Spirit Rajab

KincaiMedia, JAKARTA -- Rajab merupakan salah satu dari keempat bulan haram nan disebutkan dalam Alquran, "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya, ada empat bulan haram." (QS at-Taubah [9]: 36).

Keempat bulan nan dimaksud dalam ayat di atas telah disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam khutbah haji wada' (perpisahan)—tiga bulan berurutan dan satu terpisah. Tiga nan berurutan adalah Dzulqaidah, Dzulhijah, dan Muharram. Sedangkan, nan terpisah adalah Rajab. (HR Bukhari dan Muslim).

Menurut al-Qadhi Abu Ya'la, keempat bulan ini dinamakan bulan haram lantaran dua hal. Pertama, pada bulan-bulan ini diharamkan perang namalain pembunuhan. Kedua, lantaran pada bulan-bulan ini larangan melakukan perbuatan haram sangat ditekankan, begitu juga sebaliknya, melakukan perbuatan baik sangat dianjurkan.

Rajab termasuk dalam keempat bulan haram, meskipun waktunya terpisah dari bulan-bulan nan lain. Nama Rajab berasal dari bahasa Arab rajjaba-yurajjibu nan berfaedah mengagungkan. Bulan ini disebut Rajab lantaran diagungkan oleh masyarakat Arab.

Ibnu Hajar al-Asqalani menyebutkan, sedikitnya ada delapan belas nama untuk Rajab, di antaranya, al-Asham nan diambil dari kata al-sukut nan artinya diam. Maksudnya, saat Rajab ini tidak terdengar gemerincing bunyi pedang dalam perang, tidak terdengar desingan tombak, dan juga tidak terdengar jeritan orang nan lari dari perang.

Nama lain dari Rajab adalah al-Ashab nan berfaedah menuangkan, disebut menuangkan lantaran pada bulan ini banyak sekali rahmat nan diturunkan. Menurut Imam al-Qurthubi, Rajab disebut juga dengan bulan munshilul asinnah (tercabutnya ujung tombak namalain panah).

sumber : Hikmah Republika oleh Abdul Syukkur