Communal Dining Kuliner Indonesia Tengah Ngetren Di New York, Ada Soto Hingga Mi Instan

Belum lama ini viral sebuah konsep communal dining namalain makan tengah dengan menu Indonesia di New York, Amerika Serikat. Konsep ini merupakan format pengalaman makan nan dibuat langsung oleh laki-laki asal Indonesia, Bagus Wicaksono, dengan nama Studio Bumi.

Menu nan dihidangkan adalah 100 persen makanan Indonesia dan bakal berganti setiap satu bulan sekali. Makanan nan disajikan bisa berupa soto Betawi, sate ayam, jajanan pasar, hingga mi instan.

Studi Bumi sendiri didirikan oleh Bagus di akhir tahun 2023. Bisnis ini mendapatkan respons positif dari masyarakat internasional, khususnya generasi Z dan milenial, sehingga tiketnya selalu ludes terjual.

Dengan nilai sekitar Rp1,2 juta, konsumen tidak hanya bisa menikmati makanan unik Indonesia. Mereka juga bakal mendapatkan kesempatan berjumpa dengan orang baru dan memulai komunitas.

Awal mula Bagus membuka Studio Bumi

Mengutip dari akun IG @voaindonesia, Bagus bercerita bisnisnya ini dimulai ketika dia memasak untuk teman-teman internasionalnya. Setelahnya, rupanya teman-teman Bagus membujuk kawan lainnya untuk datang dan mencicipi masakan Indonesia.

"Saya cukup beruntung pertama kali pindah ke AS, ke New York khususnya, saya berkuliah di sini. Dikelilingi banyak teman-teman internasional," katanya.

"Jadi saya mulai dari undang teman-teman saya. Jadi teman-teman internasional duduk bareng awalnya 5-10 orang, duduk bareng. Bulan kedua mereka datang dengan teman-temannya. Bulan berikutnya mereka enggak datang, temannya datang," sambung Bagus.

Tidak hanya itu, Bagus juga hanya memasak di dapur komersial, Bunda. Selain lantaran upaya restoran di New York sangat mahal, dapur komersial juga sudah menanggung seluruh biaya operasional.

"Lebih mudah berbisnis dengan konsep Studio Bumi daripada punya restoran. Bisnis restoran ongkosnya mahal banget di New York," ujarnya.

"Kami hanya masak di dapur komersial sewa nan sudah punya peralatan lengkap. Jadi mereka juga menanggung semua biaya operasional (listrik, peralatan, dan lain-lain)," tambah Bagus.

Kepala Dapur Studio Bumi, Jason Alexander, bercerita dirinya pernah membikin menu ayam taliwang dengan rasa nan pedas. Namun, menu ini justru disukai oleh para tamu.

"Pertama satu kali kami bikin ayam taliwang untuk salah satu communal dining kami, memang pedas banget, tapi rupanya mereka suka. Buat mereka itu jadi pengalaman berbeda," ujarnya.

Lantas, seperti apa pendapat masyarakat New York nan sudah pernah datang ke Studi Bumi? Baca terus ya, Bunda.

Pendapat masyarakat New York tentang Studio Bumi

Ruben O'Sullivan adalah laki-laki asal Irlandia nan tinggal di New York. Ia dan sang kekasih nan merupakan orang Indonesia sangat antusias dengan adanya Studio Bumi lantaran mempunyai konsep nan unik.

"Awalnya lihat iklan di Instagram. Kekasih saya orang Indonesia, kita tidak biasanya temukan makanan Indonesia disajikan dengan konsep ini. Makanya kita wajib cobain banget," ungkapnya.

Selain Ruben, ada pula Jackson Bailey, Bunda. Ia mengaku sangat menyukai masakan Indonesia lantaran ramuan serta rasa manisnya.

"Saya suka sekali dengan bumbunya. Biasanya dominan nuansa rasa manis, saya suka banget manis, jadi saya suka menu ini," paparnya.

Tidak hanya menyukai masakannya, visitor lainnya, Tiffany Onyemobi, juga senang datang ke Studio Bumi lantaran bisa berjumpa dengan orang baru. Ia apalagi sudah berkenalan dengan lebih dari lima orang baru.

"Saya enggak sering lakukan ini. Tapi ini langkah nan baik untuk mulai obrolan dengan orang baru, lantaran saya ke sini enggak kenal siapapun selain Bagus. Sekarang kayaknya saya kenal 5-6 orang baru," tuturnya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa saksikan juga video warkop ala Indonesia di New York berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(mua/som)