Hadis: Ketika Seorang Suami Masuk Islam Dan Memiliki Lebih Dari Empat Istri

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Teks Hadis

Dari Salim, dari bapaknya, beliau berkata,

أن غَيلانَ بنَ سَلَمَةَ أَسْلَمَ وَلَهُ عَشْرُ نِسْوَةٍ، فَأَسْلَمْنَ مَعَهُ، فَأَمَرَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم:  أنْ يَتَخَيّرَ مِنْهُنَّ أَرْبَعًا

“Ghailan bin Salamah masuk Islam dan dia mempunyai sepuluh istri. Maka, mereka semua masuk Islam bersamanya. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkannya, “Pilihlah empat dari mereka.” (HR. Ahmad, 8: 220, 251; Tirmidzi no. 1128; Ibnu Hibban, 9: 463; Al-Hakim, 2: 192. Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Albani)

Kandungan Hadis

Hadis ini menunjukkan bahwa seorang muslim tidak boleh menikahi lebih dari empat wanita. Allah Ta’ala berfirman,

فَانكِحُواْ مَا طَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَاء مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُواْ فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّ تَعُولُواْ

Donasi Website KincaiMedia

“Maka nikahilah wanita-wanita (lain) nan Anda senangi: dua, tiga, namalain empat. Kemudian jika Anda takut tidak bakal bisa bertindak adil, maka (nikahilah) satu orang saja, namalain budak-budak nan Anda miliki. nan demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak melakukan aniaya.” (QS. An-Nisa’: 3)

Huruf “وَ” dalam ayat di atas berfaedah “atau”, maksudnya nikahilah dua, namalain tiga, namalain empat wanita. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala di akhir ayat (yang artinya), “Kemudian jika Anda takut tidak bakal bisa bertindak adil, maka (nikahilah) satu orang saja.”

Imam Bukhari rahimahullah menyebut dalam Shahih-nya dari ‘Ali bin Al-Husain rahimahullah,

يعني: مثنى أو ثلاث أو رباع

“Maksudnya, dua, namalain tiga, namalain empat.” (Fathul Baari, 9: 139. Lihat juga Al-I’tisham karya Asy-Syathibi, 2: 473-475)

Juga terdapat dalil nan lain dari Qais bin Al-Harits, beliau berkata,

أَسْلَمْتُ وَعِنْدِي ثَمَانُ نِسْوَةٍ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْتَرْ مِنْهُنَّ أَرْبَعًا

“Saya masuk Islam, sedangkan saya mempunyai delapan istri. Lantas saya datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya mengungkapkan keadaan tersebut kepada beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pilihlah empat istri dari mereka.” (HR. Abu Dawud no. 2241, dinilai sahih oleh Al-Albani)

Terdapat ijmak (kesepakatan) bahwa seorang laki-laki tidak boleh menikahi lebih dari empat wanita, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir dan selainnya. nan menyelisihi ijmak ini adalah sebagian golongan dari Syi’ah Rafidhah nan membolehkan menikahi lebih dari empat wanita, adalah sampai sembilan wanita, apalagi sebagiannya mengatakan, “Tidak terbatas.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 2: 182)

Pendapat ini adalah pendapat nan batil dan tidak dapat dijadikan sebagai sandaran namalain rujukan. Tidak ada dalil bagi siapa pun, baik dari ayat Al-Qur’an nan mulia maupun dari ucapan namalain perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam nan membolehkan seseorang untuk menikahi lebih dari empat istri, lantaran perihal itu termasuk kekhususan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Buktinya, beliau memerintahkan siapa saja nan masuk Islam dengan mempunyai lebih dari empat istri untuk menceraikan jumlah nan melampaui empat orang. Jika perihal itu bukan merupakan kekhususan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau tidak bakal memerintahkan perihal tersebut.

Apa nan disebutkan oleh Imam Bukhari rahimahullah dapat dinilai sebagai salah satu dalil terbaik dalam membantah kaum Rafidhah, lantaran perihal itu merupakan tafsir dari Ali bin Al-Husain, nan dikenal sebagai Zainul Abidin. Beliau adalah salah satu pemimpin mereka, nan pendapatnya mereka ikuti, dan mereka yakini sebagai orang nan maksum. (Fathul Baari, 9: 139)

Demikianlah pembahasan ini, semoga bermanfaat.

Baca juga: Kadar Mahar Rasulullah kepada Istri-Istrinya

***

@3 Jumadil akhir 1446/ 5 Desember 2024

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel KincaiMedia

Catatan kaki:

Disarikan dari kitab Minhatul ‘Allam fi Syarhi Buluughil Maraam (7: 295-298). Kutipan-kutipan dalam tulisan di atas adalah melalui perantaraan kitab tersebut.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027