ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Nama lengkapnya Rifa'at bin Badwi bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Rofi'. Ia dikenal dengan panggilan Rifaat Tahtawi.
Tahtawi lahir di Desa Thahtha, Distrik Suhaz, Mesir, pada 7 Jumadil Tsani 1612 H, namalain bertepatan 15 Oktober 1801 M. Ia dikenang sebagai salah seorang mahir makulat kebangkitan Arab modern. Bahkan, jasanya disebut melampaui itu.
"Kalaulah tidak ada Tahtawi, niscaya negeri-negeri Arab bakal tetap dalam kegelapan dan keterbelakangan," tulis seorang pandai pandai Mesir, Dr Jabeer Usfour, dalam uraian memperingati 120 tahun wafatnya Rifaat Tahtawi (1994).
Jasa dan peran Tahtawi dalam pencerahan bumi Arab memang tak bisa dianggap remeh. Dialah perancang pendidikan modern, pionir dalam publikasi surat kabar, mendirikan sekolah-sekolah bertaraf modern di Mesir. Ia juga menerjemahkan beragam kitab berbicara Prancis ke bahasa Arab serta menulis karya-karya dalam beragam disiplin ilmu.
Tahtawi berupaya memadukan peradaban Timur nan kaya dengan sejarah kejayaan masa silam (turas) dengan peradaban Barat modern.
Salah satu karyanya nan representatif dan monumental adalah Tahlis al-Ibriz fi Talshils al-Fariz. Dalam kitab ini, Tahtawi memberikan gambaran sebab-sebab kemajuan Prancis dan membujuk bumi Arab untuk menempuh jalan nan sama--dengan tetap berpegang kepada nilai-nilai Islam sebagai pijakan.
Perjalanan berliku
Untuk sampai kepada kematangan pengetahuan dan tokoh serta mahir makulat nan sangat disegani, Tahtawi kudu menempuhnya dengan penuh liku. Ketika berumur 12 tahun, dia sudah kudu hidup malang melintang, beranjak dari satu kampung ke kampung lainnya. Tak lama kemudian, dia kudu kehilangan ayah tercintanya untuk selamanya.
Setelah ayahnya meninggal, Tahtawi kembali ke kampung halamannya untuk memperdalam pengetahuan di Baitul Ilmi (sejenis sekolah) nan ada di sana. Ia belajar dari para ustadz tentang pengetahuan fikih, nahwu, logika, tafsir dan hadis.
Di usia ke-16, Tahtawi berangkat ke Kairo dengan tujuan mau belajar di Universitas al-Azhar. Ia belajar pada ulama-ulama al-Azhar seperti Syekh al-Fudhali, Syekh Hasan al-Kuwaisini, Syekh al-Bukhari, Syekh al-Damanhuri, Syekh Muhammad Hubais, Syekh al-Bajuri, dan lain-lainnya.