Ketika Nabi Musa Mengeklaim Diri Paling Pintar

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- Suatu ketika, Nabi Musa mendapat pertanyaan dari seorang umatnya: adakah orang nan lebih pandai selain dirinya? Karena merasa bahwa dirinya adalah seorang utusan Allah di antara kaumnya, maka dia menjawab singkat pertanyaan itu: "Tidak ada."

Ternyata, Allah SWT tidak setuju dengan jawaban Musa. Kemudian, Allah mengutus Jibril untuk bertanya kepada sang nabi, "Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui di mana Allah SWT meletakkan ilmu-Nya?"

Mendengar firman Allah nan dibawa Jibril, Nabi Musa sadar bahwa dia tadi terburu-buru menyampaikan jawaban.

Jibril kembali berbincang kepadanya, "Sesungguhnya Allah mempunyai seorang hamba nan berada di tempat bertemunya dua lautan (majma al-bahrain). Ia lebih berilmu daripada engkau."

Mendengar perkataan itu, Nabi Musa penasaran. Ia mau segera menemui orang berilmu tersebut guna menimba pengetahuan darinya.

Musa pun bertanya kepada Jibril, gimana caranya dia dapat menemui orang nan dimaksud.

Sang malaikat silam menyampaikan firman Allah nan menjawab pertanyaan itu. Nabi Musa diperintahkan untuk pergi dan membawa ikan dalam ember. Ketika kelak hewan itu melompat ke lautan, maka di situlah Musa bakal menemui hamba berilmu nan dimaksud.

Maka pergilah Musa. Saudara Harun AS itu ditemani seorang muridnya, Yusya bin Nun. Pemuda itu dengan setia mengiringi sang nabi.

Sinar mentari kian terik. Keduanya tetap melangkah menuju tempat nan disebut majma al-bahrain meski Nabi Musa sendiri tak mengetahui, di mana letak persisnya.

Saat sedang beristirahat, Yusya terkejut lantaran mendapati bahwa ikan dalam ember nan dibawanya hidup lagi. Padahal, terakhir kali melihatnya, siswa Nabi Musa ini percaya bahwa hewan tersebut dalam keadaan mati.

Bukan hanya itu, entah apa nan menggerakkannya, ikan itu tiba-tiba melompat dan seakan-akan terbang menuju sumber air terdekat. Yusya tak menceritakan peristiwa ini kepada Nabi Musa, nan saat itu sedang tertidur.

Sesudah itu, keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Tibalah saatnya Nabi Musa menyuruh muridnya itu untuk menyajikan makan siang. "Mana ikan nan engkau bawa dalam ember? Mari kita masak ikan itu untuk dimakan," katanya.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027