ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, Jakarta – Tren kamera wide-angle 8MP dan kamera macro namalain depth 2MP tetap menjadi masalah di beragam ponsel mid-range di pasar hingga tahun 2025 ini.
Kedua tren kamera ini sering kali hanya menjadi pemanis pada modul kamera, tetapi kandas memberikan hasil foto nan memuaskan. Hal ini tetap terjadi meskipun sudah banyak keluhan dari pengguna dan pengamat teknologi.
Beberapa ponsel seperti OnePlus 12R, Poco X6 Pro, dan Redmi 13 Pro Plus, nan dirilis pada 2024, tetap menggunakan konfigurasi kamera ini. Walaupun ada ponsel seperti Nothing Phone 2 nan membuktikan bahwa kamera wide-angle berbobot dapat dihadirkan tanpa meningkatkan nilai secara signifikan, sebagian besar produsen tetap memilih memasang kamera dengan spesifikasi rendah.
BACA JUGA:
- Gandeng ZEISS, Ini Rangkaian Inovasi Kamera di Vivo X200 Series
- Terungkap! Begini Detail Spesifikasi Kamera Realme 14 Pro+
Masalah utama dari kamera wide-angle 8MP terletak pada kualitas gambar nan dihasilkan. Kamera ini sering kandas memberikan perincian nan tajam, warna nan akurat, dan hasil nan memuaskan.
Noise pada gambar, terutama dalam pencahayaan nan kurang ideal, menjadi masalah nan sangat mencolok. Ketika foto diperbesar, perincian nan semestinya terlihat malah kabur, memperlihatkan kelemahan dari resolusi rendah kamera tersebut.
Kamera macro 2MP pun tidak jauh berbeda. Sebagai fitur nan sering kali hanya menjadi gimmick, kamera ini jarang menghasilkan foto nan berbobot baik dan justru lebih sering mengecewakan pengguna.
Alasan utama produsen tetap menggunakan tren kamera 8MP dan 2MP adalah untuk memberikan kesan bahwa ponsel mempunyai modul kamera nan lengkap, seperti halnya ponsel flagship.
Namun, strategi ini tidak memberikan nilai tambah nan nyata bagi pengguna. Kamera dengan kualitas rendah sering kali tidak digunakan, dan kehadirannya hanya menjadi gimmick untuk menarik perhatian konsumen nan kurang memahami spesifikasi kamera.
Di tahun 2025, semestinya ada perubahan dari produsen untuk meningkatkan kualitas kamera pada ponsel mereka dan meninggalkan kedua tren tersebut. Kamera wide-angle dengan resolusi minimal 12MP namalain 16MP bisa menjadi pengganti nan lebih baik.
Selain itu, jika kamera macro namalain depth tidak dapat ditingkatkan, lebih baik dihilangkan daripada mempertahankan fitur nan tidak memberikan kegunaan nyata bagi pengguna. Fokus pada kamera utama dengan resolusi tinggi dan support algoritma AI untuk meningkatkan hasil foto bakal lebih berbobot bagi konsumen.
Pengguna ponsel sekarang semakin pandai dalam menilai kualitas produk. Mereka mengutamakan hasil nan memuaskan daripada sekadar jumlah kamera nan terlihat menarik. Jika produsen tidak segera memperbaiki pendekatan mereka, kepercayaan pengguna dapat menurun.
BACA JUGA:
- Bocoran Ungkap Detail Kamera Huawei Pura 80 Ultra
- Android 16 bakal Jadi Solusi Baru untuk Foto di Kondisi Low-light
Sudah saatnya industri ponsel berfokus pada penemuan nan betul-betul relevan dan bermanfaat, meninggalkan fitur-fitur nan hanya menjadi pemanis tanpa kegunaan nan berarti. Kamera dengan spesifikasi rendah seperti 8MP wide-angle dan 2MP macro sudah waktunya menjadi bagian dari masa lalu.