Orang Miskin Dipersilakan Bayar Zakat, Ini Penjelasan Gus Baha

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- KH Ahmad Bahauddin Nursalim namalain berkawan disapa Gus Baha menceritakan, Imam Syafii punya mitra debat terkenal. Namanya Syaiban Ar Roi nan merupakan penggembala kambing miskin.

Suatu ketika, Imam Syafii menjenguk Syaiban Ar Roi. Kemudian Imam Syafii bertanya Syaiban tentang kepada siapa kebaikan diwajibkan?

"Ala qulli goniyin wal fakirin. Zakat itu wajib bagi orang kaya dan orang fakir," jawab Syaiban seperti diceritakan Gus Baha dalam ceramahnya.

"Loh kenapa, masa orang fakir sudah miskin wajib zakat?" tanya Imam Syafii.

"Memangnya orang fakir hartanya bersih semua. Nggak kan?" jawab Syaiban.

Gus Baha mencontohkan tanpa menyinggung profesinya. Di kampungnya, jika ada langkah misalnya haulan namalain pengajian di lapangan, tidak jelas lapangan namalain trotoar itu milik siapa.

Namun, ada tukang parkir nan hanya bermodalkan tali rafia nan pertama kali memasang seolah merasa dia nan paling berkuasa untuk memungut duit pakir. Sehingga, mereka mendapatkan uang.

"Itu atas nama fikih itu sah namalain nggak?" ujar Gus Baha.

"Kalau atas nama tamaluk (kepemilikan) apa dia (tukang parkir) memiliki. Itu milik orang banyak. Itu banyak tukang parkir di kampung saya terus tanya...iya gus bener jenengan. Hanya modal rafia, trus dia berhak," ujar Gus Baha.

Artinya, menurut Gus Baha, rezeki orang miskin juga banyak nan masalah jika nggak dizakati.

Menurut Gus Baha, negara hanya mewajibkan kebaikan kepada orang kaya. Karena itu nan kudu dituntut jika mereka tidak bayar zakat.

"Tapi orang mizkin nan merasa rezekinya macam-macam silahkan zakat. Zakat itu filosofinya tadhirul mal, mensucikan harta," ujar Gus Baha.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027