ARTICLE AD BOX
ILUSTRASI Sikap dermawan.
KincaiMedia, JAKARTA --
Saat paceklik berkepanjangan menimpa Bani Israil, banyak di antara mereka menderita kelaparan. Alhasil, jumlah orang miskin di antara umat Nabi Musa AS ini melonjak tinggi.
Pada suatu ketika, datanglah seorang fakir mengetuk pintu rumah si kaya. "Wahai family nan berada dan banyak harta, bersedekahlah lantaran Allah! Berilah padaku sepotong roti!"
Maka keluarlah seorang gadis belia memberikan sepotong roti hangat padanya. Tiba-tiba, ayah gadis itu keluar dengan murka. Laki-laki nan terkenal bakhil itu memarahi anak gadisnya dan tanpa pikir panjang memotong tangan kanan buah hatinya itu.
Atas ketentuan Allah, saudagar itu menjadi fakir beberapa tahun kemudian. Ia jatuh pailit, hidupnya terlunta-lunta, apalagi meninggal mengenaskan.
Sementara itu, anak gadisnya nan murah hati terpaksa jadi pengemis, mengharapkan belas kasih dari pintu ke pintu.
Suatu hari, sampailah gadis ini di rumah janda kaya nan dermawan. Ia mengetuk pintu, dan sang janda menemuinya. Melihat kecantikan gadis peminta-minta itu, si janda ini mengawinkannya dengan putranya.
Saat jamuan makan malam tiba, gadis ini menyantap makan malamnya dengan tangan kiri lantaran tangan kanannya abnormal akibat perlakuan ayahnya dahulu.
Saat aktivitas santap malam tetap berlangsung, tiba-tiba terdengar suara, "Wahai hamba-Ku nan baik budi, keluarkanlah tangan kananmu! Sungguh sebelum ini Anda pernah mendermakan sepotong roti kepada hamba-Ku nan sangat membutuhkan. Hal ini kaulakukan lantaran semata-mata mengharapkan ridha-Ku. Maka tiada argumen bagi-Ku untuk tidak menngembalikan tangan kananmu nan doyan berderma lantaran Aku."
Demi mendengar seruan itu, menantu janda tersebut mencoba membuktikan kebenarannya, dan rupanya benarlah semuanya.
sumber : Hikmah Republika Muhammad Sastra