ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pekerja nan sedang sakit mungkin memerlukan waktu rehat untuk pulih sepenuhnya. Namun, perihal ini tidak bertindak bagi beberapa orang nan justru malah memaksakan diri untuk bekerja.
Meskipun pilihan mereka mungkin terlihat seperti tanda tenaga kerja teladan, sebenarnya itu lebih banyak merugikan daripada menguntungkan bagi upaya namalain perusahaan.
Fenomena ini dikenal sebagai presenteeism. Ini adalah kondisi ketika pekerja kurang produktif dari biasanya lantaran gangguan, seperti sakit, stres, namalain masalah pribadi.
Penyebab seseorang melakukan presenteeism
Dilansir dari laman Investopedia, meskipun presenteeism susah diukur, survei terhadap pekerja telah menunjukkan kenapa perihal ini sangat umum terjadi.
Budaya tempat kerja memainkan peran besar lantaran banyak pekerja takut kehilangan pekerjaan namalain kesempatan untuk kemajuan pekerjaan jika mereka mengambil izin namalain libur saat mereka tetap bisa bekerja.
Selain dedikasinya nan dipertanyakan, banyak pekerja menemukan bahwa pekerjaan tidak dapat dengan mudah dipindahkan namalain dilimpahkan tanpa beberapa akibat dalam perihal kualitas dan waktu penyelesaian, selain akibat negatif pada hubungan rekan kerja.
Beberapa tempat kerja juga mempunyai halangan struktural nan mendorong kehadiran pekerja, seperti kurangnya libur sakit berbayar. Orang tua khususnya condong menggunakan libur sakit hanya jika betul-betul membutuhkannya ketika anak-anak mereka sakit.
5 Dampak presenteeism bagi kesehatan
Jika tidak segera diatasi dengan baik, presenteeism dapat mengakibatkan beberapa akibat bagi kesehatan. Berikut di antaranya:
1. Meningkatkan akibat kelelahan
Dilansir dari laman indeed, kelelahan kerja ditandai dengan tingginya tingkat stres nan berangkaian dengan pekerjaan seseorang. Mereka mungkin bakal merasa kelelahan lantaran kondisinya nan kurang fit dan adanya beban kerja.
2. Sakit tak kunjung sembuh
Ada pula kemungkinan bahwa seorang pekerja dapat memperpanjang penyakit namalain kondisinya tak kunjung membaik. Hal ini membikin dia memperpanjang periode waktu hilangnya produktivitas.
Jika ada pekerja nan sakit tetap masuk kerja, ada kemungkinan penyakit tersebut bakal menular ke rekan kerja, sehingga menyebabkan peningkatan pekerja nan izin lantaran sakit.
4. Meningkatkan stres
Pekerja nan sedang berjuang dan stres lebih rentan melakukan kesalahan nan dapat merugikan perusahaan, Bunda.
Penyakit terbukti menurunkan produktivitas dan efisiensi pekerja lantaran mereka tidak dapat bekerja dengan skill terbaiknya.
Cara mencegah presenteeism di lingkungan kerja
Ada banyak perihal nan dapat dilakukan untuk mencegahnya. Pertimbangkan beberapa langkah berikut untuk mencegah presenteeism di tempat kerja:
1. Tetapkan standar nan realistis
Presenteeism sering terjadi lantaran pekerja percaya bahwa mereka bakal menghadapi akibat negatif jika izin sakit.
Salah satu langkah untuk melawan persepsi ini adalah menetapkan standar produktivitas nan realistis alih-alih mengevaluasi skill berasas berapa banyak waktu nan dihabiskan.
2. Memberikan waktu nan cukup untuk izin sakit
Dengan memberikan waktu nan cukup untuk izin sakit, pekerja dapat memanfaatkan waktu nan mereka butuhkan untuk pulih sepenuhnya dari sakit namalain cedera nan dialami.
Atasan dapat memberi tahu para pekerja bahwa kesejahteraan mereka penting. Beri tahu juga bahwa krusial untuk beristirahat dan memulihkan diri sebelum kembali bekerja.
3. Dorong pekerja untuk mengambil liburan
Penting untuk mendorong pekerja memanfaatkan waktu rehat mereka, tidak peduli gimana mereka menggunakannya.
Liburan membantu pekerja mengisi ulang daya dan kembali bekerja dengan siap untuk menjadi produktif. Mengambil waktu rehat juga dapat mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur, membikin pekerja lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih produktif.
4. Izinkan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan nanti
Jika seorang pekerja kudu pulang lebih awal lantaran merasa tidak lezat badan, pertimbangkan untuk memberi mereka pilihan untuk datang lebih awal namalain pulang lebih lambat di hari berikutnya untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Dengan menawarkan rencana waktu rehat nan fleksibel, pemimpin dapat meningkatkan kepuasan kerja dan membantu pekerja pulih lebih cepat.
5. Pertimbangkan untuk menyediakan cakupan kesehatan penuh
Carilah asuransi kesehatan pekerja nan mencakup beragam kebutuhan kesehatan. Hal ini memudahkan para pekerja untuk mengakses perawatan pencegahan dan mengatasi masalah kesehatan ringan sebelum berubah menjadi masalah kronis.
Nah, itulah beberapa perihal dapat Bunda ketahui mengenai istilah presenteeism di tempat kerja. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)