ARTICLE AD BOX
Belum lama ini ramai diberitakan ratusan pekerja unjuk rasa di luar gedung Capitol Amerika Serikat pada Rabu (5/2/2025). Hal ini dilakukan sebagai corak protes atas ditutupnya United States Agency for International Development (USAID) namalain Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat.
Protes ini ditujukan langsung kepada Presiden Donald Trump serta penasihat politiknya, Elon Musk. Keduanya memutuskan untuk meminta seluruh tenaga kerja USAID dirumahkan dan menarik kembali personel nan bekerja di luar negeri.
Tidak hanya oleh masyarakat Amerika Serikat, rasa ketidakadilan juga dirasakan oleh beberapa diaspora Indonesia nan tinggal di AS, Bunda.
Cerita diaspora Indonesia soal penutupan USAID
Kartini (bukan nama sebenarnya) merupakan diaspora Indonesia nan menjadi warganegara Amerika Serikat. Melansir dari akun IG @voaindonesia, Kartini disebut telah bekerja di USAID selama tiga tahun.
Usai mendengar buletin penutupan ini, Kartini merasa sangat sedih lantaran kudu meninggalkan tempatnya bekerja. Padahal, dia sangat senang membantu orang.
"Saya sedih sekali lantaran saya senang kerja ini, bantu orang itu senang. Dari dulu sekolah separuh meninggal biar bisa bantu orang," ungkapnya menilik dari akun IG nan sama pada Jumat (7/2/2025).
"Saya waktu itu bekerja sama bisa membantu proyek nan kerja sama dengan Unilever tentang bank sampah di Indonesia," sambungnya.
Selain Kartini, ada pula George nan bekerja sebagai kontraktor di USAID. Ia merupakan diaspora Indonesia nan beranjak ke AS ketika tetap kecil.
George mengungkap argumen orang tua membawanya ke Amerika agar dia bisa mempunyai hidup nan lebih baik. Namun, penutupan USAID membuatnya mengalami perihal serupa.
"Saya anggap saya orang Indonesia-Amerika. Saya beranjak ke AS ketika tetap sangat mini dari negara nan alami banyak kesulitan ekonomi, orang tua saya membawa saya ke AS agar bisa mempunyai kehidupan nan lebih baik," tuturnya.
"Dan 20 tahun kemudian kami alami perihal nan sama seperti nan dialami banyak negara berkembang," tambah George.
Lebih lanjut, George menyebut dia sudah mengusulkan tunjangan pengangguran padahal baru saja lulus kuliah dua tahun nan lalu. Ia pun menyalahkan Donald Trump dan Elon Musk atas apa nan terjadi.
"Saya apalagi sudah ajukan tunjangan pengangguran minggu ini, ini konyol. Saya baru lulus kuliah selama dua tahun dan saya sudah ajukan tunjangan pengangguran. Ini bukan AS nan dijanjikan Trump, justru sebaliknya. Dan ini lantaran Elon Musk," ujarnya.
Pada Senin (3/1/2025), Elon Musk umumkan USAID bakal ditutup dengan persetujuan Presiden Donald Trump. Musk menyebut USAID 'tidak bisa diperbaiki lagi', Bunda.
Setidaknya ada 10 ribu staf USAID di Amerika dan negara lain nan kudu dirumahkan. Padahal, pada tahun 2023 USAID berhasil memberikan biaya support sebesar US$72 miliar namalain setara dengan Rp1,1 kuadriliun ke seluruh dunia.
Lantas, seperti apa pidato Donald Trump tentang USAID ini, Bunda? Baca terus, ya.
Donald Trump dan Elon Musk tutup USAID
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat/Foto: iStock
Donald Trump mengungkapkan bahwa dia tengah mempertimbangkan masa depan USAID nan selama ini telah banyak memberikan support kemanusiaan di luar negeri. Ia juga menyebut USAID dikelola oleh orang-orang gila nan radikal dan menyebut pemerintahannya bakal mengeluarkan orang-orang tersebut dari USAID.
"Ini (USAID) dikelola oleh sekelompok orang gila nan radikal, dan kita bakal mengeluarkan mereka. USAID, dikelola oleh orang gila nan radikal, dan kita bakal mengeluarkan mereka, silam kita bakal mengambil keputusan (mengenai masa depannya)," ucap Trump pada Minggu (2/2/2025) malam.
Trump kemudian menegaskan dukungannya untuk Elon Musk nan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE), dengan mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya merasa Musk telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Ia juga memuji Musk dan menyebut miliarder itu sangat cerdas.
Pada Senin (3/2/2025), Elon Musk mengumumkan bahwa Trump setuju untuk menutup USAID nan sebelumnya telah memberikan support di bagian ekonomi, pembangunan, serta kemanusiaan. CEO Tesla ini apalagi menyebut biaya USAID digunakan untuk meluncurkan 'program mematikan' dan menyebutnya sebagai 'organisasi kriminal'.
Ditulis pada website resminya, USAID.gov, seluruh tenaga kerja USAID bakal ditempatkan libur mulai Jumat (7/2/2025). Cuti administratif ini bertindak secara bumi dengan pengecualian bagi personel tertentu nan bertanggung jawab atas fungsi-fungsi penting, kepemimpinan inti, dan program-program khusus.
Pada pernyataan resminya, USAID mengatakan mereka bakal bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri AS untuk mengatur dan membiayai perjalanan pulang bagi personil nan ditempatkan di luar AS dalam waktu 30 hari.
Pernyataan ini pun diakhiri dengan pesan, "Terima kasih atas pelayanan Anda".
BBC melaporkan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari serangkaian pemangkasan anggaran nan telah diberlakukan Donald Trump sejak kembali menjabat pada bulan lalu.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Jangan lupa intip juga video warkop ala Indonesia di New York City berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(mua/som)
Loading...