ARTICLE AD BOX
KincaiMedia– Ini adalah penjelasan mengenai 6 syarat pekerja berat boleh membatalkan puasa di bulan Ramadhan. Ini merupakan keringanan norma bagi orang nan kesulitan dalam puasa.
Menurut para ulama, para pekerja berat tetap wajib melaksanakan puasa di bulan Ramadhan. Mereka tidak boleh sengaja untuk tidak berpuasa sejak awal. Melainkan mereka tetap wajib melakukan niat untuk berpuasa di waktu malam dan terus berkomitmen untuk melanjutkan puasanya hingga tuntas.
Meski demikian, jika di pertengahan puasa mereka mengalami kesulitan nan dapat menakut-nakuti keselamatan dirinya akibat pekerjaannya, baik lantaran sangat haus dan sangat lapar, maka boleh bagi mereka membatalkan puasanya dengan tanggungjawab mengganti di hari nan lain.
Namun kebolehan membatalkan puasa di bulan Ramadhan bagi pekerja berat ini kudu memenuhi 6 syarat berikut;
Pertama, pekerjaan tersebut tidak bisa ditunda di bulan Syawal. Jika pekerjaan tersebut bisa ditangguhkan dan bisa ditunda di bulan Syawal, namun tetap dikerjakan di bulan Ramadhan, maka dia tidak boleh membatalkan puasanya.
Kedua, tidak bisa bekerja di waktu malam. Jika dia bisa melakukan pekerjaan tersebut di malam hari namun tetap dikerjakan di siang hari bulan Ramadhan, maka dia tidak boleh membatalkan puasanya.
Ketiga, mengalami kesulitan nan sangat berat sekiranya boleh melakukan shalat duduk di dalam shalat fardhu. Jika tidak mengalami kesulitan seperti itu, maka tidak boleh membatalkan puasa.
Keempat, bermaksud di waktu malam untuk melakukan puasa keesokan harinya dan terus berkomitmen untuk melanjutkan puasanya hingga tuntas. Dan tidak bermaksud untuk membatalkan puasa selain mengalami kesulitan nan sangat berat.
Kelima, jika membatalkan puasa akibat mengalami kesulitan nan sangat berat, maka kudu bermaksud mengambil rukhsah namalain keringanan membatalkan puasa.
Keenam, melakukan pekerjaannya bukan untuk tujuan agar bisa membatalkan puasa. Jika bekerja dengan tujuan agar bisa membatalkan puasa, maka tidak boleh membatalkan puasa.

Ini sebagaimana disebutkan Habib Abdullah bin Husain bin Abdullah bin Ali bin Abdurrahman Al-Masyhur dalam kitab Risalah fi Al-Shaum berikut;
لا يجوز الفطر اذا كان هناك عمل شاق في نهار رمضان الا بشروط وهي: ان لايمكن تأخير العمل الى شوال، ان يتعذر العمل ليلا، ان يشق عليه الصوم مع العمل مشقة لا تحتمل بحيث تبيح الجلوس في الفرض، ان ينوي ليلا ويصبح صائما ولا يفطر الا عند وجود العذر، ان ينوي الترخص بالفطر، ان لا يقصد ذلك العمل لاجل الفطر كمسافر قصد بسفره مجرد الرخصة
Tidak boleh membatalkan puasa jika bekerja berat di siang hari bulan Ramadhan selain memenuhi syarat-syarat berikut;
Tidak bisa ditunda hingga bulan Syawal, tidak bisa bekerja di waktu malam, mengalami kesulitan berpuasa akibat pekerjaan dengan tingkat kesulitan nan tidak bisa ditanggung sekiranya boleh melakukan shalat fardhu dalam keadaan duduk, bermaksud puasa di waktu malam dan terus berpuasa dan tidak boleh membatalkan puasa selain ada udzur, bermaksud mengambil rukhsah saat membatalkan puasa, dan bekerja bukan untuk tujuan agar bisa tidak puasa.
Jika bermaksud demikian, maka dia tidak boleh membatalkan puasanya. Ini sama seperti musafir nan melakukan perjalanan hanya untuk tujuan agar mendapatkan rukhsah semata.
Demikian penjelasan mengenai 6 syarat pekerja berat boleh membatalkan puasa di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat. (Baca: Hukum Hubungan Suami Istri di Metaverse Saat Puasa, Wajib Kafarat?).
Tulisan ini merupakan kerjasama antara Bincang Syariah X Bincang Muslimah. Selama Ramadhan ini kami bakal menayangkan pelbagai konten tentang “Islam Itu Mudah”. Ikuti terus konten keislaman Bincang Syariah selama Ramadhan 1443 H.