ARTICLE AD BOX
KincaiMedia– Bulan Syaban merupakan salah satu bulan krusial dalam kalendar Islam, nan disebut sebagai bulan Nabi Muhammad saw. Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki dalam kitab Madza fi Sya’ban menjelaskan terdapat peristiwa krusial nan terjadi di bulan Sya’ban antara lain.
Pertama, perubahan Arah Kiblat. Pada bulan ini terjadi pergeseran arah kiblat dari Masjidil Aqsa menjadi Ka’bah di Masjidil Haram pada malam Syaban. Menurut Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, beliau menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 144 dengan mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti.
Pendapat tersebut menyatakan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat dari Masjidil Aqsa di Yerusalem ke Ka’bah di Mekkah pada malam Selasa di bulan Sya’ban, nan bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban.
Perubahan arah kiblat ini merupakan perihal nan sangat dinanti oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau apalagi sering menghadap langit setiap hari menanti turunnya wahyu tentang peralihan kiblat, sebagaimana digambarkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 144.
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Artinya; Sungguh, Kami memandang wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti bakal Kami palingkan engkau ke kiblat nan engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun Anda sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang nan diberi kitab41) betul-betul mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidilharam) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa nan mereka kerjakan.
Kedua, diangkatnya amal. Seperti dihadits oleh Usamah bin Zaid, Rasulullah SAW menjawab bahwa banyak orang nan berpuasa di bulan Syaban, lantaran itu kebaikan mereka disediakan kepada Allah SWT.
Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan spesial dalam Islam. Bulan ini terletak di antara bulan Rajab dan Ramadhan, dan sering disebut sebagai bulan persiapan menjelang Ramadhan. Salah satu keistimewaan bulan Sya’ban adalah diangkatnya kebaikan manusia kepada Allah SWT.
Seperti dijelaskan dalam hadits nan diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid, Rasulullah SAW bersabda, “Banyak orang nan berpuasa di bulan Sya’ban, lantaran itu kebaikan mereka disediakan kepada Allah SWT.” (HR. Tirmidzi).
Hadits ini menunjukkan bahwa amalan-amalan nan dilakukan di bulan Sya’ban, termasuk puasa, bakal diangkat dan diperlihatkan kepada Allah SWT. Oleh lantaran itu, bulan Sya’ban merupakan waktu nan tepat untuk meningkatkan ibadah dan mempersiapkan diri menjelang bulan Ramadhan.
Kita dapat memperbanyak amalan-amalan shalih seperti puasa, salat sunnah, membaca Al-Qur’an, dan sedekah. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan bulan ini untuk introspeksi diri dan memohon pembebasan kepada Allah SWT atas dosa-dosa nan telah diperbuat.
Dengan memperbanyak ibadah dan mempersiapkan diri dengan baik di bulan Sya’ban, diharapkan kita dapat menyambut bulan Ramadhan dengan penuh kesucian dan keikhlasan, sehingga dapat meraih pahala dan keberkahan nan berlimpah.
Simak sabda ini ;
ذاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya; Bulan itu adalah bulan nan terlupakan oleh manusia di antara bulan Rajab dan Ramadhan, dan itu adalah bulan di mana amal-amal diangkat kepada Rabb semesta alam. Dan saya suka amalanku diangkat saat saya berpuasa.
Ketiga, diturunkan ayat rekomendasi bershalawat. Bulan Sya’ban mempunyai keistimewaan tersendiri bagi umat Islam. Selain menjadi persiapan untuk Ramadhan, bulan ini juga ditandai dengan turunnya ayat nan menganjurkan untuk memperbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW, adalah Surat Al-Ahzab ayat 56.
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya; Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi) Wahai orang-orang nan beriman, berselawatlah Anda untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.)
Keempat, Dalam kitab Ma Dza Fi Sya’ban, Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki menyebut penentuan umur manusia. dalil tentang penentuan umur manusia di bulan Sya’ban adalah berdasar sabda riwayat Abu Ya’la dalam Musnad Abi Ya’la dengan sanad Hasan, dari Sayyidah ‘Aisyah;
قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ الله! اَحَبُّ الشُّهُورِ اِلَيْكَ اَنْ تَصُوْمَهُ شَعْبَان ! قَالَ : اِنَّ اللهَ يَكْتُبُ فِيْهِ عَلَى كُلِّ نَفْسٍ مَيِّتَةٍ تِلْك َالسَّنَةَ فَأَحَبُّ اَنْ يَأْتِيَنِيْ أَجَلِيْ وَاَنَا صَائِم
“Saya bertanya kepada Nabi Saw; wahai Rasullah! Bulan nan paling engkau sukai untuk berpuasa adalah bulan Sya’ban! (kenapa?). Nabi Saw menjawab; Sesungguhnya pada bulan ini Allah menulis setiap orang nan bakal meninggal pada tahun itu. Maka saya suka jika ajalku datang dalam keadaan saya sedang berpuasa”
Demikian penjelasan mengenai peristiwa krusial bulan Sya’ban. Semoga bermanfaat. [Baca juga: Doa Malam Nisfu Sya’ban Arab dan Latin].