Tiga Tingkatan Ikhlas

KincaiMedia, JAKARTA -- Ikhlas adalah kebaikan ibadah nan dilakukan oleh hati, nilai ibadah nan dilakukan oleh raga sangat berjuntai pada nilai tulus nan ada dalam hati seorang mukmin. Berkaitan dengan ikhlas, Syekh Nawawi Al-Bantani membaginya menjadi tiga tingkatan.

Dalam kitab Nurudh Dholam, Syekh Nawawi Al-Bantani menyampaikan, tingkatan pertama, tulus lantaran Allah. Ikhlas lantaran Allah menempati posisi pertama dan utama. 

Ikhlas dalam golongan ini adalah seorang mukmin ketika berakidah kepada Allah dan melakukan kebaikan saleh, sama sekali tidak mengharapkan apapun selain ridho Allah, tidak juga mengharapkan pahala surga namalain untuk menghindari siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, tulus seperti ini berada pada tingkatan tertinggi.

Tingkat kedua, ikhlash lantaran akhirat. Tingkatan tulus kedua adalah berakidah dan beramal saleh lantaran mengharapkan pahala, mendapatkan surga, dan takut pada siksa neraka. Menurut Syekh Nawawi, tingkatan tulus ini berada pada tingkatan menengah.

Ketiga, tulus lantaran dunia. Tingkatan tulus terakhir adalah berakidah lantaran mengharapkan jawaban di dunia, misalnya seseorang melakukan ibadah membaca Surat Al-Waqi'ah dengan angan bisa mendapat kekayaan, mengeluarkan infak berambisi mendapat rezeki nan berlipat ganda, dan seterusnya.

Menurut Syekh Nawawi, tulus seperti itu adalah tulus nan berada pada tingkatan paling rendah. Dilansir dari laman resmi Kemenag.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اَتُحَاۤجُّوْنَنَا فِى اللّٰهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْۚ وَلَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُخْلِصُوْنَ ۙ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah Anda (Yahudi dan Nasrani) hendak berdebat dengan kami tentang Allah? Padahal, Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami ibadah kami, bagi Anda ibadah kamu. Hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri. (QS Al-Baqarah Ayat 139)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa hanya kepada Allah seorang hamba dengan tulus mengabdikan diri tanpa mempersekutukan-Nya.