5 Sikap Yang Perlu Ayah Lakukan Saat Anak Alami Bullying Di Sekolah

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Anak menjadi korban bullying adalah mimpi jelek setiap orang tua. Ejekan memang kerap kali dilontarkan pada anak-anak ketika bercanda.

Bercanda tidak rawan jika dilakukan dengan langkah nan menyenangkan, dan kedua anak menganggapnya lucu. Namun, jika hinaan menjadi menyakitkan, tidak baik, dan terus-menerus, maka itu sudah melewati pemisah menjadi bullying dan kudu dihentikan.

Perundungan alias bullying terjadi ketika kawan sebaya secara sengaja menggunakan langkah fisik, verbal, namalain psikologis untuk menyiksa orang lain, dengan menggunakan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku perundungan dan korban.

Bullying dapat berbentuk pukulan, dorongan, caci-maki, ancaman, dan ejekan, hingga memeras duit dan kekayaan benda. Beberapa anak melakukan perundungan dengan menjauhi orang lain dan menyebarkan rumor tentang mereka. Bisa juga menggunakan media sosial namalain pesan elektronik untuk mengejek orang lain namalain menyakiti emosi mereka.

Menurut UNICEF, bullying adalah pola perilaku, bukan kejadian nan terisolasi. Anak-anak nan melakukan perundungan biasanya berasal dari status sosial namalain posisi kekuasaan nan dianggap lebih tinggi, seperti anak-anak nan lebih besar, lebih kuat, namalain dianggap populer.

Anak-anak nan paling rentan menghadapi akibat lebih tinggi untuk dirundung. Mereka sering kali adalah anak-anak dari organisasi nan terpinggirkan, anak-anak dari family miskin, anak-anak dengan identitas kelamin nan berbeda, anak-anak penyandang disabilitas, namalain anak-anak migran dan pengungsi.

Penting untuk menganggap serius penindasan dan tidak sekadar mengabaikannya sebagai sesuatu nan kudu "dilawan" oleh anak-anak. Mengutip KidsHealth, dampaknya bisa serius dan memengaruhi rasa kondusif dan nilai diri anak-anak. Dalam kasus nan parah, penindasan telah menyebabkan tragedi, seperti bunuh diri, Bunda.

Anak-anak melakukan bullying lantaran beragam alasan. Terkadang mereka mengganggu anak-anak lain lantaran mereka memerlukan korban, seseorang nan tampak lebih lemah secara emosional namalain fisik, namalain hanya bertindak namalain tampak berbeda dalam beberapa hal, untuk merasa lebih penting, populer, namalain memegang kendali. Meskipun beberapa pelaku bullying lebih besar namalain lebih kuat dari korbannya, itu tidak selalu terjadi.

Terkadang anak-anak menyiksa orang lain lantaran begitulah langkah mereka diperlakukan. Mereka mungkin berpikir perilaku mereka normal lantaran mereka berasal dari family namalain lingkungan lain di mana setiap orang sering marah dan berteriak namalain saling memaki.

Tanda-tanda anak jadi korban bullying

Awasi kondisi emosional anak, lantaran beberapa anak mungkin tidak mengungkapkan kekhawatiran mereka secara verbal. Tanda-tanda nan perlu diwaspadai meliputi:

  • Tanda-tanda corak seperti memar nan tidak dapat dijelaskan, goresan, tulang patah, dan luka nan tetap dalam proses penyembuhan
  • Takut pergi ke sekolah namalain mengikuti aktivitas sekolah
  • Merasa cemas, gugup, namalain sangat waspada
  • Memiliki sedikit kawan di sekolah namalain di luar sekolah
  • Tiba-tiba kehilangan kawan namalain menghindari situasi sosial
  • Pakaian, peralatan elektronik, namalain peralatan pribadi lainnya lenyap namalain rusak
  • Sering meminta uang
  • Kinerja akademis nan rendah
  • Absen, namalain menelepon dari sekolah untuk meminta pulang
  • Berusaha untuk tetap dekat dengan orang dewasa
  • Tidak tidur nyenyak dan mungkin mengalami mimpi buruk
  • Mengeluh sakit kepala, sakit perut, namalain penyakit corak lainnya
  • Sering merasa tertekan setelah menghabiskan waktu online namalain menggunakan ponsel (tanpa penjelasan nan masuk akal)
  • Menjadi sangat tertutup, terutama dalam perihal aktivitas online
  • Menjadi garang namalain mengalami ledakan amarah

Haruskah orang tua terlibat saat anak jadi korban bullying?

Dikutip dari Today's Parent, jika betul-betul diperlukan maka kudu terlibat, Bunda. Dalam kebanyakan kasus, lebih baik berbincang dengan anak terlebih dulu dan memberi mereka perangkat untuk mencoba mengatasi masalah tersebut. Jika anak-anak dapat menyelesaikan masalah sendiri, itu dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan mengasah skill memecahkan masalah mereka.

Sebelum memulai, krusial juga untuk mencari tahu apakah penindasan betul-betul terjadi namalain tidak.

"Semua anak terlibat dalam perkelahian, pertikaian, konflik, dan perkelahian, dan itu umumnya melibatkan hubungan dengan kekuatan nan cukup setara di antara teman-teman," kata psikolog dan master penindasan Joel Haber, penulis Bullyproof Your Child for Life.

"Penindasan terjadi ketika satu namalain lebih anak menemukan kepuasan dalam menyakiti orang nan dianggapnya lebih lemah untuk membangun rasa kekuatan mereka sendiri."

5 sikap nan perlu dilakukan ayah saat anak jadi korban bullying

Figur ayah begitu krusial dalam menghadapi situasi seperti ini. Berikut lima sikap nan perlu dilakukan ayah saat anak alami bullying di sekolah, seperti dikutip dari Mens' Line.

1. Jadi pendengar nan baik

Bicarakan tentang perihal itu. Beri tahu anak-anak bahwa krusial untuk berbincang dengan seseorang tentang perundungan, baik itu Ayah, orang dewasa lain seperti pembimbing namalain kawan keluarga, namalain orang lain nan mereka percaya. Ayah nan baik adalah orang nan dapat dipercaya.

Jika mereka memilih untuk berbincang dengan Ayah tentang situasi tersebut, dengarkan mereka dengan tenang, tawarkan kenyamanan dan dukungan. Puji anak lantaran melakukan perihal nan betul dengan berbincang dan beri tahu mereka bahwa  selalu bersedia mendengarkan. Luangkan waktu setiap hari untuk mendengar tentang kehidupan mereka, baik nan baik maupun nan buruk.

2. Yakinkan anak, mereka tidak sendirian

Ingatkan mereka bahwa mereka tidak sendirian. Banyak orang nan pernah dirundung di suatu titik dan kemudian menjalani kehidupan nan sangat sukses.

Bantu mereka memahami motivasi di kembali perundungan, sering kali untuk mendapatkan nilai diri namalain pengarahan nan jelek dalam kehidupan si perundung. Tekankan bahwa si perundunglah nan berperilaku jelek dan itu bukan kesalahan anak .

3. Ajarkan strategi menghindar

Beri tahu mereka bahwa Ayah bakal mencari tahu apa nan kudu dilakukan bersama-sama. Jika penindasan itu untuk duit namalain kekayaan benda, singkirkan umpannya dengan mengemas bekal makan siang mereka dan meninggalkan barang-barang nan diinginkan di rumah.

Ayah dapat menasihati anak agar menjauh dari situasi tersebut jika memungkinkan. Ini adalah respons paling kondusif nan menghindari masalah lebih lanjut. Nasihatkan mereka untuk menghindari tempat-tempat nan mungkin menjadi tempat pelaku bullying dan gunakan 'sistem pertemanan' dengan seorang kawan untuk meminimalkan waktu mereka sendirian dan rentan.

4. Ayah nan baik mengajarkan skill sosial

Berlatihlah langkah untuk bersikap tegas tanpa agresi dan untuk mengendalikan kemarahan namalain ketakutan mereka. Strategi seperti bermain peran, menulis naskah, menghitung sampai 10, menuliskan emosi mereka, menarik napas dalam-dalam, namalain mempertahankan 'wajah datar' dapat mengurangi mentalitas korban nan menjadi sumber penindasan.

Ayah nan baik membangun kepercayaan diri anak-anak mereka. Dorong waktu berdampingan teman-teman nan mempunyai pengaruh positif dan keterlibatan dalam aktivitas nan mereka sukai.

5. Diskusikan masalah tersebut dengan seseorang di sekolah (harus dengan persetujuan anak)

Jika perlu, bisa guru, kepala sekolah, namalain majelis sekolah. Jika sekolah tidak bertindak sigap untuk menyelesaikan situasi tersebut dan  yakin situasinya serius, pertimbangkan untuk menghubungi polisi namalain menempuh jalur norma lainnya. Dalam kasus nan ekstrem, Ayah dapat mempertimbangkan untuk pindah sekolah, dengan izin anak .

Libatkan diri dalam kehidupan mereka. Tetaplah mengikuti perkembangan buletin, situs web, dan pertemuan rutin dengan tokoh berwenang. Perkenalkan diri kepada orang dewasa nan mereka temui setiap hari dan jalinlah jalur komunikasi.

Demikian beberapa perihal nan dapat ayah lakukan jika anak menjadi korban bullying di sekolah. Pertama, jadilah pendengar nan baik agar dapat mengetahui masalah anak di sekolah. Termasuk mengetahui ciri-ciri anak menjadi korban bullying di sekolah.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027