Teks Khotbah Jumat: Saat Musibah Menimpa, Waktu Yang Tepat Untuk Bertobat

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Khotbah pertama

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

أَمَّا بَعْدُ:

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat nan dimuliakan Allah Ta’ala.

Pertama-tama, khatib beramanat kepada diri khatib pribadi dan kepada para jemaah sekalian. Marilah senantiasa kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan apa-apa nan diperintahkan oleh-Nya dan meninggalkan dosa dan kemaksiatan nan dapat mengantarkan kita ke dalam api neraka. Dengan ketakwaan inilah, Allah bakal memberikan hidayah dan taufik sehingga diri kita dapat membedakan kebaikan dan keburukan dan dijauhkan dari kesalahan dan dosa. Allah Ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ

“Hai orang-orang beriman, jika Anda bertakwa kepada Allah, Kami bakal memberikan kepadamu Furqan (taufik untuk membedakan nan baik dan buruk). Dan kami bakal jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia nan besar.” (QS. Al-Anfal: 29)

Jemaah nan dimuliakan Allah, musibah dan ujian silih berganti datang kepada seseorang, dan tidaklah musibah dan ujian tersebut terjadi di bumi ini ataupun di alambaka nanti, melainkan diantara sebabnya adalah dosa dan kemaksiatan orang tersebut kepada Allah Ta’ala.

Renungilah wahai saudaraku sekalian, tidaklah Adam dan Hawa Allah turunkan dari surga, melainkan lantaran sebuah kemaksiatan. Tidaklah Iblis diusir oleh Allah dari langit dan surga, melainkan juga lantaran pembangkangan dan kemaksiatan nan dilakukannya terhadap Allah Ta’ala. Allah berfirman,

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍ  قَالَ فَٱهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَٱخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ ٱلصَّٰغِرِينَ

“Allah berfirman, ‘Apakah nan menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, ‘Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.’ Allah berfirman, ‘Turunlah Anda dari surga itu. Karena Anda tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya Anda termasuk orang-orang nan hina.'” (QS. Al-A’raf: 12-13)

Apa nan menimpa umat-umat terdahulu dari jawaban nan pedih. Dari kaum Nuh nan Allah tenggelamkan. Kaum Ad nan Allah luluh lantakkan dengan angin nan sangat dahsyat. Kaum Luth nan Allah balikkan bumi mereka, silam Allah hujani dengan batuan panas dari neraka. Fir’aun dan bala tentaranya nan Allah tenggelamkan melalui perantara tongkat musa. Tidaklah semua itu terjadi, melainkan lantaran kemaksiatan dan ketidakpatuhan mereka terhadap perintah Allah Azza Wajalla. Mengenai kisah Nabi Musa dan Fir’aun, Allah Ta’ala berfirman di dalam Al-Quran surah Az-Zariyat,

وَفِى مُوسَىٰٓ إِذْ أَرْسَلْنَٰهُ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ بِسُلْطَٰنٍ مُّبِينٍ  فَتَوَلَّىٰ بِرُكْنِهِۦ وَقَالَ سَٰحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ  فَأَخَذْنَٰهُ وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ

“Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir’aun dengan membawa mukjizat nan nyata. Maka, dia (Fir’aun) beranjak (dari iman) berdampingan tentaranya dan berkata, ‘Dia adalah seorang tukang sihir namalain seorang gila.’ Maka, Kami siksa dia dan tentaranya silam Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan nan tercela.”  (QS. Az-Zariyat: 38-40)

Jemaah nan dimuliakan oleh Allah Ta’ala, seperti itulah Allah Ta’ala silih berganti menimpakan malapetaka bagi mereka nan menyelisihi perintah-Nya dan bermaksiat kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنۢبِهِۦ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ ٱلصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ ٱلْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Maka, masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya. Maka, di antara mereka ada nan Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil. Dan di antara mereka ada nan ditimpa bunyi keras nan mengguntur. Dan di antara mereka ada nan Kami benamkan ke dalam bumi. Dan di antara mereka ada nan Kami tenggelamkan. Dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, bakal tetapi merekalah nan menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabut: 40)

Di ayat nan lainnya, Allah Ta’ala kembali menyampaikan bahwa seluruh musibah nan menimpa manusia, baik itu rasa sempit nan mereka rasakan, rasa sakit pada tubuh mereka, ujian pada anak keturunan ataupun kekayaan mereka namalain apalagi musibah nan menimpa negeri dan tempat tinggal mereka, maka semuanya disebabkan perbuatan nan dilakukan oleh diri mereka sendiri. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah nan menimpa kamu, maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah mengampuni sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)

Jemaah nan dimuliakan Allah Ta’ala,

Maksiat kita kepada Allah Ta’ala, selain tentunya mendatangkan malapetaka dan musibah, perihal tersebut juga menyebabkan setidaknya dua perihal jelek lainnya kepada diri kita.

Yang pertama, menghalangi diri kita dari mendapatkan ilmu, menjadikan kita malas dan tidak antusias dalam menghafal dan menuntut ilmu. Suatu ketika, Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,

شكوت إلى وكيع سوء حفظي            فأرشدني إلى ترك المعاصي

وقال اعلم بأن العلم نور                        ونور الله لا يهدى لعاصي.

“Aku mengadukan kepada Waki’ atas jeleknya hafalanku.

Lalu, dia menasihatiku untuk meninggalkan maksiat.

Dan mengabarkan kepadaku bahwa pengetahuan adalah cahaya.

Dan sinar Allah tidak bakal diberikan kepada pelaku maksiat.”

Yang kedua, maksiat menghalangi datangnya rezeki. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

وَكَمَا أَنَّ تَقْوَى اللَّهِ مَجْلَبَةٌ لِلرِّزْقِ فَتَرْكُ التَّقْوَى مَجْلَبَةٌ لِلْفَقْرِ، فَمَا اسْتُجْلِبَ رِزْقُ اللَّهِ بِمِثْلِ تَرْكِ الْمَعَاصِ

“Takwa kepada Allah menjadi kunci pembuka pintu rezeki, sedangkan lalai dalam takwa, maka dapat mengundang kefakiran. Rezeki hanya bakal mengalir ketika seseorang menjauhi segala corak maksiat.” (Ad-Da’ wa Ad-Dawa’, hal. 85)

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khotbah kedua

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ

Jemaah salat Jumat nan dirahmati Allah Ta’ala.

Pada khotbah sebelumnya, kita ketahui berdampingan bahwa sebuah musibah dan ujian seringkali datang dikarenakan kemaksiatan dan dosa nan dilakukan seorang hamba kepada Allah Ta’ala. Oleh karenanya, ketika seorang hamba sedang diberikan ujian, maka sudah sepantasnya baginya untuk bertobat dan beristigfar, memohon maaf kepada Allah Ta’ala, serta kembali kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman menjelaskan hikmah dari adanya ujian kepada umat manusia,

وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) nan baik-baik dan (bencana) nan buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS. Al-A’raf: 168)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ  فَلَوْلا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat nan sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, agar mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka, kenapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, apalagi hati mereka telah menjadi keras, dan setan pun menghiasi (keburukan) apa nan selalu mereka kerjakan (sehingga mereka terlenakan).” (QS. Al-An’am: 42-43)

Saat ujian itu datang, kembalilah dan ingatlah Allah Ta’ala, mohonlah pembebasan atas dosa nan telah kita perbuat dan mintalah kemudahan dan jalan keluar atas ujian nan sedang kita hadapi tersebut.

Adapun mereka nan tidak mau kembali dan memohon kepada Allah Ta’ala, maka Allah pun murka kepadanya dan setan pun bakal memperdaya orang tersebut, menghiasi kebaikan keburukan dan dosa mereka seakan-seakan itu merupakan perihal nan baik dan dapat dibanggakan, hingga kemudian Allah turunkan kepadanya istidraj dan jawaban nan tiba-tiba kepadanya tanpa disadari. Di ayat selanjutnya, Allah berfirman,

فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

“Maka, tatkala mereka melupakan peringatan nan telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga, seumpama mereka berbahagia dengan apa nan telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44)

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan hidayah dan taufik kepada kita untuk selalu beramal saleh dan meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya, memberikan taufik kepada kita untuk bertobat dan beristigfar, baik di kala susah maupun senang. Semoga Allah Ta’ala mengangkat seluruh ujian, penyakit dan malapetaka nan menimpa kaum muslimin, memberikan mereka kesabaran dan pahala nan berlipat atas ujian nan mereka hadapi tersebut. Wabillahi At-Taufiq.

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

“Ya Allah, tidak ada kemudahan, selain nan Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki, pasti bakal menjadi mudah.”

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

اللَّهُمَّ انصر إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْن الْمُسْتَضْعَفِيْنِ فِيْ فِلِسْطِيْنَ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى ، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

***

Penulis: Muhammad Idris, Lc.

Artikel: KincaiMedia

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027