ARTICLE AD BOX
KincaiMedia – Pada tahun 2025, Solana (SOL) bakal mengalami serangkaian unlock token, nan berfaedah lebih banyak token bakal tersedia di pasar. Hal ini menimbulkan beragam spekulasi, dengan sebagian orang resah bahwa peningkatan jumlah token nan beredar bakal menekan nilai SOL. Namun, para analis industri menilai dampaknya tidak bakal terlalu besar.
Melansir dari blockworks.com, jika Anda mencari ‘Unlock SOL’ di media sosial X, Anda bakal menemukan banyak unggahan nan memperingatkan tentang perihal ini, dan sering kali disertai screenshot spreadsheet nan tidak jelas sumbernya. Meski unlock ini memang nyata, para mahir percaya bahwa dampaknya terhadap nilai SOL bakal terbatas.
Mengapa Ada Unlock Token Solana
Untuk memahami situasi ini, kita perlu memandang kembali ke masa awal Solana. Saat itu, bursa mata duit digital FTX (yang sekarang bangkrut) membeli banyak token SOL dengan ketentuan lock-up jangka panjang. Setelah FTX kolaps, aset perusahaan tersebut menjual sejumlah besar token SOL nan tetap terkunci kepada penanammodal dengan nilai potongan nilai besar.
Salah satu unlock token terbesar bakal terjadi pada 1 Maret 2025, di mana token SOL senilai US$ 2,58 miliar bakal tersedia untuk diperdagangkan, menurut info dari Messari. Meski jumlah ini terdengar besar, sebenarnya unlock ini hanya mencakup sekitar 2 persen dari kapitalisasi pasar Solana saat ini.
Selain itu, 97,5 persen dari total pasokan SOL nan sudah beredar, sehingga unlock ini tidak bakal secara drastis mengubah jumlah token di pasar.
Menurut Matthew Sigel, Kepala Riset Aset Digital di VanEck, penjualan token Solana dari aset FTX telah menarik banyak penanammodal baru.
“Kita bakal segera mengetahui apakah mereka bakal memperkuat dalam jangka panjang namalain justru menjual setelah unlock,” ungkap Sigel.
Baca Juga: DeepSeek Viral, Para Penipu Kripto Ambil Kesempatan
Apakah Unlock Pengaruhi Harga?
Salah satu argumen kenapa akibat unlock ini mungkin tidak terlalu besar adalah lantaran banyak penanammodal nan membeli token SOL dengan nilai potongan nilai mempunyai sasaran untung jangka panjang.
Matt Maximo, penanammodal di VanEck, mengatakan bahwa banyak dari mereka mengincar untung hingga 10 kali lipat, sehingga tidak bakal langsung menjual tokennya begitu unlock terjadi.
Selain unlock dari FTX, sumber potensial lain dari tekanan jual SOL datang dari Grayscale Solana Trust (GSOL). GSOL adalah instrumen investasi nan memungkinkan penanammodal mendapatkan eksposur ke Solana.
Investor nan membeli saham GSOL dalam private placement bisa mendapatkannya dengan nilai sesuai nilai aset bersih (NAV), nan sering kali lebih rendah dari nilai pasar sahamnya. Namun, saham ini mempunyai masa lock-up satu tahun, dan banyak nan sekarang mulai bisa dijual, menurut arsip SEC.
Biasanya, saat saham private placement ini bisa dijual, penanammodal bakal melepasnya untuk mengambil untung dari selisih harga. Hal ini memberikan tekanan jual. Namun, dengan hanya US$ 125 juta dalam aset nan dikelola, jumlah ini sangat mini dibandingkan dengan kapitalisasi pasar Solana nan mencapai US$ 112 miliar.
Menurut Ben Lilly, mitra pendiri Jlabs Digital, akibat dari unlock GSOL terhadap nilai Solana nyaris tidak terasa.
“Jumlah saham nan tidak terkunci ini sangat mini dibandingkan ukuran pasar secara keseluruhan,” katanya dalam sebuah podcast mata duit digital baru-baru ini.
Disclaimer: Semua konten nan diterbitkan di website KincaiMedia ditujukan sarana informatif. Seluruh tulisan nan telah tayang di KincaiMedia bukan nasihat investasi namalain saran trading.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada mata duit kripto, senantiasa lakukan riset lantaran mata duit digital adalah aset volatil dan berisiko tinggi. KincaiMedia tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun untung anda.