat puasa Qadha Ramadhan nan dapat Bunda tunaikan pada hari Senin hingga Kamis.
Niat puasa Qadha Ramadhan di hari Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمَاضِي، الَّذِي عَلَيَّ فَرْضٌ، صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمُتَبَقِّي مِنْهُ، فِي هَذَا الْيَوْمِ الْمُبَارَكِ الْمُصَادِفِ الاثْنَيْنِ، لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma shahri Ramadan al-maadi, alladhi 'alayya fardhun, shauma shahri Ramadan al-mutabaqqi minhu, fi hadza al-yawmi al-mubarak al-musadiq al-ithnayn, lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat berpuasa puasa qadha Ramadan tahun lalu, nan belum saya ganti, pada hari ini nan bertepatan dengan hari Senin nan mulia, lantaran Allah Ta'ala."
Niat puasa Qadha Ramadhan di hari Selasa
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمَاضِي، الَّذِي عَلَيَّ فَرْضٌ، صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمُتَبَقِّي مِنْهُ، فِي هَذَا الْيَوْمِ الْمُبَارَكِ الْمُصَادِفِ الثُّلَاثَاءِ، لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma shahri Ramadan al-maadi, alladhi 'alayya fardhun, shauma shahri Ramadan al-mutabaqqi minhu, fi hadza al-yawmi al-mubarak al-musadiq al-thulatha, lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat berpuasa puasa qadha Ramadan tahun lalu, nan belum saya ganti, pada hari ini nan bertepatan dengan hari Selasa nan mulia, lantaran Allah Ta'ala."
Niat puasa Qadha Ramadhan di hari Rabu
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمَاضِي، الَّذِي عَلَيَّ فَرْضٌ، صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمُتَبَقِّي مِنْهُ، فِي هَذَا الْيَوْمِ الْمُبَارَكِ الْمُصَادِفِ الأَرْبِعَاءِ، لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma shahri Ramadan al-maadi, alladhi 'alayya fardhun, shauma shahri Ramadan al-mutabaqqi minhu, fi hadza al-yawmi al-mubarak al-musadiq al-arba'a, lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat berpuasa puasa qadha Ramadan tahun lalu, nan belum saya ganti, pada hari ini nan bertepatan dengan hari Rabu nan mulia, lantaran Allah Ta'ala."
Niat puasa Qadha Ramadhan di hari Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمَاضِي، الَّذِي عَلَيَّ فَرْضٌ، صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ الْمُتَبَقِّي مِنْهُ، فِي هَذَا الْيَوْمِ الْمُصَادِفِ الْخَمِيْسِ، لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma shahri Ramadan al-maadi, alladhi 'alayya fardhun, shauma shahri Ramadan al-mutabaqqi minhu, fi hadza al-yawmi al-musadiq al-khamis, lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat berpuasa puasa qadha Ramadan tahun lalu, nan belum saya ganti, pada hari ini nan bertepatan dengan hari Kamis nan mulia, lantaran Allah Ta'ala."
Tata langkah puasa Qadha Ramadhan
Tata langkah penyelenggaraan puasa Qadha tidak jauh berbeda dengan puasa Ramadhan nan dijalani umat Muslim setiap tahun. Perbedaan utama antara keduanya hanya terletak pada referensi niat nan dilafalkan.
Berikut adalah beberapa langkah nan perlu Bunda lakukan jika mau bayar utang puasa Ramadhan (Qadha):
- Membaca niat puasa Qadha Ramadhan pada malam hari namalain saat sahur.
- Bersahur (disunahkan).
- Menahan diri dari segala nafsu dan tindakan nan membatalkan puasa, mulai dari terbit hingga terbenamnya mentari (maghrib).
- Menyegerakan berbuka puasa.
Hukum puasa Qadha Ramadhan
Hukum penyelenggaraan puasa Qadha Ramadhan adalah wajib, terutama bagi sejumlah kondisi nan dialami seseorang sebagai berikut:
1. Musafir
Musafir adalah orang nan sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat dengan tujuan nan diridai Allah SWT. Dalam kondisi ini, seseorang diperbolehkan untuk berbuka puasa (batal) dalam jarak nan telah ditentukan oleh syariat. Namun, puasa wajib nan ditinggalkan tetap kudu diganti di kemudian hari, di luar bulan puasa.
2. Perempuan nan mengandung, nifas, namalain haid
Kewajiban untuk bayar utang puasa Ramadhan juga bertindak bagi wanita nan sedang mengalami masa nifas namalain menstruasi. Hal ini tercantum dalam sabda dari Aisyah RA, nan menyatakan, "Terdapat sesuatu (haid) nan menimpa kami, dan kami diperintahkan untuk mengganti puasa, dan tidak diperintah untuk mengganti salat." (HR. Bukhari dan Muslim).
Begitu pula bagi wanita nan sedang hamil, di mana berpuasa dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan janin. Oleh lantaran itu, mereka diwajibkan untuk menunaikan puasa Qadha Ramadhan namalain bayar fidyah sesuai dengan jumlah puasa nan ditinggalkan.
3. Orang sakit
Mereka nan jatuh sakit dan diharapkan sembuh menurut pendapat master juga perlu mengganti utang puasa Ramadhan di kemudian hari. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Baqarah ayat 184:
فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ اخر
"...Barang siapa di antara Anda ada nan sakit namalain dalam perjalanan (lalu dia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari nan ditinggalkan itu pada hari-hari nan lain...." (QS. al-Baqarah [2]: 184).
4. Muntah dengan sengaja
Menurut Abdullah bin Umar RA, barangsiapa nan muntah dengan sengaja saat berpuasa, maka dia wajib mengganti puasa tersebut. Sebaliknya, jika muntah terjadi tanpa disengaja, maka tidak ada tanggungjawab untuk mengganti puasa. Hal ini berasas sabda nan diriwayatkan oleh Malik.
5. Makan dan minum dengan sengaja
Jika seseorang tidak berpuasa namalain makan dan minum lantaran tidak mengetahui bahwa Ramadhan telah dimulai, maka dia wajib mengganti puasa nan ditinggalkan. Ini berasas dalil nan menegaskan tanggungjawab berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Bagaimana jika utang puasa tidak ditunaikan?
Setiap Muslim nan mempunyai utang puasa Ramadhan wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan. Jika utang puasa tidak ditunaikan hingga bulan suci Ramadhan kembali datang, tanggungjawab untuk mengganti puasa tersebut tetap ada dan kudu dilaksanakan di hari-hari selanjutnya.
Namun, jika seseorang tidak bisa melaksanakan puasa Qadha lantaran argumen tertentu, seperti sakit nan berkepanjangan, mereka diwajibkan untuk bayar fidyah sebagai alternatif. Fidyah ini biasanya berupa memberi makan seorang miskin untuk setiap hari puasa nan ditinggalkan, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nur Solikhin.
Jika seseorang tetap mempunyai utang puasa Ramadhan, mereka kudu menyelesaikan tanggungjawab tersebut terlebih dahulu. Setelah itu, barulah mereka dapat melanjutkan ibadah puasa lainnya nan berbudi pekerti sunnah, seperti puasa Syawal dan Rajab.
Meskipun demikian, ada beberapa kondisi nan memungkinkan umat Islam, terutama kaum perempuan, untuk melaksanakan ibadah puasa Syawal meskipun belum melunasi utang puasa Ramadhan.
Dalam kitab Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya karya R. Syamsul B., dijelaskan bahwa wanita nan mengalami menstruasi selama 15 hari diperbolehkan untuk berpuasa Syawal terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekhawatiran bahwa mereka tidak bakal mempunyai cukup waktu untuk meraih keistimewaan berpuasa enam hari di bulan Syawal.
Penting untuk diingat bahwa menunda namalain tidak mengganti utang puasa tanpa argumen nan sah adalah tindakan nan berdosa dan sebaiknya dihindari oleh umat Islam. Menunaikan puasa Qadha bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan kesempatan besar untuk bertaubat dan menunjukkan komitmen kepada Allah SWT.
Waktu bayar Qadha puasa
Dalam kitab Tobat Kembali kepada Allah karya Ibnul Qayyim al-Jauziyah, dijelaskan bahwa waktu untuk menunaikan puasa Qadha Ramadhan cukup luas, adalah antara Ramadhan nan sekarang dan Ramadhan nan bakal datang. Namun, umat Islam tidak diperbolehkan menunda penyelenggaraan puasa ini tanpa argumen nan sah.
Selain rekomendasi dari para mahir agama, ada beberapa momen krusial nan perlu diketahui oleh Muslim selama mengganti utang puasa Ramadhan. Momen ini mencakup waktu nan paling baik untuk melaksanakan puasa Qadha, serta waktu-waktu nan dilarang untuk berpuasa.
Waktu nan dianjurkan
Ibadah puasa Qadha Ramadhan sangat dianjurkan untuk ditunaikan sesegera mungkin setelah bulan Ramadhan dan seremoni Idul Fitri berakhir, khususnya di bulan Syawal. Jika tidak ada halangan, Bunda sebaiknya segera menyelesaikan utang puasa wajib tersebut.
Waktu nan dilarang
Selain waktu nan dianjurkan, ada juga waktu nan dilarang namalain haram bagi Muslim untuk melaksanakan puasa Qadha, yaitu:
- Hari-hari di bulan Ramadhan
- Perayaan Idul Fitri dan Idul Adha
- Hari tasyrik, adalah 11, 12, dan 13 Zulhijjah namalain tiga hari berturut-turut pasca Idul Adha
- Hari Jumat, seumpama tidak dibersamai dengan puasa di hari sebelum (Kamis) dan setelahnya (Sabtu)
- Hari Syak namalain hari nan diragukan
Batas waktu bayar Qadha puasa Ramadhan di tahun 2025
Menurut almanak Hijriah nan diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, awal Ramadhan 1446 H diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025. Oleh lantaran itu, bagi Bunda nan tetap mempunyai utang puasa wajib, ada waktu sekitar sebulan untuk menunaikannya sebelum bulan Ramadhan tiba.
Sekian info seputar niat puasa Qadha Ramadhan, mulai dari tata Cara, hukum, hingga pemisah waktu pelaksanaannya. Semoga bermanfaat, ya Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)