ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Setiap pola asuh mempunyai metodenya masing-masing nan mungkin serupa. Seperti gentle parenting dan permissive parenting nan sama-sama menekankan pada hubungan nan baik dan pengertian antara orang tua dan anak. Apa perbedaan antara keduanya?
Ya, kedua jenis pola asuh ini sering kali dianggap sama lantaran mempunyai pendekatan nan mirip. Secara garis besar, gentle parenting merupakan style parenting nan mengusung pola pengasuhan nan tenteram dan positif.
Hal ini tentunya sangat berbeda dengan style pengasuhan terdahulu seperti permissive parenting namalain permisif. Lantas apa perbedaan kedua style pola asuh terhadap anak ini?
Apa itu gentle parenting?
Dikutip dari laman US News, psikolog dan master parenting Sarah Ockwell-Smith menyebut bahwa gentle parenting berakar pada rasa hormat nan mendalam terhadap anak-anak.
"Pola asuh ini berfokus pada membangun koneksi, mempunyai empati terhadap apa nan dirasakan anak-anak dan disiplin penuh perhatian, dengan konsentrasi pada pengajaran dan bimbingan, serta menetapkan pemisah nan sesuai dengan usia," ungkap Ockwell-Smith.
Dalam metode ini, orang tua lebih mengutamakan pemahaman terhadap emosi anak, dengan tujuan untuk mengajarkan anak langkah mengelola emosi dan perilaku dengan langkah nan penuh kasih, tetapi tetap jelas dalam menetapkan pemisah nan sehat.
Gentle parenting mempunyai beberapa komponen utama nan diharapkan dapat menumbuhkan anak-anak menjadi orang dewasa nan penuh kasih sayang, bahagia, mandiri, dan percaya diri. Komponen tersebut di antaranya memberi empati, rasa hormat dan pemisah nan sehat. Berikut ciri-ciri gentle parenting:
Empati dan pengertian
Orang tua mencoba untuk memahami emosi dan perspektif anak. Mereka merespons dengan kasih sayang dan perhatian ketika anak merasa jengkel namalain marah.
Batasan nan jelas
Tetap memberikan pemisah nan jelas dan konsisten untuk mengajarkan disiplin pada anak.
Cara kelola emosi
Orang tua mengajarkan anak langkah mengelola emosi dengan langkah nan positif, daripada sekadar memberi jawaban namalain mengabaikan emosi mereka.
Mendorong kemandirian
Anak perlu diajarkan untuk membikin keputusan dan belajar dari pengalaman, tetapi dengan langkah nan berjenjang dan penuh perhatian.
Apa itu permissive parenting?
Pola asuh permissive parenting biasanya lebih tinggi kasih sayang, serta minim pemisah namalain hukuman. Orang tua dengan style pengasuhan ini condong sangat penyayang, tetapi memberikan sedikit pedoman dan aturan.
Alasannya, orang tua memilih untuk menghindari berantem dengan anak dan condong memberi izin pada nyaris semua nan diinginkan oleh anak, tanpa banyak pembatasan namalain konsekuensi.
"Kekurangannya adalah kadang-kadang anak bakal melakukan perihal di luar batasan. Hal ini bisa jadi masalah lantaran anak-anak nan dibesarkan dalam lingkungan pengasuhan permisif condong merespons figur otoritas dengan jelek dan kurang sukses dalam lingkungan terstruktur seperti sekolah," ujar master parenting, Dr Justin Coulson, dikutip dari Daily Mail.
Berikut ciri-ciri permissive parenting:
Tidak ada pemisah nan tegas
Orang tua nan permisif condong menghindari penetapan patokan namalain pemisah nan jelas. Penyebabnya lantaran mereka merasa susah untuk mengatakan 'tidak' kepada anak.
Memberikan kebebasan terlalu besar
Anak diberikan kebebasan nan sangat besar untuk membikin keputusan, meskipun sebenarnya mungkin belum tentu bisa untuk membikin keputusan nan baik namalain memahami konsekuensinya.
Menghindari konflik
Orang tua lebih suka menghindari berantem dengan anak, lantaran mau anak merasa selalu bahagia.
Tidak ada latihan kedisiplinan
Tidak adanya pemisah sering kali membikin anak jadi kurang belajar tentang tanggung jawab namalain pentingnya mengikuti aturan.
Perbedaan gentle parenting dan permissive parenting
Ilustrasi/Foto: Getty Images/staticnak1983
Dari luar, gentle parenting bisa terlihat seperti permissive parenting. Misalnya ketika Bunda bersikap tenang saat anak sedang marah namalain justru berbincang tentang emosi saat orang lain berpikir semestinya ada jawaban nan tegas.
Namun dikutip dari Motherly, gentle parenting justru merupakan pola asuh nan aktif. Ini tentang mengajarkan anak-anak untuk menghargai diri mereka sendiri, orang lain, dan bumi di sekitar mereka.
Beberapa perbedaan mencolok tentang respons pada gentle parenting dan permissive parenting di antaranya:
- Pola asuh permisif mengatakan, "Lakukan apa pun nan Anda inginkan.", maka gentle parenting justru berkata, "Ini batasannya, dan mungkin sulit, tetapi Bunda bakal membantumu melewatinya."
- Pola asuh permisif menghindari konflik. Sementara itu, gentle parenting berupaya memahami apa nan sebenarnya terjadi.
Perbedaan lainnya dapat dilihat dari beberapa aspek seperti:
Pendekatan terhadap emosi anak
Gentle parenting mengajarkan anak untuk mengelola emosi dengan langkah nan sehat, sementara permissive parenting lebih konsentrasi untuk menghindari berantem dan lebih mengutamakan kebahagiaan anak. Bahkan terkadang mengabaikan kebutuhan untuk mengajarkan anak tentang pengelolaan emosi.
Batasan dan disiplin
Gentle parenting tetap menetapkan pemisah nan jelas dan konsisten meskipun dilakukan dengan empati dan pengertian. Sebaliknya, permissive parenting condong menghindari patokan dan memberikan kebebasan nan sangat besar kepada anak.
Tanggung jawab
Dalam gentle parenting, orang tua mengajarkan anak tentang tanggung jawab dan kenapa pemisah itu penting. Namun pada permissive parenting, anak tidak belajar tentang akibat namalain tanggung jawab lantaran tidak ada contoh dari orang tua.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama antara kedua style pengasuhan ini adalah gimana pemisah dan disiplin diterapkan. Gentle parenting berfokus pada kasih sayang dengan tetap menghormati patokan dan batasan, sementara permissive parenting mengutamakan kebebasan anak tanpa aturan.
Kira-kira Bunda dan Ayah menerapkan style parenting seperti apa?
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)