ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Bunda dan Ayah perlu mengajarkan anak-anak untuk berpuasa. Namun, bolehkah jika anak balita mau ikut mencoba berpuasa?
Selain dianjurkan dalam kepercayaan Islam, berpuasa mempunyai beragam kegunaan untuk kesehatan baik secara corak maupun mental. Secara medis, beberapa kegunaan nan telah terbukti adalah dapat meregulasi gula darah, menyehatkan jantung, mendukung kegunaan otak, detoksifikasi alami, meningkatkan sistem imun, hingga pengelolaan berat badan.
"Dengan pola makan nan terkontrol saat sahur dan berbuka, puasa bisa membantu menjaga berat badan nan sehat," papar Dokter Spesialis Anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri, pada HaiBunda beberapa waktu lalu.
Tidak hanya oleh orang dewasa, kegunaan ini juga bisa didapatkan oleh anak ketika mereka berpuasa. Namun, kapan usia terbaik Bunda dan Ayah perlu mengajarkan anak berpuasa?
Usia tepat mengajarkan anak berpuasa berasas medis
Menurut dr. Dian, anak bisa mulai belajar berpuasa secara berjenjang sejak usianya menginjak tujuh tahun. Durasinya pun bisa disesuaikan dengan kondisi fisiknya.
Tidak hanya itu, anak nan berumur 10 tahun ke atas umumnya sudah bisa berpuasa. Namun, pastikan mereka dalam kondisi sehat, ya.
"Anak mulai bisa belajar berpuasa secara berjenjang sejak usia sekitar tujuh tahun, namun dengan lama nan disesuaikan dengan skill fisiknya. Anak usia 10 tahun ke atas umumnya sudah bisa menjalani puasa penuh asalkan kondisinya sehat dan tidak mempunyai gangguan medis tertentu," jelas master nan berpraktik di RS Kenak Medika Gianyar, Bali, ini.
Ketika anak berumur antara tujuh sampai sembilan tahun, mereka bisa belajar berpuasa dengan memulainya separuh hari. Tujuannya bukan untuk memaksa anak berpuasa penuh, namun untuk mengenalkan konsep puaa dan melatih kedisiplinan dalam pola makan.
"Di usia 12 tahun, sebagian besar anak nan sehat semestinya sudah bisa menjalani puasa penuh seperti orang dewasa. Namun, tetap perlu memerhatikan asupan gizi nan cukup selama sahur dan berbuka untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitas harian mereka," tutur dr. Dian.
Apakah balita boleh berpuasa?
Menurut dr. Dian, secara medis balita (anak di bawah lima tahun) tidak dianjurkan untuk berpuasa. Bukan tanpa alasan, ini lantaran balita memerlukan hal-hal berikut ini:
- Kebutuhan nutrisi tinggi lantaran anak dalam fase pertumbuhan pesat sehingga perlu nutrisi sepanjang hari.
- Cadangan daya nan terbatas.
- Risiko dehidrasi terlebih di cuaca panas namalain aktivitas corak nan tinggi.
Meski begitu, jika Bunda mau mengenalkan konsep berpuasa pada Si Kecil, dr. Dian menyarankan beberapa perihal berikut ini:
- Mengajarkan puasa ringan misalnya menunda makan selama 1-2 jam
- Membatasi konsumsi camilan berlebihan di antara waktu makan
- Mengajarkan makna berbagi dan menahan diri dari perilaku nan kurang baik
"Jika balita menunjukkan tanda-tanda kelelahan, rewel, berlebihan, pusing, namalain dehidrasi (kulit kering, urine berwarna gelap, namalain sangat sedikit buang air kecil), maka puasa kudu segera dihentikan," ungkapnya.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)