ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Shalat sebagai tiang agama, penyangga gedung megah lagi perkasa. Ia sebagai sinar terang keyakinan, obat pelipur ragam penyakit di dalam dada dan pengendali segala problem nan membelenggu langkah-langkah kehidupan manusia. Oleh lantaran itu, shalat dapat mencegah perilaku bandel dan munkar (QS al-Ankabut, 19:45).
Ibadah shalat nan diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam adalah gedung megah bagus nan mempunyai sejuta ruang nan menampung semua inspirasi dan aspirasi serta ekspresi positif seseorang untuk berperilaku baik, lantaran perbuatan dan perkataan nan terkandung dalam shalat banyak mengandung hikmah, nan di antaranya menuntut kepada orang nan shalat (mushalli) untuk meninggalkan perbuatan bandel dan mungkar.
Sayangnya shalat sering dipandang hanya dalam corak umum ritual, mulai dari takbir, rukuk, sujud, dan salam. Sebuah kombinasi aktivitas corak nan mengenai dengan tatanan fikih, tanpa ada kemauan nan mendalam namalain kemauan untuk memahami prinsip nan terkandung di dalam simbol-simbol shalat.
Berikut ini adalah pesan moral nan terkandung dalam proses menjalankan ibadah shalat. Pertama, latihan kedisiplinan. Waktu penyelenggaraan shalat sudah ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti, memajukan ataupun mengundurkan waktu pelaksanaannya, nan bakal mengakibatkan batalnya shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus menghargai waktu.
Kedua, latihan kebersihan, sebelum shalat, seseorang disyaratkan untuk menyucikan dirinya terlebih dahulu, adalah dengan berwudhu namalain bertayamum.
Hal ini me ngandung pengertian, shalat hanya boleh dikerjakan oleh orang nan suci dari segala corak najis dan kotoran sehingga kita diharapkan selalu bertindak bersih dan suci. Kebersihan nan dituntut bukanlah secara corak semata, tetapi meliputi aspek nonfisik. Orang nan terbiasa melakukan shalat bakal bersih secara lahir ataupun batin.
Ketiga, latihan konsentrasi. Shalat melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara berbarengan dalam rangka menghadap ilahi. Ketika lisan mengucapkan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas sebagai lambang memuliakan dan membesarkan, berbarengan dengan itu pula di dalam pikiran diniatkan bakal shalat.
Keempat, latihan sugesti kebaikan. Bacaan-bacaan di dalam shalat adalah kata-kata baik nan banyak mengandung pujian sekaligus angan kepada Allah. Memuji Allah artinya mengakui kelemahan kita sebagai manusia, sehingga melatih kita untuk senantiasa menjadi orang nan rendah hati dan tidak sombong.
Kelima, latihan kebersamaan. Dalam mengerjakan sha lat sangat disarankan untuk melakukannya secara berjamaah. Shalat Jamaah lebih utama 27 kali dibandingkan shalat sendiri (HR Bukhari dan Muslim).
sumber : Hikmah Republika oleh Ahmad Agus Fitriawan