Keutamaan Bulan Sya'ban

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- Syaban telah tiba. Nama bulan di antara Rajab dan Ramadhan itu secara harfiah berfaedah ‘berpencar-pencar.’ Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari, bulan tersebut dinamakan Sya’ban lantaran orang-orang Arab pada era dulu berpisah-pisah ke mana-mana untuk mencari air namalain di dalam gua setelah lepas bulan Rajab al-Haram.

Masyarakat sering kali menganggap remeh Syaban. Rasulullah SAW bersabda, “Itu adalah bulan nan banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan.” Padahal, berasas sabda nan sama, jelas sekali keistimewaan Syaban.

Itulah masa introspeksi sesudah lewatnya Rajab, nan merupakan salah satu dari empat bulan haram. Selama Syaban pula, umat Islam dapat lebih mempersiapkan diri menjelang datangnya bulan puasa.

Tarhib Ramadhan

Syaban adalah momen untuk menyongsong Ramadhan. Tarhib itu sudah dibiasakan oleh berilmu ustadz sejak dahulu. Para salafush shalih sering bermohon sejak dua bulan sebelum bulan puasa, “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan pertemukanlah kami dengan Ramadhan.”

Imam Abu Bakr al-Balkhi menasihati muridnya, “Rajab adalah bulan menanam. Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Ramadhan adalah bulan memanen tanaman.” Maksudnya, sejak dua bulan menjelang bulan puasa kaum Muslimin hendaknya bersiap-siap. Dengan begitu, mereka sudah terbiasa untuk mengoptimalkan amalan-amalan ketika memasuki bulan suci.

Puasa sunah

Salah satu langkah pembiasaan diri itu adalah memperbanyak ibadah sunah. Rasulullah SAW dalam 30 hari sebelum Ramadhan pun giat berpuasa sunah. Hal itu berasas kesaksian ummul mu`minin, Ummu Salamah, “Saya tidak pernah memandang Nabi SAW berpuasa dua bulan berturut-turut selain (pada) bulan Syaban dan Ramadhan” (HR an-Nasai).

Dalam sebuah hadis, Rasul SAW berfirman “Syaban merupakan bulan amal-amal diangkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya suka jika amalanku diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa” (HR an-Nasai). Dalam kondisi saum, seseorang bakal lebih bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dengan demikian, dia bakal condong pada kebaikan, alih-alih keburukan.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027