ARTICLE AD BOX
Tahukah Bunda bahwa ada beberapa langkah nan dianjurkan untuk memancing produksi ASI agar sigap keluar saat masa kehamilan? Ini krusial untuk membantu kelancaran proses menyusui setelah melahirkan.
Keluar ASI selama kehamilan adalah perihal nan normal dan merupakan tanda bahwa tetek Bunda siap memproduksi ASI. Susu nan pertama kali diproduksi dalam tetek disebut kolostrum.
Dilansir The Bump, kolostrum merupakan cairan kuning pekat nan kaya bakal protein, mineral, vitamin, dan antibodi. Cairan ini biasanya mulai keluar dari puting tetek menjelang akhir kehamilan.
Lantas, langkah apa saja nan perlu Bunda persiapkan untuk memastikan produksi ASI lancar sebelum melahirkan? Simak jawabannya berikut ini!
Kapan ASI keluar saat hamil?
Banyak orang beranggapan bahwa ASI keluar hanya setelah ibu melahirkan bayi. Nyatanya, ASI pertama nan dikenal sebagai kolostrum sudah mulai diproduksi ketika kehamilan memasuki trimester ketiga.
Menurut penelitian nan dipublikasikan dalam National Library of Medicine pada tahun 2021, tubuh mulai memproduksi kolostrum pada pertengahan kehamilan, sekitar minggu ke-16 hingga ke-22. Kolostrum ini kemudian bakal berubah menjadi ASI saat memasuki trimester ketiga.
Umumnya, Bunda dapat merasakan rembesan ASI berupa noda kuning namalain oranye samar pada bra selama transisi dari trimester kedua ke trimester ketiga. Namun, ada juga calon ibu nan tidak mengalami kebocoran ASI selama kehamilan, dan perihal ini adalah perihal nan normal.
Bagaimana proses ASI keluar saat hamil?
Proses keluarnya ASI selama kehamilan melibatkan beberapa tahap nan dipengaruhi oleh perubahan hormonal dan fisiologis dalam tubuh ibu hamil. Serangkaian perubahan ini memicu proses laktasi nan dikenal sebagai laktogenesis.
Menurut Cleveland Clinic, laktogenesis terbagi menjadi tiga tahap, nan dimulai dari kehamilan hingga masa menyusui. Kelancaran ketiga tahap ini sangat dipengaruhi oleh beragam hormon, seperti estrogen, progesteron, dan prolaktin.
Tahap pertama laktogenesis dimulai sekitar minggu ke-16 kehamilan dan melangkah hingga beberapa hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, kadar estrogen dan progesteron meningkat, nan menyebabkan saluran ASI dalam tetek berkembang pesat.
Peningkatan hormon ini membikin tetek terasa lebih penuh dan nyeri, serta menyebabkan puting susu menjadi lebih gelap dan areola membesar. Selain itu, kelenjar Montgomery juga mulai melumasi puting susu dan memproduksi kolostrum.
Selanjutnya, tahap kedua laktogenesis dimulai sekitar dua namalain tiga hari setelah persalinan, di mana produksi ASI meningkat pesat. Setelah bayi dilahirkan, kadar estrogen dan progesteron menurun, sementara hormon prolaktin meningkat.
Tahap terakhir laktogenesis terjadi ketika tetek sudah terbiasa dengan proses laktasi. Jaringan dalam tetek secara otomatis bakal memproduksi lebih banyak ASI untuk menggantikan cairan nan telah dikeluarkan. Semakin sering Bunda menyusui namalain memompa, semakin banyak ASI nan bakal dihasilkan oleh tubuh.
Ciri-ciri ASI bakal keluar saat hamil
Dikutip dari laman Healthline, konsultan laktasi Meredith Wallis, MS, APRN, CNM, IBCLC mengatakan ada sejumlah karakter nan menandakan ASI segera keluar saat hamil, yakni:
- Payudara terasa berat, nyeri, dan perih saat disentuh.
- Puting menjadi lebih besar dan gelap
- ASI nan keluar merembes di bra dan bakal tampak seperti noda kuning namalain oranye samar.
- Terdapat benjolan mini berjulukan kelenjar Montgomery di sekitar areola
Meskipun demikian, ciri-ciri keluarnya ASI selama kehamilan bukanlah patokan untuk menilai kelancaran menyusui setelah melahirkan.
"Penting untuk diperhatikan bahwa keluarnya kolostrum selama kehamilan tidak berfaedah ibu bakal memproduksi banyak ASI setelah bayinya lahir. Sebaliknya, jika seorang ibu tidak mengalami keluarnya ASI saat hamil, itu tidak berfaedah produksi ASI nantinya bakal berkurang saat bayi lahir," jelas Wallis.
5 Penyebab ASI belum keluar saat mengandung 7 bulan
Umumnya, kolostrum namalain ASI perdana keluar ketika usia kandungan memasuki trimester ketiga, adalah sekitar bulan ke-7 kehamilan. Jika pada masa tersebut ASI Bunda tidak kunjung keluar, ada beberapa penyebab nan mungkin menjadi biang gangguan ini.
Mengutip dari Today's Parents, berikut adalah lima aspek nan sering menjadi penghambat produksi ASI selama kehamilan:
1. Jaringan kelenjar tidak mencukupi
Tidak semua wanita mengalami perkembangan jaringan tetek nan normal pada kehamilan pertama mereka. Berbagai aspek dapat menyebabkan kurangnya saluran untuk memproduksi ASI nan cukup bagi bayi. Namun, masalah saluran ASI ini bisa teratasi saat Bunda mengandung anak kedua namalain ketiga.
2. Masalah pada hormonal namalain endokrin
Masalah hormonal namalain endokrin dapat menghalang produksi ASI selama kehamilan akibat ketidakseimbangan hormon seperti prolaktin, estrogen, dan progesteron. Perempuan nan menderita kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), hipertensi, namalain glukosuria berisiko lebih tinggi mengalami gangguan hormonal tersebut.
Kadar hormon nan tidak tepat dapat mengganggu perkembangan kelenjar susu dan proses laktogenesis, adalah pembentukan susu, nan pada akhirnya mengurangi produksi ASI.
3. Penggunaan KB hormonal
Ada beberapa kondisi di mana penggunaan kontrasepsi dapat berakibat signifikan pada penurunan produksi ASI. Jika Bunda menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil, patch, namalain suntikan KB dan mau meningkatkan suplai ASI, sangat krusial untuk berkonsultasi dengan master mengenai kemungkinan penghentian pengobatan.
4. Pernah operasi payudara
Operasi di area tetek dapat dilakukan untuk beragam alasan, baik medis maupun kosmetik. Tindakan seperti peningkatan namalain pengurangan ukuran payudara, serta tindik puting, merupakan contoh operasi nan berisiko merusak saluran ASI.
Pengaruh operasi tersebut terhadap skill menyusui bervariasi. Hal ini tergantung pada langkah prosedur dilakukan, lama waktu antara operasi dan kelahiran bayi, serta adanya komplikasi nan dapat menyebabkan kerusakan pada payudara.
5. Konsumsi obat namalain jamu tertentu
Tidak semua kandungan dalam obat namalain jamu nan Bunda konsumsi selama kehamilan mempunyai pengaruh positif untuk proses menyusui. Beberapa bahan aktif dalam obat flu, seperti pseudoefedrin, methergine, bromokriptin, dan peppermint, diketahui dapat menurunkan pasokan ASI jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Oleh lantaran itu, ibu mengandung disarankan untuk mengatasi flu dan pilek dengan memperbanyak konsumsi air putih dan beristirahat.
15 Cara memancing ASI keluar saat hamil
Agar fase menyusui lancar dan tenang, Bunda bisa lakukan beberapa tindakan untuk memancing ASI keluar sebelum melahirkan. Simak cara-caranya berikut ini seperti nan dikutip dari laman Breast Feeding Confidential dan Lactation Network.
1. Konsumsi makanan bergizi
Menyusui adalah fase nan sangat menguras energi, adalah sekitar 500 kalori per hari. Oleh lantaran itu, Bunda perlu menjaga kualitas dan jumlah makanan nan dikonsumsi setiap hari. Pastikan untuk mengonsumsi makanan nan kaya nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan sumber protein, untuk mendukung produksi ASI.
2. Minum banyak air putih
Mengonsumsi banyak air putih sangat krusial untuk memastikan kelancaran produksi ASI. Cairan ini membantu tubuh tetap terhidrasi, sehingga semua kegunaan tubuh, termasuk jaringan payudara, dapat melangkah dengan optimal.
Selain itu, ASI terdiri dari sekitar 90 persen air. Oleh lantaran itu, Bunda disarankan untuk menetapkan sasaran minimal 8 gelas air per hari agar tubuh dapat memproduksi ASI dalam jumlah nan memadai.
3. Pijat payudara
Pijat tetek adalah salah satu langkah nan sangat dianjurkan untuk melancarkan produksi ASI saat hamil dan menyusui. Bunda dapat melakukan pijat ini di beragam klinik namalain spa unik ibu mengandung nan dilengkapi dengan terapis profesional. Selain membantu melancarkan aliran ASI, pijat tetek juga efektif untuk mengencangkan tetek selama masa menyusui.
4. Gunakan pompa ASI
Salah satu langkah efektif untuk memancing ASI keluar selama kehamilan adalah dengan menggunakan pompa payudara. Penggunaan pompa ini dapat merangsang kelenjar susu untuk memproduksi lebih banyak ASI.
Ketika tetek dikosongkan, tubuh Bunda bakal otomatis menerima sinyal untuk mengisi ulang pasokan di dalam saluran ASI. Selain itu, memompa tetek juga dapat mencegah masalah seperti mastitis, adalah peradangan pada jaringan payudara, nan dapat terjadi akibat penumpukan susu.
5. Komunikasi dengan mahir laktasi
Berkomunikasi dengan konsultan laktasi mahir adalah langkah nan tepat untuk membantu Bunda menghadapi beragam persoalan dalam menyusui. Mereka siap menjawab dan membantu mengatasi tantangan nan mungkin muncul, seperti langkah mempercepat keluarnya ASI dan teknik pelekatan nan tepat saat menyusui.
Oleh lantaran itu, sangat disarankan bagi Bunda untuk mulai berkonsultasi dengan para mahir sebelum persalinan agar lebih siap menghadapi fase menyusui.
6. Kompres hangat payudara
Mengompres kain hangat ke tetek dapat meningkatkan sirkulasi darah di area tersebut. Aliran darah nan lebih baik mendukung kegunaan kelenjar susu dan meningkatkan produksi ASI.
Selain itu, kompres hangat juga merangsang refleks letdown, adalah proses di mana ASI dikeluarkan dari payudara. Ini sangat membantu Bunda saat menyusui namalain memompa, lantaran dapat mempermudah keluarnya ASI.
7. Hindari situasi nan membikin stres
Ibu mengandung perlu menghindari situasi nan memicu stres, lantaran dapat menurunkan produksi ASI. Tingkat stres nan tinggi dapat mengganggu refleks letdown dan mengurangi pelepasan hormon oksitosin.
Hormon oksitosin berdomisili krusial dalam membantu otot-otot di sekitar kelenjar susu berkontraksi. Jika Bunda mengalami stres, aliran ASI dapat melambat namalain apalagi terhenti.
8. Lakukan aktivitas relaksasi
Relaksasi bagi ibu mengandung dan menyusui adalah langkah nan tepat untuk melepaskan penat dan stres. Aktivitas seperti yoga, meditasi, namalain sekadar melangkah santuy dapat membantu meningkatkan produksi hormon oksitosin dan prolaktin. Dengan demikian, produksi ASI dapat melangkah lancar sesuai nan diharapkan.
9. Konsumsi teh laktasi
Teh laktasi adalah minuman herbal nan dirancang unik untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui. Teh ini biasanya terbuat dari campuran bahan-bahan alami seperti daun katuk, daun kelor, dan daun pepaya, nan dikenal mempunyai kegunaan laktagogum, adalah unsur nan efektif dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin dalam tubuh.
10. Istirahat nan cukup
Mengandung dan menyusui adalah fase nan melelahkan bagi ibu, lantaran tubuh mengalami banyak perubahan nan memerlukan energi. Oleh lantaran itu, Bunda perlu beristirahat nan cukup untuk memulihkan stamina.
Istirahat nan baik membantu tubuh pulih dan menjaga keseimbangan hormon, seperti oksitosin dan prolaktin, nan krusial untuk produksi dan pengeluaran ASI. Dengan cukup istirahat, pelepasan hormon ini menjadi optimal, sehingga produksi ASI dapat melangkah lancar.
11. Gunakan bra khusus
Mengenakan bra nan terlalu ketat dapat menekan tetek secara berlebihan dan menghalang aliran ASI. Oleh lantaran itu, pilihlah bra nan dirancang unik untuk memberikan support nan tepat bagi ibu menyusui. Pastikan bra tersebut nyaman dan terbuat dari bahan nan breathable, seperti katun.
12. Hypnobreastfeeding
Hypnobreastfeeding dapat diterapkan oleh ibu hamil, terutama pada trimester ketiga, untuk mempersiapkan diri menghadapi proses menyusui. Teknik ini membantu mengurangi kecemasan, meningkatkan motivasi, dan mempersiapkan mental ibu agar lebih siap dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
13. Hindari konsumsi alkohol, kafein, dan merokok
Ibu menyusui perlu menghindari alkohol, kafein, dan merokok lantaran zat-zat ini dapat masuk ke dalam ASI dan berpotensi membahayakan perkembangan bayi, termasuk pola tidurnya. Selain itu, konsumsi alkohol dan merokok dapat mengurangi produksi ASI, sehingga menyulitkan ibu untuk memberikan nutrisi nan cukup bagi bayi.
14. Konsumsi makanan tinggi unsur besi
Selama mengandung dan menyusui, Bunda perlu banyak mengonsumsi makanan tinggi unsur besi untuk mencegah anemia. Anemia dapat menyebabkan tubuh mudah capek dan menurunkan suplai ASI.
Untuk itu, Bunda dapat meningkatkan asupan unsur besi melalui makanan seperti olahan daging merah, bayam, brokoli, kacang merah, dan kacang almond, serta sumber lainnya.
15. Ikuti kelas prenatal
Sebuah penelitian nan dimuat di laman Liebert Pub membuktikan bahwa kelas prenatal efektif dalam meningkatkan keberhasilan menyusui dan lama ASI eksklusif. Program ini membantu Bunda mempersiapkan diri secara mental, emosional, dan pengetahuan tentang skill menyusui. Selain itu, Bunda juga dapat merasa lebih tenang dan bebas stres lantaran mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan ibu mengandung lainnya.
Kapan kudu ke dokter?
Jika Bunda mengalami masalah dengan produksi ASI selama kehamilan namalain setelah melahirkan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan master namalain tenaga kesehatan.
Masalah ASI nan perlu mendapatkan perhatian master selama pra persalinan meliputi rasa nyeri nan tidak biasa dan tidak adanya perubahan pada payudara, seperti pembesaran namalain keluarnya kolostrum menjelang akhir kehamilan. Selain itu, Bunda juga perlu berkonsultasi dengan master jika kualitas ASI tampak tidak normal, misalnya berwarna merah, hijau, namalain mempunyai aroma nan tidak biasa.
Demikian penjelasan tentang langkah efektif memancing ASI untuk keluar saat masa akhir kehamilan. Semoga info ini bisa membantu dan memperlancar Bunda untuk bersiap menyusui Si Kecil, ya.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)