ARTICLE AD BOX
Kabar duka datang dari bumi intermezo Asia. Aktris Taiwan, Barbie Hsu, nan terkenal melalui serial Meteor Garden pada 2001, meninggal bumi akibat pneumonia di usia 48. Pascakematian Barbie Hsu, CDC Taiwan kemudian meminta warganya segera vaksin flu. Mengapa demikian?
Kasus kematian penyanyi terkenal Barbie Hsu menjadi titik kembali pemerintah untuk membujuk warganya vaksin flu. Mengutip dari BBC, Barbie Hsu meninggal bumi lantaran komplikasi pneumonia nan diawali dengan jangkitan flu.
Kabar tersebut tentu memberikan duka mendalam bagi para fans serta industri entertainment Taiwan. Untuk itu, demi menjaga kesehatan di tengah cuaca nan jelek dan mewabahnya penyakit flu, pemerintah Taiwan minta masyarakat segera vaksin flu.
Jangan menyepelekan penyakit flu, Bunda, lantaran buktinya bisa mengintai nyawa. Simak ulasan mengenai kematian Barbie Hsu lantaran flu beserta imbauan pencegahannya agar mendapatkan perawatan sejak dini.
Barbie Hsu meninggal bumi usai terkena flu
Barbie Hsu jatuh sakit saat berpiknik di Jepang berdampingan keluarganya selama liburan Tahun Baru Imlek. Kabar ini dikonfirmasi oleh sang adik, Dee Hsu, nan mengungkapkan bahwa penyebab utama kematian kakaknya adalah pneumonia dipicu oleh influenza.
"Selama Tahun Baru Imlek, family kami datang ke Jepang untuk berlibur. Kakak wanita saya tersayang, Barbie, sayangnya telah meninggalkan kami setelah terkena pneumonia nan dipicu oleh influenza," kata Dee Hsu dalam sebuah pernyataan nan dibagikan oleh manajernya, dilansir dari BBC.
Kematian mendadak aktris ternama ini mengejutkan banyak penggemarnya di beragam negara, termasuk Indonesia, Filipina, dan Thailand, nan mengenalnya sejak Meteor Garden tayang di 2001. Selain mempunyai riwayat epilepsi dan penyakit jantung, Hsu pernah dirawat di rumah sakit lantaran kejang.
Barbie Hsu meninggalkan suaminya, DJ Koo, serta dua anak dari pernikahan sebelumnya dengan pengusaha China, Wang Xiaofei.
Bahaya komplikasi pneumonia lantaran flu
Spesialis pengobatan pernapasan Leung Chi-chiu mengatakan bahwa banyak masyarakat nan sebelumnya tidak pernah terpapar virus flu, sekarang mengalaminya. Hal tersebut menyebabkan kekebalan tubuh melemah dan meningkatnya kerentanan terhadap jangkitan di wilayah dengan aktivitas flu nan tinggi.
"Virus flu dapat menyebabkan pneumonia virus dan merusak sistem pernapasan kita, meningkatkan akibat jangkitan kuman sekunder, termasuk pneumokokus dan streptokokus," papar Leung Chi dilansir dari The Standart.
Meskipun pandemi COVID-19 mereda selama dua tahun terakhir, Leung Chi tetap memperingatkan bahwa banyak orang tetap kurang mempunyai kekebalan nan cukup terhadap flu. Ia menyarankan agar Bunda menghindari tempat nan ramai dan berventilasi buruk, mengatur waktu perjalanan, memakai masker, serta giat menjaga kebersihan tangan.
Leung Chi pun mengatakan bahwa tidak hanya mereka dengan penyakit kronis nan kudu waspada, pelancong nan mendampingi juga kudu mengambil tindakan pencegahan.
“Jika satu orang terinfeksi, mereka berisiko menyebarkan virus ke hotel namalain rumah, nan berpotensi menulari banyak orang lain,” tambahnya.
CDC imbau agar masyarakat segera vaksin flu
Menyusul kejadian tersebut, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Taiwan segera mengimbau masyarakat, terutama golongan rentan, untuk segera mendapatkan vaksin flu. Wakil Direktur Jenderal CDC Taiwan, Tseng Shu-hui, menyebut bahwa kunjungan rumah sakit akibat indikasi mirip flu meningkat tajam pada periode 19 sampai 25 Januari 2025, dengan nomor tertinggi dalam 10 tahun terakhir mencapai 162.352 kasus.
Meski jumlahnya sempat turun menjadi 88.889 pada minggu berikutnya lantaran banyak klinik tutup selama liburan, nomor tersebut diprediksi kembali meningkat seiring dibukanya jasa kesehatan. Menurut info pengawasan CDC Taiwan, virus influenza A (H1N1) menjadi strain dominan saat ini.
Vaksin flu nan tersedia telah disesuaikan dengan strain ini sehingga efektif memberikan perlindungan. Sejak awal musim flu pada 1 Oktober tahun lalu, tercatat sudah ada 641 kasus komplikasi flu serius dan 132 kematian.
"Lebih dari 90 persen kasus parah dan kematian tidak mendapatkan vaksinasi pada musim flu ini,” katanya dilansir dari Taipei Times.
Mengenai situasi flu di Jepang, statistik resmi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas flu mencapai puncaknya pada akhir Desember, dan penyebaran penyakit telah menurun, sementara jenis nan dominan juga adalah influenza A (H1N1).
Situasi flu nan parah tidak hanya terjadi di Taiwan tapi juga Jepang. Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 172.417 kasus influenza tercatat di Jepang dalam sepekan pada awal Januari, melampaui periode pemisah peringatan selama 4 minggu berturut-turut.
Tidak hanya itu, beberapa wilayah seperti Tokushima, Osaka, dan Tokyo, melaporkan lonjakan kasus tertinggi. Akibat meningkatnya kasus flu, beberapa rumah sakit dan toko obat di Jepang mengalami kekurangan stok obat flu sejak Desember lalu.
Masyarakat nan berencana melangkah ke Jepang pun turut menyampaikan kekhawatirannya. Beberapa di antaranya mengaku membawa stok masker dan obat flu untuk berhati-hati selama perjalanan.
Sementara itu, master kesehatan menekankan bahwa orang nan melangkah berdampingan golongan berisiko tinggi juga kudu hati-hati agar tidak membawa virus ke lingkungan rumah namalain hotel.
Warga diminta waspada terhadap indikasi flu berat
Selain vaksinasi, master di Taiwan mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap indikasi flu nan parah. Gejala seperti sesak napas, kulit membiru, darah dalam dahak, nyeri dada, tekanan darah rendah, serta demam tinggi berkepanjangan memerlukan perhatian medis segera.
Dokter juga menyarankan untuk rutin mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari tempat ramai guna mengurangi akibat penularan. Dengan kondisi flu nan tetap mengkhawatirkan, masyarakat diimbau untuk tidak mengabaikan pentingnya vaksinasi dan langkah pencegahan lainnya.
CDC Taiwan mengingatkan bahwa info tentang akomodasi kesehatan nan menyediakan vaksin flu dapat diakses melalui situs resmi mereka. Kesadaran bakal pentingnya vaksinasi dan tindakan pencegahan diharapkan dapat mengurangi akibat flu nan berpotensi fatal, seperti nan terjadi pada Barbie Hsu.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)