ARTICLE AD BOX
Ilustrasi bulan Syaban.
KincaiMedia, JAKARTA -- Syaban merupakan bulan nan mulia dan salah satu bulan haram. Pada bulan ini umat Muslim dianjurkan untuk banyak mengisi hari-hari mereka dengan kebaikan saleh.
Dikutip dari kitab Menggapai Berkah di Bulan-Bulan Hijriyah karya Siti Zamratus Sa'adah, ada tiga ibadah nan baik dilakukan ketika memasuki bulan Syaban, adalah sebagai berikut
1. Berpuasa pada siang Nisfu Syaban
Pada beberapa hadits disebutkan, bahwa Rasulullah saw sangat menyukai puasa dibulan sya’ban. Menurut Aisyah, Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa selama sebulan penuh selain Ramadhan, dan tidak pernah melihatnya berpuasa di suatu bulan, sebanyak puasanya di bulan Syaban.
عن عَلِيِّ بن أبي طَالِبٍ قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا كانت لَيْلَةُُ النِّصْفِ من شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فإن اللَّهَ يَنْزِلُ فيها لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إلى سَمَاءِ الدُّنْيَا فيقول: ألا من مُسْتَغْفِرٍ لي فَأَغْفِرَ له، ألا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ، ألا مبتلى فَأُعَافِيَهُ، ألا كَذَا ألا كَذَا حتى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Jika datang malam Nisfu Sya'ban maka bangunkanlah malamnya dan berpuasalah di siang harinya, sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, "Tiadakah orang nan meminta ampun, maka saya bakal memberinya ampunan? Tiadakah orang nan meminta rezeki maka saya bakal memberinya rezeki? Tiadakah nan meminta, maka saya bakal memberinya? Sampai terbitnya fajar." (HR Ibnu Majah).
Sedangkan hikmah dari puasa Rasulullah SAW di bulan ini adalah bahwa Rasulullah SAW selalu berpuasa tiga hari dalam sebulan, bakal tetapi kadang beliau meninggalkannya hingga masuk Syaban dan beliau pun mengganti puasa-puasa itu di bulan Syaban.
Ada nan mengatakan juga hikmahnya adalah untuk memuliakan bulan Ramadhan. Ada lagi nan mengatakan itu beliau lakukan lantaran istri-istri beliau di bulan Syaban selalu berpuasa untuk mengqadha Ramadhan.
Maka, sangat dianjurkan bagi seorang Muslim untuk berpuasa di pertengahan pertama (lima belas hari pertama) dari bulan Syaban, khususnya di hari nan kelima belas.
Adapun berpuasa pada lima belas hari terakhir Syaban, maka hukumnya tidak diperbolehkan, selain jika telah berpuasa sebelumnya, namalain kebiasaannya berpuasa di hari itu.
sumber : Pusat Data Republika