Makna Dan Manfaat Menundukkan Pandangan (bag. 2)

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Pada tulisan sebelumnya, telah dibahas makna dari menundukkan pandangan. Selanjutnya, kita bakal membahas tentang kegunaan menundukkan pandangan.

Manfaat menundukkan pandangan

Para ustadz telah menyebut beragam kegunaan dari menundukkan pandangan. Beberapa di antaranya disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah di dalam kitab Al-Jawab Al-Kafi nan disarikan sebagai berikut:

Merupakan ketaatan atas perintah Allah, nan bakal mengantarkan kebahagiaan kepada manusia di bumi dan alambaka kelak

Tidak ada nan lebih berfaedah bagi seseorang di bumi ini dan di alambaka selain dengan menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan mereka nan berbahagia di bumi ini dan di akhirat, hanya dapat meraih kebahagiaan itu dengan memenuhi perintah Allah. Dan mereka nan celaka di bumi dan di alambaka adalah orang-orang nan tidak menghiraukan perintah Allah.

Menjaga manusia dari panah berbisa (dari iblis), nan dapat mengantarkan ke kehancuran, menuju hatinya

Sebagaimana nan disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

النَّظْرَةُ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ مَسْمُومَةٌ فَمَنْ تَرَكَهَا مِنْ خَوْفِ اللَّهِ أَثَابَهُ جَلَّ وَعَزَّ إِيمَانًا يَجِدُ حَلَاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ

Donasi Website KincaiMedia

“Memandang wanita adalah panah berbisa dari beragam macam panah iblis. Barangsiapa nan meninggalkannya lantaran takut kepada Allah, maka Allah bakal memberi jawaban ketaatan kepadanya nan terasa manis baginya.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 7875)

Membuat hati nan terdedikasikan dan konsentrasi kepada Allah

Membiarkan pandangan diumbar dapat mengganggu hati dan membuatnya jauh dari Allah. Tidak ada perihal nan lebih membahayakan seseorang daripada mengumbar pandangan, lantaran perihal ini menimbulkan kesenjangan antara seorang hamba dengan Allah.

Menguatkan hati dan membawa kedamaian, sebagaimana mengumbar pandangan melemahkan hati dan membuatnya sedih

Membawa sinar ke dalam hati, sebagaimana mengumbar pandangan membawa kegelapan

Allah menyebut ayat tetang sinar tepat setelah perintah menundukkan pandangan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ

“Katakanlah kepada orang laki-laki nan beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; nan demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa nan mereka perbuat.’” (QS. An-Nur: 30)

Kemudian setelah ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

“Allah (Pemberi) sinar (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan sinar Allah, adalah seperti sebuah lubang nan tak tembus, nan di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, nan dinyalakan dengan minyak dari pohon nan berkah, (yaitu) pohon oliva nan tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), nan minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas sinar (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa nan Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nur: 35)

Yakni, seperti cahaya-Nya nan ada di dalam hati hamba-Nya nan beriman, nan menaati perintah-perintah Allah dan menjahui larangan-larangan Allah. Jika hati terang, maka keberkahan bakal datang kepadanya dari segala penjuru. Tetapi jika hati gelap, malapetaka dan keburukan bakal datang dari beragam tempat. Segala bid’ah, kesesatan, mengikuti hawa nafsu, meninggalkan petunjuk nan benar, menjauhi jalan menuju kebahagiaan serta hanya mengikuti jalan nan membawa kepada kebinasaan, maka semua itu bakal terlihat dari sinar nan ada di dalam hati. Jika sinar itu hilang, maka dia bakal seperti orang buta nan tersandung-sandung dalam kegelapan.

Membuat pandangan nan dapat membedakan antara kebenaran dan kepalsuan, kejujuran dan kebohongan

Allah mengganjar hamba-Nya atas kebaikan kebaikan nan mereka lakukan dengan sesuatu nan serupa, dan seumpama dia meninggalkan sesuatu lantaran Allah, Allah bakal menggantinya dengan sesuatu nan lebih baik. Maka seumpama dia menundukkan pandangannya dari hal-hal nan dilarang Allah, Allah bakal menggantinya dengan pencahayaan. Allah bakal membukakakan baginya pintu-pintu ilmu, iman, dan pandangan nan betul nan hanya didapatkan melalui sinar di hatinya. Kebalikannya adalah kebutaan nan Allah tetapkan pada kaum Nabi Luth ‘alaihissalam. Allah Ta’ala berfirman,

لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِى سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ

“Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan).” (QS. Al-Hijr: 72)

Membuat hati teguh, berani, dan kuat

Allah bakal memberinya wawasan, kekuatan. Sebagaimana nan disebutkan dalam hadis, “Barangsiapa nan melawan hawa nafsunya, maka setan bakal lari dari bayangannya.”

Sebaliknya, orang nan mengikuti hawa nafsunya bakal merasakan kehinaan, tidak berharga, dan rendah diri. Itulah jawaban nan sudah Allah tetapkan bagi orang-orang nan melanggar-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menghubungkan antara kekuatan dengan berilmu kepada-Nya, dan kehinaan dengan tidak tunduk kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلِلَّهِ ٱلْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS. Al-Munafiqun: 8)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Janganlah Anda bersikap lemah, dan janganlah (pula) Anda bersungkawa hati, padahal kamulah orang-orang nan paling tinggi (derajatnya), jika Anda orang-orang nan beriman.” (QS. Ali Imran: 139)

Maka, peralatan siapa nan menginginkan kekuatan, hendaklah dia mencarinya dengan menaati perintah Allah dan mengingat Allah, dengan berbincang nan baik dan melakukan kebaikan kebaikan. Seperti nukilan dari angan Qunut,

وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ

“Sesungguhnya tidak bakal terhina orang nan Engkau jadikan wali-Mu. Tidak bakal mulia orang nan menjadi musuh-Mu.” (HR. Nasa’i no. 1746, Abu Dawud no. 1425, Turmudzi no. 464, dan disahihkan Al-Albani. Syuaib Al-Arnauth menilai angan ini sanadnya sahih)

Barangsiapa nan menaati Allah, maka dia adalah sahabat-Nya sebagaimana dia menaati-Nya, dan dia bakal memperoleh support dan kemuliaan dari-Nya nan sepadan dengan ketaatannya kepada-Nya. Barangsiapa nan tidak menaati-Nya, maka dia adalah musuh-Nya sebagaimana dia tidak menaati-Nya, dan dia bakal memperoleh kehinaan dari-Nya nan sepadan dengan kemaksiatan kepada-Nya.

Mencegah setan untuk masuk ke dalam hatinya

Karena setan bisa masuk melalui pandangan dan merasuk ke hati lebih sigap dari angin nan berdesir ke dalam ruang kosong. Dan setan dapat menunjukkan kepadanya gambaran nan dia lihat dan membuatnya lebih menarik, seperti berhala nan membikin hatinya terpikat. Kemudian setan memberikan dorongan dan angan kepadanya, mengobarkan api nafsu dalam hatinya, dan menambahkan bahan bakar dosa nan tidak mungkin sampai ke hatinya tanpa memandang gambaran itu. Hatinya bakal terbakar dan dikelilingi api di semua sisinya, nan mengakibatkan kegilaan dan frustrasi, dan dia berada di tengah-tengahnya seperti seekor domba di dalam tungku. Maka jawaban bagi mereka nan hawa nafsunya dipicu dengan memandang nan dilarang Allah adalah di alam Barzakh, mereka bakal ditempatkan di dalam tungku api.

Mengalihkan perhatian seseorang dari memikirkan angan-angannya

Karena seumpama dia disibukkan dengan angan-angannya, urusannya menjadi terabaikan dan dia bakal mengikuti hawa nafsunya, melupakan Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا

“Dan janganlah kedua matamu beranjak dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan bumi ini; dan janganlah Anda mengikuti orang nan hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28)

Terdapat hubungan antara mata dan hati, nan berfaedah keduanya memberikan akibat bagi satu sama lain

Jika salah satunya menjadi baik, maka lainnya menjadi baik juga. Dan jika salah satunya menjadi buruk, maka lainnya menjadi jelek juga. Jika hati rusak, maka pandangan bakal menjadi rusak, sama halnya jika nan satu sehat maka nan lain juga bakal sehat.

Wallahu ta’ala a’lam.

[Selesai]

Kembali ke bagian 1

***

Penulis: Lisa Almira

Artikel KincaiMedia

Catatan kaki:

Artikel ini diterjemahkan dan diringkas dari tulisan tanya-jawab IslamQA dengan judul, “Meaning of Lowering the Gaze”; oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid nan dapat diakses di:

https://islamqa.info/en/answers/85622/meaning-of-lowering-the-gaze

Referensi lainnya:

Al-Quran beserta makna dan tafsirnya nan diakses di https://tafsirweb.com/

M. Saifudin Hakim, 2015, “Menundukkan Pandangan Mata”, dapat diakses di:

https://muslim.or.id/26590-menundukkan-pandangan-mata-ghadhul-bashar.html

Ammi Nur Baits, 2013, “Doa Qunut dan Maknanya”, diakses dari https://konsultasisyariah.com/18280-doa-qunut-beserta-arti-dan-maknanya.html

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027