Anak Terlalu Banyak Screentime Bikin Kemampuan Sosialisasinya Buruk? Ini Penjelasannya

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Pertumbuhan pesat teknologi, membikin paparan screen time pada anak tak bisa dihindari. Banyak orang tua menggunakan screen time untuk menghibur namalain mengalihkan perhatian anak.

Cara ini memang sukses membikin anak tak bersuara dalam beberapa waktu. Namun, apa akibat screen time terhadap otak anak-anak?

Ilmuwan otak nan mempelajari akibat screen time terhadap otak bayi belum mempunyai semua jawabannya, tetapi apa nan mereka ketahui bakal membantu orang tua memahami sungguh pentingnya menyediakan pengalaman tanpa screen time. Tanpa screen time, anak-anak bakal belajar, meningkatkan skill sosial dan kognitif mereka, serta menjadi lebih sehat dan senang di masa depan.

Dikutip dari laman UNICEF, intelektual otak terkemuka di bumi nan sudah melakukan penelitian lebih dari 4.000 bayi setiap tahun, Patricia Kuhl mengungkap langkah kerja otak bayi di bawah satu tahun.

"Yang kami temukan adalah bahwa bayi kecil, nan berumur di bawah satu tahun, tidak belajar dari mesin," katanya.

"Bahkan jika Anda menunjukkan video nan menarik kepada mereka, perbedaan dalam pembelajarannya sangat luar biasa. Anda mendapatkan pembelajaran jenius dari manusia nan hidup, dan Anda tidak mendapatkan pembelajaran apa pun dari mesin,” ungkap Kuhl.

Mungkin itulah sebabnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar orang tua tidak memberikan waktu untuk screen time bayi di bawah dua tahun. Selain itu, dibatasi juga waktunya tidak lebih dari satu jam waktu layar sehari untuk mereka nan berumur 2 hingga 4 tahun, Bunda.

Terlalu banyak waktu layar dapat menyebabkan 'autisme virtual'?

Temuan lainnya, anak-anak nan menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar memiliki keterampilan sosial nan jelek dan kepintaran emosional nan rendah hingga remaja. Associate Professor di University Sunshine Coast, Michael Nagel mengatakan pengaruh dari waktu layar nan berlebihan dapat mirip dengan beberapa indikasi gangguan spektrum autisme.

Salah satu penulis kitab Becoming Autisti, Dr. Nagel mengutip penelitiannya sendiri dan penelitian orang lain, mengatakan anak-anak nan terkena akibat screen time menunjukkan teori pikiran nan buruk, skill untuk memahami pikiran namalain emosi orang lain.

Psikolog perkembangan mengatakan anak-anak dengan "autisme virtual" (bukan merupakan pemeriksaan klinis nan diakui) sering kali mengalami kesulitan mempertahankan kontak mata, memperhatikan, dan mengatur emosi.

Mengutip laman ABC, istilah "autisme virtual" dicetuskan oleh psikolog klinis Marius Zamfir, dari Universitas Spiru Haret di Rumania. Makalah Dr. Zamfir tahun 2018 nan diterbitkan dalam Jurnal Studi Sastra Rumania meneliti anak-anak di bawah usia tiga tahun nan menghabiskan lebih dari empat jam waktu di depan layar per hari.

Makalah tersebut memaparkan dampak dari penelitian menunjukkan ada penurunan skill bahasa, kognisi, dan sosial pada anak-anak tersebut.

Pengaruh screen time terhadap perkembangan anak secara keseluruhan

Menurut sebuah penelitian terhadap 7.097 anak nan diterbitkan tahun 2023, screen time selama satu hingga empat jam per hari pada usia satu tahun, dikaitkan dengan akibat keterlambatan perkembangan nan lebih tinggi dalam komunikasi, motorik halus, pemecahan masalah, dan skill pribadi dan sosial pada usia dua tahun.

“Ini adalah penelitian nan sangat krusial lantaran mempunyai ukuran sampel anak-anak nan sangat besar nan telah diikuti selama beberapa tahun,” kata Dr. Jason Nagata, pembimbing besar madya pediatri di University of California, San Francisco, nan tidak terlibat dalam penelitian tersebut, dikutip dari CNN.

“Penelitian ini mengisi celah krusial lantaran mengidentifikasi keterlambatan perkembangan tertentu (dalam keterampilan) seperti komunikasi dan pemecahan masalah nan mengenai dengan waktu di depan layar,” kata Nagata.

“Anak-anak belajar langkah berbincang jika mereka didorong untuk berbicara, dan sangat sering, jika mereka hanya menonton layar, mereka tidak mempunyai kesempatan untuk berlatih berbicara,” katanya.

Menurut Nagata, anak-anak mungkin mendengar banyak kata, tetapi mereka tidak berlatih mengucapkan banyak kata namalain melakukan banyak hubungan bolak-balik, Bunda. Selain itu juga, dengan menonton layar pasif nan tidak mempunyai komponen interaktif namalain fisik, anak-anak condong lebih banyak duduk dan kemudian tidak dapat melatih skill motorik.

Jika anak-anak tidak mempunyai cukup waktu untuk bermain namalain diberi tablet untuk menenangkan emosi negatif, perihal itu dapat mencegah tonggak perkembangan krusial adalah skill untuk mengatasi ketidaknyamanan.

Screen time untuk mengembangkan skill anak lainnya

Sudah banyak diasumsikan bahwa peningkatan signifikan dalam screen time dalam beberapa tahun terakhir telah menghalang skill anak untuk mengembangkan skill sosial, tetapi penelitian telah menemukan bahwa itu tidak sepenuhnya benar.

Dikutip dari Psychology Today, dalam komparasi anak-anak saat ini dan golongan sebelumnya nan tumbuh dewasa sebelum munculnya media sosial, nan didasarkan pada pertimbangan oleh pembimbing dan orang tua, hanya ada sedikit perbedaan nan terdeteksi dalam perkembangan sosial.

Faktanya, generasi muda mendapat skor sedikit lebih tinggi dalam perihal pengendalian diri dan skill interpersonal, mungkin lantaran begitu banyak screen time saat ini pada dasarnya berbudi pekerti interaktif.

Kendati demikian, nan terbaik bagi anak-anak mini adalah berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Ini adalah langkah mereka belajar tentang isyarat non-verbal, kontak mata, bahasa tubuh, dan skill sosial dan komunikasi lainnya.

Tetapi screen time nan terkendali dapat membantu anak mini membangun hubungan dan mempelajari skill juga, terutama ketika anak tidak dapat berinteraksi secara langsung. Dikutip dari Raising Children, misalnya:

  • Platform obrolan video dan konvensi seperti Zoom namalain FaceTime dapat membantu anak tetap terhubung dan membangun hubungan dengan personil family nan tinggal jauh.
  • Gim video namalain aplikasi multi pemain nan sesuai usia dapat membantu anak Anda mengembangkan skill sosial seperti bermain secara bergantian dan bermain sebagai bagian dari tim dengan orang nan mereka kenal di bumi nyata.
  • Waktu bermain berdampingan membangun hubungan orang tua dengan anak. Misalnya, bermain gim namalain menonton aktivitas berdampingan mengubah waktu bermain menjadi waktu keluarga, terutama saat kita membicarakan apa nan sedang dimainkan namalain tonton.

Jadi, sebaiknya orang tua juga menonton namalain bermain saat anak bersosialisasi secara daring. Sehingga screen time tidak membikin langkah sosialisasi anak menjadi jelek di kemudian hari.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027