ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, Jakarta – Regenerasi medis menjadi salah satu topik nan mencuri perhatian di CES 2025. Dalam sebuah obrolan panel nan dipimpin oleh Jason Haider, CEO Xenco Medical, dan Veerle Dhaenens, General Manager Global Therapy Innovations untuk Terumo BCT, para mahir membahas gimana teknologi modern sedang mendorong perubahan besar di bumi medis.
Mereka sepakat bahwa bumi sedang berada pada titik infleksi, di mana kemajuan teknologi seperti kepintaran buatan (AI), simulasi komputer, dan pencetakan 3D telah mencapai tingkat kematangan nan memungkinkan kerjasama lintas bidang.
Haider menyebut momen ini sebagai “momen 1965,” merujuk pada revolusi teknologi nan dimulai dengan Hukum Moore. Sama seperti semikonduktor nan berkembang pesat kala itu, regenerasi medis saat ini berada di periode perubahan besar.
BACA JUGA:
- Canggih, Robot AI Berhasil Lakukan Operasi Setelah Lihat Video!
- Lenovo dan Dementia Hadirkan Avatar untuk Penderita Alzheimer
Teknologi seperti penyuntingan gen, teori pelipatan protein, dan biomaterial membuka kesempatan baru untuk pengobatan nan lebih efektif.
Xenco Medical memimpin penemuan dengan pendekatan uniknya terhadap regenerasi tubuh. Perusahaan ini konsentrasi pada penggunaan biomaterial untuk mengembalikan kondisi tubuh ke keadaan alaminya.
Dengan mengukur jumlah biomaterial nan digunakan, Xenco dapat meminimalkan akibat pengaruh samping seperti pertumbuhan tulang berlebih.
Selain itu, teknologi regenerasi berjenjang mereka dirancang untuk meningkatkan skill tubuh melampaui proses pengobatan alami. Hal ini dilakukan melalui penyediaan implan dengan beragam tingkat kepadatan dan aspek pertumbuhan, nan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Teknologi ini membawa akibat langsung bagi masyarakat, terutama dalam menyediakan perawatan nan lebih terjangkau dan akses medis nan lebih luas. Dengan efisiensi nan ditawarkan oleh simulasi komputer dan AI, biaya perawatan diperkirakan menurun dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
In silico trials, nan merupakan simulasi komputer untuk memprediksi akibat obat namalain penyakit pada tubuh, menjadi komponen krusial dalam masa depan regenerasi medis.
Teknologi ini telah diakui oleh FDA sebagai standar penelitian di masa mendatang, berkah skill AI nan mempercepat pengembangan dan meningkatkan tingkat keberhasilan prosedur medis dari 47% menjadi 92%.
BACA JUGA:
- Dapat Lampu Hijau, Neuralink Mulai Uji Klinis di Kanada
- Implan Chip Neuralink Stabil, Elon Musk Mau Pasien Lebih Banyak
Pandemi COVID-19 juga memainkan peran krusial sebagai katalis dalam mempercepat penemuan medis. Kolaborasi bumi dalam menghadapi pandemi menunjukkan gimana teknologi dapat digunakan untuk mencapai solusi nan lebih sigap dan efektif. Dengan potensi besar nan ditawarkan regenerasi medis, bumi kesehatan berada di periode perubahan besar menuju masa depan nan lebih baik.