ARTICLE AD BOX
Umat Muslim mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa, 11 Juni 2024.
KincaiMedia, JAKARTA -- Urwah bin Zubair merupakan seorang ustadz dari generasi tabiin. Sejak tetap belia, dia sudah menunjukkan tanda-tanda kecermelangan dalam menuntut ilmu-ilmu agama.
Saat tetap remaja, dia berkawan dengan banyak orang dari beragam latar. Di antara kawan-kawan dekatnya adalah Abdullah bin Zubair, Mush’ab bin Zubair, dan Abdul Malik bin Marwan.
Pada suatu ketika, mereka menunaikan haji bersama-sama. Seluruh proses ibadah haji mereka lakukan dengan baik dan hati nan lapang.
Usai tuntas mengerjakan seluruh rangkaian haji, keempatnya duduk melingkar di dekat Rukun Yamani. Sambil bersantai, mereka menyaksikan orang-orang berakidah di dalam Masjidil Haram.
Kemudian, Abdullah bin Zubair membuka obrolan. Ia mengungkapkan kepada ketiga kawannya ini tentang kenikmatan berzikir. Lantas, penuturannya ditimpali Mush'ab nan mengusulkan agar masing-masing mereka mengungkapkan, apa saja angan nan dipanjatkan saat bermohon di dekat Ka’bah.
Abdullah mengawalinya dengan berkata, “Ketika saya bermunajat setelah tawaf tadi, saya berambisi kiranya Allah menjadikanku penguasa atas seluruh Hijaz.”
“Kalau aku," ujar Mush'ab menimpali Abdullah, "keinginanku adalah menjadi penguasa wilayah Irak. Semoga tidak ada nan merongrong kekuasaanku kelak.”
Kemudian, Abdul Malik bin Marwan menyampaikan isi munajatnya. “Bila kalian berdua sudah merasa cukup dengan itu, saya tidak bakal puas sebelum bisa menguasai seluruh dunia. Aku bermohon semoga diriku menjadi khalifah sesudah Mu’awiyah bin Abi Sufyan,” ujar Abdul Malik, nan merupakan seorang keturunan Bani Umayyah.
Sementara itu, Urwah tampak tetap enak-enak menyaksikan orang-orang tawaf mengelilingi Ka'bah. Melihatnya, ketiga kawannya silam memanggil namanya dan bertanya kepadanya.
“Wahai Urwah, gimana dengan keadaanmu? Apa cita-citamu kelak nan engkau sisipkan dalam doamu?” tanya Abdul Malik.