ARTICLE AD BOX
Madu telah digunakan sebagai makanan dan obat selama ribuan tahun. Tapi, tahukah Bunda bahwa madu sebaiknya tidak diberikan pada bayi di bawah satu tahun lantaran akibat botulisme?
Madu selama ini dikenal berfaedah untuk perawatan beragam jenis penyakit, seperti diabetes, dan lainnya. Selain itu, madu juga terbukti mempunyai sifat antibakteri dan anti-radang. Namun, penelitian juga menemukan kebenaran bahwa madu merupakan sumber makanan nan dapat terkontaminasi kuman penyebab botulisme.
Botulisme (atau keracunan botulisme) adalah penyakit langka tetapi sangat serius nan ditularkan melalui makanan, kontak dengan tanah nan terkontaminasi, namalain melalui luka terbuka.
Meskipun botulisme jarang terjadi, penyakit ini berpotensi fatal dan memerlukan perhatian medis segera.Tanpa pengobatan dini, botulisme dapat menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bernapas, dan kematian, lho.
Dalam tulisan ini bakal dibahas komplit tentang botulisme, termasuk botulisme nan terjadi pada bayi. Mulai dari apa saja indikasi botulisme pada bayi, penyebabnya hingga langkah mengobati botulisme pada bayi.
Apa itu Botulisme?
Botulisme adalah penyakit langka namun berpotensi fatal nan disebabkan oleh racun nan diproduksi oleh kuman Clostridium botulinum. Penyakit ini menyerang sistem saraf Anda dan dapat menyebabkan kelumpuhan dan kandas napas.
Cara paling umum untuk tertular botulisme adalah dengan mengonsumsi makanan nan terkontaminasi kuman tersebut. Anak juga dapat tertular melalui:
- menghirup spora
- bersentuhan dengan tanah nan terkontaminasi
- melalui luka terbuka
Penyebab Botulisme
Bakteri nan disebut Clostridium botulinum menyebabkan botulisme. Terkadang, kuman Clostridium butyricum namalain Clostridium baratii menyebabkan botulisme. Anak dapat bersenggolan dengan kuman namalain sporanya tanpa jatuh sakit. Namun dalam kondisi tertentu, spora dapat berkembang dan tumbuh.
Cara penularan botulisme dimulai dari kuman dewasa kemudian melepaskan racun. Ketika racun dilepaskan, racun tersebut dengan sigap menyebar ke aliran darah dan menempel pada saraf. Botulisme berkembang ketika saraf tersebut tidak lagi berfungsi.
Jenis-Jenis Botulisme
Ada empat jenis botulisme:
1. Botulisme bawaan makanan (foodborne botulism)
Dikutip dari Mayo Clinic, sumber umum botulisme bawaan makanan adalah makanan rumahan nan dikalengkan namalain diawetkan dengan tidak benar. Makanan ini biasanya berupa buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Makanan lain seperti cabe pedas, kentang panggang nan dibungkus aluminium foil, dan minyak nan dicampur bawang putih, juga dapat menjadi sumber botulisme.
2. Botulisme luka (wound botulism)
Botulisme luka terjadi ketika kuman C. botulinum masuk ke dalam luka, mereka dapat berkembang biak dan menghasilkan racun. Luka tersebut mungkin berupa luka sayatan nan tidak terlihat. Atau luka tersebut mungkin disebabkan oleh cedera traumatis namalain pembedahan.
Botulisme luka telah meningkat dalam beberapa dasawarsa terakhir pada orang nan menyuntikkan heroin, nan dapat mengandung spora bakteri. Faktanya, corak botulisme ini lebih umum terjadi pada orang nan menyuntikkan heroin tar hitam.
3. Botulisme bayi (infant botulism)
Bentuk botulisme nan paling umum ini dimulai setelah spora kuman C. botulinum tumbuh di saluran usus bayi. Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi berumur antara dua bulan dan 8 bulan. Dalam kasus nan jarang terjadi, corak botulisme usus ini juga menyerang orang dewasa.
4. Botulisme iatrogenik (iatrogenic botulism)
Botulisme iatrogenik termasuk kasus langka. Istilah "iatrogenik" berfaedah penyakit nan disebabkan oleh pemeriksaan namalain perawatan medis. Kadang-kadang, botulisme terjadi ketika terlalu banyak toksin botulinum nan disuntikkan untuk argumen kosmetik namalain medis.
Hubungan madu dan Botulisme pada bayi
Apa hubungannya madu dengan botulisme pada bayi? Mengutip laman Poison, spora botulisme dapat ditemukan dalam madu, saat tertelan, spora berkembang menjadi kuman C. botulinum nan membikin dan melepaskan neurotoksin. Anak-anak di bawah usia 12 bulan berisiko terkena botulisme jika bayi diberi madu namalain apa pun nan mengandung madu.
"Spora kuman Clostridium botulinum dapat tumbuh dan berkembang biak di usus bayi Anda. Hal ini menghasilkan racun rawan nan menyebabkan botulisme pada bayi," kata Dan Brennan, MD, dikutip dari WebMD.
Kenapa anak-anak di bawah satu tahun bisa berisiko? Asam lambung, tanaman usus, dan sistem kekebalan tubuh nan matang pada anak-anak nan lebih besar dan orang dewasa memberikan perlindungan dari spora nan berkembang, sistem gastrointestinal bayi belum matang dan dapat memungkinkan spora berkembang dan menghasilkan toksin, Bunda.
Penting untuk dicatat bahwa ada sumber spora botulisme lainnya (tanah adalah salah satu nan umum), jadi madu bukanlah satu-satunya sumber paparan bayi nan mungkin. Namun, tidak memberikan madu dalam corak apa pun kepada bayi adalah langkah nan mudah dan kondusif bagi orang tua untuk membatasi akibat botulisme.
Gejala Botulisme pada bayi
Seperti nan Bunda ketahui, memberikan madu kepada bayi di bawah usia 12 bulan bisa berisiko botulisme pada bayi. Botulisme pada bayi disebabkan oleh paparan spora bakteri. Gejala botulisme pada bayi bisa ringan namalain berat dan dapat meliputi:
- Kelemahan namalain kelesuan secara keseluruhan
- Makan lambat
- Sembelit
- Hilangnya ekspresi wajah
- Refleks muntah berkurang
Diagnosis Botulisme
Jika mengalami ciri-ciri botulisme, segera dapatkan support medis. Diagnosis dan pengobatan awal sangat penting, Bunda. Untuk mendiagnosis botulisme, master bakal melakukan pemeriksaan fisik, mencatat tanda-tanda namalain indikasi keracunan botulisme.
Mereka bakal menanyakan tentang makanan nan dimakan dalam beberapa hari terakhir sebagai kemungkinan sumber racun, dan apakah ada orang lain nan menyantap makanan nan sama. Mereka juga bakal menanyakan tentang luka.
Pada bayi, master juga bakal memeriksa indikasi fisik, dan bakal menanyakan makanan apa saja nan dikonsumsi bayi, seperti madu.
Dokter mungkin juga bakal mengambil sampel darah namalain tinja untuk menganalisis keberadaan racun. Namun, hasil tes ini mungkin memerlukan waktu berhari-hari, jadi sebagian besar master mengandalkan pengamatan klinis terhadap indikasi untuk membikin diagnosis.
Cara Mengobati Botulisme
Botulisme berpotensi fatal dan memerlukan perhatian medis segera. Cara mengobati bayi nan terkena botulisme sama seperti orang dewasa. Jika master menduga anak telah terkontaminasi botulisme namalain keracunan madu, kemungkinan besar mereka bakal meminta tes laboratorium untuk memastikan keberadaan kuman dalam tinja namalain darah.
Botulisme biasanya diobati dengan obat antitoksin botulinum untuk melawan penyakit tersebut. Obat tersebut mencegah botulisme merusak saraf lebih lanjut. Fungsi neuromuskular pada akhirnya bakal pulih setelah toksin dikeluarkan dari tubuh.
Jika gejalanya parah, dapat menyebabkan kandas napas. Jika ini terjadi, ventilasi mekanis mungkin diperlukan, nan dapat melangkah selama beberapa bulan.
Komplikasi Botulisme
Toksin botulinum dapat menyebabkan banyak komplikasi lantaran memengaruhi kontrol otot di seluruh tubuh. Bahaya nan paling langsung adalah pasien tidak bakal dapat bernapas. Tidak dapat bernapas merupakan penyebab umum kematian akibat botulisme. Komplikasi lain nan mungkin memerlukan rehabilitasi dapat meliputi:
- Kesulitan berbicara
- Kesulitan menelan
- Kelemahan nan melangkah lama
- Sesak napas
Cara mencegah Botulisme
Bunda dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah jenis botulisme nan paling umum. Berikut langkah mencegahnya berasas jenis botulismenya:
Cara mencegah botulisme bawaan makanan
- Dinginkan makanan dalam waktu dua jam setelah dimasak. Pendinginan nan tepat mencegah kuman menghasilkan spora.
- Masak makanan hingga matang.
- Hindari wadah makanan nan tampak rusak namalain menggembung. (Ini dapat menjadi tanda-tanda gas nan dihasilkan oleh bakteri.)
- Sterilkan makanan kaleng rumahan dalam panci presto pada suhu 121°C selama 30 menit.
- Buang makanan kaleng nan berbau busuk.
Cara mencegah botulisme pada bayi
- Jangan berikan madu kepada bayi di bawah usia satu tahun.
- Berikan ASI kepada bayi untuk memperlambat timbulnya penyakit jika botulisme berkembang.
Cara mencegah botulisme pada luka
- Tidak menyalahgunakan obat suntik.
- Carilah perawatan medis untuk luka nan menunjukkan tanda-tanda jangkitan termasuk kemerahan, nyeri tekan, pembengkakan namalain nanah.
- Bersihkan luka nan terkontaminasi oleh kotoran dan tanah secara menyeluruh.
Semoga informasinya mengenai botulisme akibat pemberian madu pada bayi dapat membantu ya, Bunda. Hati-hati dalam memberikan makanan pada Si Kecil, terutama pada anak di bawah satu tahun.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)