Imam Syafii Menjauhi Bahasa Asing Dan Fokus Belajar Bahasa Arab

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Imam Syafii Menjauhi Bahasa Asing Selain Bahasa Arab. Foto: Ilustrasi Kursus Bahasa Arab

KincaiMedia, GAZA -- Semua riwayat menunjukkan bahwa sejak mini Imam Syafii sangat gandrung pada ilmu. Beliau juga ditakdirkan menjadi orang nan sangat mencintai hadits Nabi.

Penjagaan beliau terhadap hadits-hadits Nabi dan hafalannya terhadap Alquran telah menuntunnya menjadi fasih dalam berbicara Arab. Hal itu juga menjauhnya dari bahasa asing dan penularannya nan merusak lisan orang-orang Arab. Ini lantaran mereka telah bercampur dengan orang-orang Ajam (non Arab) di beragam kota dan daerah.

Dalam rangka memfasihkan bahasa Arabnya, Imam Syafii pergi ke pedalaman dna tinggal berdampingan suku Hudzail. Imam Syafii berkata:

"Aku telah keluar dari Makkah silam tinggal berdampingan orang-orang dari suku Hudzail nan ada di pedalaman. Saya mempelajari pembicaraan mereka dan mencontoh karakter mereka. Suku Hudzail adalah salah satu suku Arab nan paling fasih bahasa Arabnya. Saya pergi berdampingan mereka dan tinggal di pemukiman mereka. Setelah kembali ke Makkah, saya pun menjadi orang nan mengerti tentang syair, adab, dan informasi-informasi tentang Arab."

Hafalan dan pengetahuan Imam Syafii tentang syair-syair suku Hudzail tealh mencapai tingkat di mana Imam Al Ashma berkomentar, "Aku mengoreksi syair-syair suku Hudzail kepada seorang pemuda dari Quraisy berjulukan Muhammad bin Idris (Imam Syafii)."

Untuk diketahui, Menurut para sejarawan, mahir nasab, dan master hadis, Imam Syafi'i tetap mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Rasulullah SAW. Secara khusus, Imam Bukhari dan Imam Muslim telah memberi kesaksian mereka.

Ulama legendaris ini berjulukan komplit Muhammad bin Idris bin al-`Abbas bin `Utsman bin Syafi` bin as-Saib bin `Ubayd bin `Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin `Abdu Manaf bin Qushay. Jika diurut, secara nasab sang pemimpin berjumpa dengan nasab Rasulullah SAW dari Abdu Manaf bin Qushay.

Ayahnya Imam Syafi'i berjulukan Idris. Pria itu merupakan seorang miskin nan berasal dari wilayah Tibalah--daerah Tihamah dekat Yaman. Imam Syafi'i lahir pada 150 H/ 767 M. Ada dua pendapat tentang kota kelahiran sang imam. Sebagian sejarawan meyakini Imam Syafi'i lahir di Gaza, Palestina, namun sebagian lain beranggapan dia lahir di Asqalan--sebuah kota tak jauh dari Gaza.

Menurut Ibnu Hajar, Imam Syafi'i lahir di sebuah tempat berjulukan Ghazzah di wilayah Asqalan. Para sejarawan juga mencatat, kelahiran Imam Syafi'i nyaris berbarengan dengan wafatnya seorang ustadz besar Sunni nan berjulukan Imam Abu Hanifah. Keduanya sama-sama ustadz besar nan terkenal dan sangat berjasa bagi pengembangan kepercayaan Allah SWT.

sumber : Syekh Abdul Aziz Asy Syinawi / Biografi Empat Imam Mazhab

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027